NovelToon NovelToon
Hari Kiamat : Hanya Kita Berdua

Hari Kiamat : Hanya Kita Berdua

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Zombie / Epik Petualangan / Hari Kiamat
Popularitas:65.7k
Nilai: 5
Nama Author: Desau

"Meski kau adalah satu-satunya lelaki di dunia ini, aku tetap tidak akan mau denganmu!" Britney menolak tegas cowok yang menyatakan cinta padanya.

Tapi bagaimana kalau di hari Britney mengatakan itu, terjadi invasi virus zombie? Seketika satu per satu manusia berubah menjadi zombie. Keadaan Zayden High School jadi kacau balau. Pertumpahan darah terjadi dimana-mana.

Untungnya Britney mampu bertahan hidup dengan bersembunyi. Setelah keadaan aman, dia mulai mencari teman. Dari semua orang, satu-satunya orang yang berhasil ditemukan Britney hanyalah Clay. Lelaki yang sudah dirinya tolak cintanya.

Bagaimana perjalanan survival Britney dan Clay di hari kiamat? Apakah ada orang lain yang masih hidup selain mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desau, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

chapter ²¹ - everything gonna be ok

Clay masih berlutut di lantai, memegangi lengan Britney yang kini tampak mulai membengkak. Luka gigitannya terlihat parah. Keringat bercucuran di wajah Clay, bukan hanya karena kelelahan, tapi juga karena panik yang tak bisa ia sembunyikan.

“Clay…” suara Britney terdengar lirih. Napasnya mulai berat. “Rasanya panas sekali. Tanganku seperti terbakar.”

Clay menatapnya, matanya penuh ketakutan. “Kau hanya syok. Tubuhmu bereaksi karena rasa sakit, bukan karena virus itu,” katanya cepat, mencoba meyakinkan.

Namun kata-kata Clay terdengar seperti kebohongan yang bahkan dirinya sendiri tak percaya. Ia tahu betul apa yang terjadi pada orang yang tergigit zombie. Ia sudah melihatnya berkali-kali. Semua korban berakhir sama, mati dengan mengenaskan, lalu bangkit sebagai monster.

Britney menggigit bibirnya, menahan perih. “Clay… tolong jangan berbohong. Aku tahu apa yang akan terjadi. Kita sudah melihatnya,” katanya sambil tersenyum getir.

Clay menggeleng keras. “Tidak! Aku tidak akan biarkan itu terjadi padamu.” Ia menatap luka itu lagi, mencoba mencari sesuatu yang bisa dilakukan. “Mungkin kita bisa hentikan penyebarannya. Mungkin kalau aku bersihkan lukanya lebih dalam--”

Britney menarik tangannya. “Sudahlah, Clay. Jangan buat dirimu berharap untuk sesuatu yang mustahil.”

Suasana toko pakaian itu berubah sunyi. Hanya ada suara angin yang menggesek papan nama toko di luar, menimbulkan bunyi berdecit. Bau darah dan busuk dari mayat zombie bercampur dengan aroma debu yang memenuhi udara.

Britney berusaha berdiri, tapi tubuhnya langsung goyah. Clay dengan sigap menangkapnya. Tubuh gadis itu terasa panas luar biasa, seperti bara yang menyala di bawah kulit.

“Kita harus keluar dari sini,” gumam Clay. Ia menatap sekeliling, lalu memapah Britney menuju mobil. “Kita cari tempat aman. Aku tidak akan biarkan kau mati di tempat seperti ini.”

Perjalanan kali ini terasa jauh lebih berat daripada sebelumnya. Clay memegang kemudi dengan satu tangan, sementara tangan lainnya terus menggenggam tangan Britney yang bersandar lemah di kursi penumpang. Napas Britney cepat dan tersengal, keringat mengalir deras dari dahinya.

“Clay… aku merasa aneh,” katanya pelan, suaranya nyaris seperti bisikan. “Kepalaku berat, tubuhku menggigil. Aku takut…”

Clay menatapnya sesaat. “Tenang, aku di sini. Kau akan baik-baik saja,” ucapnya pelan tapi tegas.

Britney tersenyum lemah. “Kau tahu… dulu aku selalu berpikir kalau mati akan jadi hal yang menakutkan. Tapi sekarang… aku hanya takut kalau aku berubah menjadi salah satu dari mereka.” Ia memalingkan wajah ke jendela, menatap jalanan kosong yang berlalu di luar. “Aku tidak mau melukaimu.”

Clay mencengkeram setir lebih erat. “Kau tidak akan melukaiku. Aku janji.”

“Aku serius, Clay.” Britney menoleh padanya, matanya berkaca-kaca. “Kalau nanti aku berubah… tolong bunuh aku.”

Clay langsung membanting rem. Mobil berhenti mendadak di tengah jalan yang sepi. Ia memutar tubuhnya ke arah Britney. “Berhenti bicara seperti itu!” suaranya meninggi, parau karena emosi yang ditahan. “Kau tidak akan mati, Britney. Aku tidak akan membunuhmu! Titik!”

Britney menatapnya dalam diam. Air matanya mulai jatuh. “Clay… aku tidak ingin jadi monster. Aku tidak mau kehilangan diriku.”

Clay memalingkan wajah, menggertakkan gigi. Dadanya sesak. “Cukup! Aku tidak mau dengar lagi!”

Clay kembali menyalakan mesin mobil, matanya lurus ke depan. Britney hanya bisa menatap wajah Clay, tegas, tapi di baliknya ada ketakutan yang besar. Ia tahu Clay menyangkal kenyataan, tapi di sisi lain, ia juga tahu itu bentuk cintanya.

Mereka akhirnya berhenti di sebuah bangunan bekas kantor kecil yang tampak kosong. Dindingnya sudah mulai retak, tapi masih cukup kokoh untuk berlindung sementara. Clay membantu Britney turun dari mobil, lalu menuntunnya masuk ke dalam.

Begitu sampai di dalam, Clay menurunkannya di atas sofa yang sudah berdebu. Ia segera menutup semua jendela dengan papan dan kain, lalu memeriksa setiap sudut ruangan untuk memastikan tak ada zombie yang bersembunyi. Setelah yakin aman, ia kembali ke sisi Britney.

Tubuh Britney gemetar. Wajahnya pucat pasi, bibirnya kering. Matanya mulai tampak sayu, tapi ia masih berusaha tersenyum. “Clay… kau tidak harus melakukan semua ini. Kau bisa tinggalkan aku di sini. Aku sudah tak punya banyak waktu.”

Clay menatapnya tajam. “Jangan bicara bodoh! Aku tidak akan meninggalkanmu!”

Ia mengambil air dari botol dan mengelap wajah Britney dengan kain basah. Lalu ia memeriksa luka gigitan itu. Kulit di sekitar luka sudah mulai berubah warna jadi keunguan.

“Clay…” panggil Britney lagi, suaranya nyaris serak. “Kenapa kau begitu keras kepala?”

“Karena aku tidak mau kehilanganmu...” jawab Clay lirih. “Kau satu-satunya alasan aku masih bertahan.”

Britney terdiam. Air matanya mengalir lagi. Ia ingin menjawab, tapi tubuhnya semakin lemah. Tubuhnya panas seperti terbakar, namun tangannya terasa dingin. Clay memegang tangannya erat, seolah dengan itu ia bisa menahan waktu.

Beberapa jam berlalu. Di luar, langit sudah gelap kembali. Clay duduk di lantai, bersandar di dinding, sementara pandangannya terus tertuju pada Britney yang tertidur gelisah di sofa. Setiap kali Britney menggeliat atau mengerang, jantung Clay berdegup kencang. Ia takut kalau tiba-tiba Britney membuka mata dengan tatapan kosong seperti zombie lainnya. Namun sejauh ini, Britney masih bernapas. Masih hidup, dan disitulah Clay merasa aneh dan menaruh harapan besar. Karena seingatnya, orang yang tergigit zombie tidak butuh waktu lama untuk berubah. Tapi Britney?

Clay mengambil pisau kecil dari sakunya. Ia menatapnya lama, lalu menaruhnya di meja. “Kalau kau benar-benar berubah… aku janji akan menepati permintaanmu,” gumamnya pelan, hampir seperti doa yang terpaksa diucapkan.

“Clay…” suara pelan itu membuatnya tersentak. Ia segera mendekat. Britney sudah terbangun, keringat menetes di seluruh tubuhnya. “Aku… haus…”

Clay segera menuangkan air ke gelas dan menyuapkannya. Britney meneguk perlahan.

Setelah minum, Britney menatapnya. Matanya sudah tidak sejernih sebelumnya, tapi masih ada sisa kesadaran di sana. “Terima kasih… sudah menjagaku.”

“Berhenti bicara seperti orang yang akan pergi,” kata Clay cepat.

Britney tersenyum samar. “Kalau saja dunia ini tidak seperti sekarang, mungkin kita sudah punya kehidupan yang berbeda. Kau tahu… aku bisa membayangkan kita tertawa di taman, makan es krim, bukan bersembunyi di tempat seperti ini.”

Clay tidak menjawab. Ia hanya menatap wajah Britney lama sekali, menyimpan setiap detailnya dalam ingatan.

“Clay…” panggil Britney lirih. “Kalau aku berubah nanti… jangan takut padaku. Aku tidak akan sadar. Jadi, tolong jangan ragu.”

Clay menggeleng. Air matanya akhirnya jatuh. Ia memegang pipi Britney. “Aku tidak bisa. Aku tidak sanggup membunuhmu.”

“Kalau begitu…” Britney tersenyum lemah, “aku akan memaafkanmu kalau kau akhirnya melakukannya. Karena aku tahu… kau melakukannya karena kau mencintaiku.”

Clay menarik napas panjang, lalu memeluk Britney erat. Tubuh gadis itu panas, tapi Clay tidak peduli. Ia hanya ingin menahannya selama mungkin, sebelum semuanya berakhir.

“Tidurlah,” bisiknya pelan di telinga Britney. “Aku akan menjagamu. Kalau ada keajaiban… aku yakin itu akan datang malam ini.”

Britney menutup mata, napasnya mulai teratur. Clay tetap duduk di sana, tak bergeming sedikit pun. Malam semakin larut. Hujan kembali turun, memukul atap bangunan tua itu dengan ritme monoton.

Clay memandang ke luar jendela yang gelap, lalu ke arah Britney yang tertidur. Matanya menatap tajam ke arah pisau di meja. Ia tahu, jika waktunya tiba, ia harus menepati janji-janji yang paling menyakitkan yang pernah ia buat dalam hidupnya. Namun untuk sekarang, selama Britney masih bernapas, ia akan terus berharap. Harapan bahwa cinta bisa menunda maut. Bahwa di dunia yang telah mati ini, masih ada sedikit ruang untuk keajaiban.

Clay akan menunggu keajaiban itu, meski harus berjaga semalaman dengan hati yang remuk, memegang erat tangan gadis yang ia cintai sambil terus berbisik pada dirinya sendiri.

“Kau akan baik-baik saja, Britney… kau akan baik-baik saja.”

1
Okto Mulya D.
Jenifer sulit ditebak ya?!, semoga tidak membahayakan Clay dan Britney serta janin anak mereka.
Tiara Bella
Jeniffer mw kemana ya
Tiara Bella
wow dijalan kiamat zombie Britney hamil....semoga dpt melaluinya ya clay Britney.....
Rommy Wasini Khumaidi
aduh...masih kepikiran Jenifer ini thor,takut tiba² nyerang,nanti kalau bayinya Britney lahir ari²nya dimakan kaya Suzana,lebih menakutkan lagi bayinya dimakan,ngeri bgt ngebayanginya 🙈🙈atau jangan² bayinya akan menjadi super hero,karena terkontaminasi virus zombie
Cindy
lanjut
Tiara Bella
wow Jenifer akhirnya sadar ya....tp emang butuh proses.....
Rommy Wasini Khumaidi
aku takut Jenifer jadi makhluk yang melebihi zombie
Rommy Wasini Khumaidi
tuh kan hamil britney
Kiki Handoyo
"BUILD THE WORLD A NEW"

SELAMAT DATANG peradaban baru.
Itulah kalimat yang layak diucapkan saat ini.
Manusia ditakdirkan menjadi khalifah, pembawa perubahan dan pembentuk peradaban di muka bumi.
Mengubahnya dan memicu lahirnya peradaban baru bagi umat manusia.

Virus zombie yang mewabah di hampir semua daerah ini telah mengubah hampir seluruh sendi kehidupan masyarakat bahkan sangat tidak siap dengan kehadiran wabah yang mematikan ini.
Manusia hadir untuk bertindak melakukan perubahan dan membangun peradaban yang diamanatkan oleh Allah SWT.
Dimana semua orang bisa hidup damai, membuat sebuah daerah mampu bangkit dan berkontribusi dalam peta peradaban...🤩🥰
Okto Mulya D.
Britney hamil ngga tuhhh ...bakal repot nihhh
Okto Mulya D.
dunia berjalan lambat..
Okto Mulya D.
ada zombie lagi pasti
Okto Mulya D.
gedung yang tenang ternyata banyak zombie nya..huhh..
Rommy Wasini Khumaidi
Brithney hamil ditengah dunia Zombie,lupa gk pake pengaman ya Clay,gk ada alfamart yang jual Sutra ditengah dunia yang hancur🤣
Tiara Bella
hamil sh kynya Britney...
⧗⃟ᷢʷ§𝆺𝅥⃝©⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ ⍣⃝🦉ꪻ꛰͜⃟ዛ༉
semoga jangan dulu hamil Thor
Okto Mulya D.
waduh hot banget yaa...
Okto Mulya D.
wahhhhh sembuh juga si Britney dan Clay pun tidak sendirian..
Okto Mulya D.
Hahahaha mana mungkin, digigit zombie pasti mati kecuali minum obat dan luka segera dialirkan keluar..
Rommy Wasini Khumaidi
kadang aku masih suka deg²an kalau ada zombie datang ditengah mereka lagi mesra²an
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!