Luna Alexandra, gadis cantik berumur 20 tahun, seorang Mahasiswi semester 5 di Universitas XX.
Putri dari Wyman Alexander seorang pengusaha restoran yang sukses.
Ia tidak menyangka ayahnya meminta izin untuk menikah lagi setelah 10 tahun hidup menyendiri sepenigggal ibunya.
Apakah Luna mengizinkan Ayahnya untuk menikah lagi? Lalu siapa wanita yang ingin dinikahinya? bagaimana pula dengan kehidupan cinta Luna?
ikuti kisahnya.....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Syauqi Namaria, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 10
Saga yang hampir jatuh menarik tangan Luna dan “bruk” mereka terjatuh diatas kasur dengan posisi tubuh luna berada di atas tubuh Saga. Merasa ada sesuatu yang lembut menempel diatas dadanya Saga kembali melihat area
sensitif Luna yang jaraknya sangat dekat “sial” umpatnya.
Secepat kilat Luna langsung bangun dari atas tubuh Saga namun tangan Saga memegang pinggul kecil Luna dan menahannya agar tetap berada diatas tubuhnya.
“Lepasin” teriaknya sembari berusaha melepaskan tangan Saga dari pinggulnya.
“Jangan banyak bergerak kalau tidak ingin terjadi sesuatu lagi seperti malam itu” ancam Saga yang sudah mulai gelisah.
Luna tersadar ada sesuatu yang berdiri tegak menempel di area sensitifnya bagian bawah membuatnya tidak lagi bergerak sembarangan dan membiarkan Saga memeluknya.
“Ngapain Mas Saga ke kamar aku?” tanya Luna dengan posisi tubuhnya masih berada diatas Saga dan memalingkan wajahnya yang terlalu dekat dengan wajah Saga.
“Om Wyman barusan telepon aku, karena waktu nelepon ke nomor kamu tapi nggak ada yang angkat” sahut Saga.
“Aku kan lagi mandi” balas Luna.
“Om Wyman bilang katanya baru mau pulang minggu depan”.
“Hah” Luna tersentak.
“Bakalan lama lagi nih Mas Saga tinggal disini” batinnya.
Kemudian Saga melepaskan tangannya yang sedari tadi memeluk tubuh Luna dan membiarkan gadis cantik itu bangun.
Dengan secepat kilat Luna bangun dan duduk di samping Saga yang masih terbaring di ranjangnya.
“Keluar Mas aku takut bibik lihat ntar dia mikir yang macem-macem” Luna mengusir Saga.
Saga bangun dan duduk sembari matanya terus menatap wajah cantik adik tirinya itu, jantungnya berdegup kencang, ada perasaan menggebu dalam hatinya.
“Aku akan buat kamu jatuh cinta sama aku” ucap Saga dengan penuh keyakinan.
“Hah jangan mimpi, itu nggak mungkin terjadi” sahut Luna sembari tersenyum mengejek.
“Lihat aja nanti” ancam Saga sembari berjalan keluar pintu kamar Luna dan kembali ke kamarnya.
“Huft” Luna menghela nafasnya, ia merasa lega setelah melihat Saga keluar dari kamarnya dan segera
mengunci pintu kemudian ia melepaskan handuk dan berganti pakaian.
“Pasti aku lupa lagi tadi nggak ngunci pintu makanya dia bisa masuk, bego banget sih lo lun” gumannya sembari memukul kepalanya sendiri dengan tangan.
Tak berselang lama bik Idah mengetuk pintu kamarnya meminta Luna turun untuk makan malam, lalu Luna keluar kamar dengan memakai kaos oblong dan celana pendek, rambutnya di cepol setelah ia mengeringkannya dengan hair dryer.
Tak Tak Tak
Suara langkah kaki Luna menuruni tangga kemudian ia berjalan menuju meja makan, terlihat Saga sudah berada disana sedang menikmati makanannya.
“Aku kira kamu bakalan turun masih pake handuk” goda Saga yang membuat Luna kesal.
Ia memicingkan matanya dan mendengus kearah Saga ia menoleh ke kanan dan ke kiri mencari keberadaan bik Idah, Luna merasa lega ketika melihat bik Idah ternyata tidak ada di ruang makan, Luna takut bik Idah mendengar perkataan Saga.
“Kenapa? Kamu kecewa ngliat aku sekarang pake baju” ujarnya sembari menyendokkan nasi ke mulutnya.
“Ha…ha…ha…Saga tertawa terbahak-bahak.
“Motor aku gimana Mas? Udah dibenerin belum?” tanya Luna.
“Belum” jawab Saga bohong.
Luna terlihat kecewa, Saga yang melihat kekecewaan dari wajah Luna hanya menyunggingkan senyum simpul.
“Kena kamu aku kerjain” ucapnya dalam hati.
Setelah selesai makan Luna dan Saga segera kembali ke kamar mereka masing-masing.
Saga merebahkan dirinya di atas ranjang, saat memejamkan mata terlintas kembali bayangan tubuh Luna yang sedang menggunakan sehelai handuk.
“Benar-benar menggoda” gumamnya, kemudian Saga pun tertidur.
Keesokan paginya seperti biasa Luna melakukan ritual sebelum berangkat kuliah, mandi dan berdandan, memakai outfit sederhana yang biasa dipakai celana jeans dan kaos pendek, rambut panjangnya dibiarkan terurai namun kali ini ia sematkan jepit rambut berbentuk hati di bagian sisi kanan rambutnya.
Masih berdiri di depan cermin Luna memoles wajahnya, dirasa sudah cukup sempurna menurutnya kemudian ia menyambar tas yang berada di atas meja dan turun ke bawah.
Nampak Saga sudah berada di bawah dan menunggu Luna untuk berangkat bersama.
“Masuk” seru Saga yang berada di dalam mobil.
Lagi-lagi Luna menghela nafas dan memutar bola matanya malas, namun ia tetap menurut dan masuk ke dalam mobil, ia mendudukkan dirinya dikursi dan menyenderkan tubuhnya.
“Aku kan bisa bawa mobil Mas kenapa sih harus dianter” keluhnya.
“Om Wyman kan nyuruh aku”
“Ya…ya… nyuruh Mas jagain aku” potong Luna.
Saga tersenyum membuat Luna heran, namun Luna menyadari bila Saga tersenyum kegantengannya bertambah 100%. Luna menggelengkan kepalanya agar dirinya sadar “ nggak, nggak jangan sampai gue terpesona sama kegantengannya" pikirnya.
Nantikan kisah selanjutnya jangan lupa bantu like ya..... terima kasih