NovelToon NovelToon
LANGIT JINGGA

LANGIT JINGGA

Status: tamat
Genre:Teen / Romantis / Contest / Tamat
Popularitas:255.8k
Nilai: 5
Nama Author: Hania Hanum

🥀 sad ending🥀

Semua orang memiliki takdirnya sendiri. Dan dalam setiap takdir memiliki masa dengan cerita yang berbeda.

Seperti dua bocah ini yang ditakdirkan untuk bertemu, saling mengenal, dan menyayangi. Mereka itu Langit dan Jingga.

Namun sebuah keadaan memaksa mereka untuk berpisah dan justru menyisakan sebuah kesalahpahaman bagi Langit.

Setelah belasan tahun berpisah. Sebuah takdir kembali mempertemukan keduanya. Tapi kali dalam situasi yang berbeda. Mereka tidak saling mengenal satu sama lain.

Hingga tumbuhlah benih -benih cinta di hati keduanya. Namun ada sebuah ikatan yang sudah terjalin sebelumnya. Dan ikatan itu tidak bisa putus begitu saja.

Disinilah semua akan diuji. Baik oleh ikatan cinta maupun ikatan persahabatan. Karena tanpa Jingga ketahui, sababatnya memendam sebuah rasa untuk tunangannya. Rasa yang disebut cinta.

Akankah kali ini takdir akan menyatukan keduanya. Langit dan Jingga. Atau takdir memiliki ketentuannya sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hania Hanum, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

LANGIT JINGGA

*Kisah Lesmana♡Lidia*

Tak berselang lama sejak aku memutuskan hubungan ku dengan Lidia, akhirnya aku pun menikah dengan Nadine. Pernikahan yang seharusnya membawa kebahagian pada setiap pasangan tapi tidak berlaku untuk ku. Tangisan dan wajah kecewa Lidia selalu saja terngiang dalam benak ku saat aku memutuskan hubungan kami secara sepihak. Apalagi saat Lidia tahu bahwa aku akan menikah dengan wanita lain. Rasa bersalah ku padanya terus saja menghantui ku.

Tak sampai disitu Papa juga menyuruh ku segera memberikannya keturunan. Dan lagi-lagi Lidia lah yang menjadi ancamannya. Tanpa rasa cinta aku menggauli Nadine yang saat ini sudah sah menjadi istri ku. Tapi tetap saja bayangan Lidia yang tergiang dalam pikiran ku. Aku tahu aku salah karena sekarang aku sudah beristri tapi masih saja memikirkan wanita lain. Hingga akhirnya aku putuskan untuk melupakan Lidia, saat aku tahu Nadine tengah hamil. Aku akan berusaha menjadi suami dan calon Ayah yang baik bagi anak ku kelak. Dan semua berjalan mulus selama 3 tahun ini sebelum aku bertemu dengan dia lagi.

Setelah 3 tahun berpisah, kali ini kami dipertemukan kembali dalam situasi yang tak terduga. Waktu itu ada pertemuan dengan para pebisnis-pebisnis muda di sebuah hotel. Itu pertama kali aku melihatnya lagi setelah perpisahan kami. Sekarang Lidia sudah banyak berubah. Wanita lugu dan sederhana ku dulu sudah berubah menjadi wanita karier. Dia tampak cantik dan anggun dengan baju kerjanya yang terlihat sopan. Mata ku tak pernah berpaling untuk melihatnya. Hingga akhirnya pandangan kami bertemu. Lidia sangat terkejut melihat ku disana. Dan dia selalu saja menghindari ku.

Lidia datang ke acara itu untuk menemani atasannya. Dari cara atasannya menatap Lidia, aku tahu kalau dia tertarik dengan Lidia. Hal itu membuat ku tidak terima. Aku tidak bisa melihat Lidia dimiliki oleh lelaki manapun. Hingga ide jahat pun terlintas dalam otak ku. Nanti malam saat diadakan pesta penutupan, aku membayar seorang pelayan untuk memasukkan obat dalam minumam Lidia. Lalu aku meminta sekretaris ku untuk menjauhkan atasan Lidia darinya.

Pelayan itu berhasil melakukan misinya. Aku menunggu obat itu bereaksi baru mendekati Lidia. Atasan Lidia sudah menjauh dari nya berkat bantuan sekretaris ku. Ternyata obat itu cepat bereaksi, tubuh Lidia sudah sempoyongan. Dan saat akan terjatuh, aku menangkap tubuh ramping Lidia. Mencoba tidak membuat kegaduhan dan menjadi pusat perhatian, aku diam-diam membawa tubuh Lidia keluar dari tempat itu. Aku menuju kamar hotel yang sudah aku siapkan sebelumnya.

Aku membawa Lidia masuk kamar dan membaringkanya di ranjang dengan hati-hati. Obat perangsang itu membuat tubuh Lidia kepanasan. Hal itu membuatnya membuka baju yang dia kenakan. Kabut gairah sudah menutupi mata ku. Aku sudah tidak bisa menahannya lagi. Melihat tubuh polos Lidia membuat ku menjadi orang paling bejat. Tanpa menunggu lama aku menembus keperawanan Lidia. Aku mengambil harta yang paling berharga dalam diri Lidia. Malam itu aku telah melakukan dosa besar. Aku telah menghancurkan hidup orang yang paling aku cintai. Setelah puas melakukan itu, baru ku rasakan penyesalan. Tapi apa gunanya semua itu. Apa yang telah aku renggut darinya tidak bisa aku kembalikan lagi. Lidia telah hancur karena diri ku.

Pagi itu jerit tangis mengusik tidur ku. Ku raba tempat di sebelah ku. Lidia tidak ada. Segera aku membuka mata dan betapa terkejutnya diri ku saat aku mendapati Lidia sedang terduduk di lantai. Dia menangis sambil menutup tubuh polosnya dengan selimut. Melihat itu membuat ku ikut hancur. Berulang kali dia mencoba bangkit untuk menuju ke kamar mandi namun lagi-lagi dia terjatuh. Mungkin karena sakit di tubuh bagian bawahnya sehingga dia sulit berjalan. Aku yang tak tega melihat itu, membuat ku bergerak mendekatinya untuk membantunya.

Aku sangat terkejut dan terluka saat dia menolak sentuhan ku. Dia tidak ingin di pegang oleh tangan kotor ku. Lidia marah pada ku. Bukan, lebih tepatnya dia membenci ku. Sangat membenci ku. Sekuat tenaga dia memaksakan dirinya bangkit menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Aku hanya bisa terpaku melihatnya.

Suara getar ponsel di atas nakas mengalihkan pandangan ku. Ponsel Lidia berbunyi. Aku tidak berani mengangkatnya. Aku hanya melihat dari layar depan siapa yang menghubunginya sepagi ini. Terlihat disitu ada puluhan panggilan tak terjawab dari atasannya dan puluhan pesan juga. Tak berapa lama Lidia keluar dari kamar mandi. Wajahnya masih terlihat kacau dengan mata sembab nya.

Lidia berjalan melewati ku. Dia seolah tidak menganggap beberadaan ku disana. Diambilnya ponsel dan tas yang ada diatas nakas. Dilihatnya ponsel itu, sesaat kemudian dia menelpon seseorang. Masih terdengar jelas oleh ku saat dia menelpon atasan nya. Meminta maaf karena semalam harus pulang duluan karena tidak enak badan dan hari ini pun dia izin tidak masuk ke kantor.

Lidia berlalu begitu saja meninggalkan kamar hotel tanpa berucap apapun. Tak ada makian atau apapun. Seolah kehadiran ku tak terlihat di matanya. Aku begitu terpukul melihat kepergiannya. Tak ada keberanian untuk mengejarnya. Aku hanya bisa diam terpaku dengan segala penyesalan.

Sejak malam itu aku selalu mengawasi gerak gerik Lidia. Aku melihat sikapnya yang selalu menjauhi atasannya. Namun atasannya masih saja tidak mau menyerah atas penolakkan Lidia. Hingga malam itu aku sungguh tidak bisa menahan diri ku saat atasan Lidia memegang tangan Lidia di depan rumah nya. Aku melihat malam itu atasan Lidia berencana ingin melamar Lidia karena aku melihatnya mengeluarkan kotak beludru dari saku celananya.

Aku berjalan cepat menghampiri keduanya. Mereka berdua terkejut melihat kedatangan ku disana.

"Pak Lesmana, anda disini?" tanya atasan Lidia dengan raut terkejutnya saat melihat ku disana.

"Iya. Apa ada yang salah?" tanya Ku santai. Lidia hanya diam. Dia tidak ingin berdebat saat ini karena merasakan tubuhnya yang entah kenapa rasanya lemas beberapa hari ini.

"Bukan begitu, hanya saja kenapa anda bisa berada disini? Karena ini rumah sekretaris saya."

"Apa harus ada alasan untuk datang menemui calon istri saya, Pak Bagas?" ucap Ku dengan menekan kata 'calon istri '.

Bagas (atasan Lidia) tampak syok atas apa yang didengarnya. Membuat dia mempertanyakan lagi ucapan Lesmana. Berharap apa yang di dengarkannya barusan salah. Sedangkan Lidia hanya memijit-mijit pelipisnya yang entah kenapa tiba-tiba terasa pusing.

"Maksud anda? Lidia calon istri anda, benar begitu?" Aku mengangguk tegas.

Tatapan Bagas beralih pada Lidia ingin mencari kebenaran dari nya.

"Jadi, alasan kamu menolak saya selama ini karena kamu sudah punya pasangan Lidia ?"

"Bu-buk!" jawab Lidia namun belum selesai karena Aku menyela ucapannya.

"Iya, Pak Bagas dan sebentar lagi kami akan menikah?" terang ku.

"Tapi bukankah anda sudah punya ist?" tanya Bagas yang tak terselesaikan karena lagi-lagi aku menyelanya.

"Itu bukan urusan anda, Pak Bagas. Soal itu adalah privasi kami. Saya harap anda tidak mencampurinya!" jawab ku penuh penekanan.

Bagas yang tahu akan posisinya segera undur diri. Sedangkan Aku dan Lidia masih terpaku sambil melihat kepergiannya.

"Apa kamu masih belum puas setelah berhasil menghancurkan ku malam itu? Dan sekarang kamu datang lagi dan mengacaukan kehidupan ku. Sebenarnya apa salah ku pada mu?" Pertanyaan Lidia itu langsung menusuk tepat di jantung ku.

Lidia tidak bersalah, akulah yang salah karena terlalu mencintainya. Tapi cinta ku ini justru membuatnya menderita. Ku tatap raut wajah Lidia yang pucat. Aku tahu saat ini Lidia tidak sedang baik-baik saja.

"Kamu sakit? Wajah kamu pucat sekali!" Bukannya menjawab tapi aku mengajukan pertanyaan lain. Karena bagi ku kesehatan Lidia jauh lebih penting.

"Aku sehat. Sekarang pergilah karena aku mau istirahat dan satu lagi, Aku tidak akan menikah dengan mu! Dengar itu baik-baik!" Lidia berkata dengan penuh penekanan dan perkataannya itu membuat ku terluka.

Lidia lantas berbalik dan melangkah meninggalkan ku. Tubuhnya sedikit sempoyongan. Aku khawatir melihatnya seperti itu. Dan benar saja, baru tiga langkah berjalan tubuh Lidia limbung. Dengan cepat aku menangkap tubuh itu agar tidak terjatuh. Lidia sudah tak sadarkan diri. Aku langsung menggendong Lidia menuju mobil yang terpakir tak jauh dari sana. Sopir ku begitu cekatan membukakan pintu mobil bagian belakang untuk kami. Dan dengan cepat mobil itu melaju menuju rumah sakit.

Setelah beberapa saat diperiksa akhirnya Lidia tersadar. Aku masih setia duduk di sampingnya sambil memegang satu tangannya yang tidak diinfus.

"Bagaimana perasaan mu? Katakan bagian mana yang sakit?" tanya ku cemas saat melihat Lidia sudah sadar sambil mengusap lembut kening Lidia.

Aku benar-benar takut melihat Lidia seperti ini. Lidia hanya menggelengkan kepalanya. Hingga suara pintu terbuka menarik perhatian kami berdua.

Seorang dokter masuk dan berjalan mendekat. Dokter itu kembali memeriksa keadaan Lidia sebelum dia mengatakan hasil dari pemeriksaan sebelumnya. Dengan senyum lebarnya, Dokter itu mengatakan kalau saat ini Lidia sedang hamil. Betapa bahagianya diri ku saat ini. Akhirnya ada alasan agar aku bisa bersatu dengan Lidia. Aku mengucapkan terima kasih pada Dokter itu. Setelah berpamitan, Dokter itu meninggalkan kami berdua. Senyuman terus saja terpancar dari wajah ku menandakan betapa bahagianya diri ku saat ini.

Namun senyum itu hilang saat aku melihat air mata Lidia. Sebenci itukah dirinya pada ku hingga dia menangis saat tahu dirinya tengah hamil anak ku.

"Maafkan aku, Lidia! Aku melakukan ini karena sangat mencintai mu!" ucap ku penuh ketegasan.

1
M Fabian
jingga ngga cemburu kah liat pemandangan itu?
M Fabian
😭😭😭😭
M Fabian
😭😭😭 syedih langit n jingga berpisah
Diana Rayyan
kebanyakan bawangnya jd ampe nangis😢😢😢
Ay's_Lope
Sumpah nyesel banget aku baca ini, kalau ending nya nyesek mending gk usah baca thor.
Bukan gk menghargai cerita othor tp kehidupan mereka berdua di awal saja sudah susah eh malah ko'it peran utamanya. Hadeh...
Kalau mau bikin cerita sedih bilang di awal kak, biar pembaca gk kecewa.
Trenyuh Sri
Akhirnya ibu menyetujui.
Trenyuh Sri
Masak nama ibunya di kontak ibu galak sih??? Ada ada saja
QQ
Ampe meler hidungku begadangin novel ini krn sad ending😭😭😭😭😭 tp pemilihan katanya apik banget big n many 👏👏👏👏👏 to kak authornya
QQ
aku malah yg baca duluan novel "pernikahan 2 musuh abadi" disana kocak habis klo yang ini authornya banyakan ngisi bawang bombay 😭😭😭😭😭
Ida Nurfalah
lanjut
Ai
tau endingnya gini mending gak baca dari awal beneran nyesek bikn mood jelek aja
Isabella: saya juga kecewa kak
endingnya gak bisa bersatu
yg namanya langit untuk jingga
tapi endingnya gak bisa bersatu
padahal jingga dr kecil Uda hidup di panti asuhan berpisah lama dg langit , selalu menderita , mestinya endingnya itu bersatu.itulah AQ jadi kecewa .
sebenarnya bagus banget ceritanya, apalagi kalau bisa bersatu malah josss.
sukanya lagi part nya juga sedikit gak banyak, yg bikin gak suka karena jingganya meninggal itulah AQ gak rela , karena jingga gak pernah hidup bahagia yg seharusnya endingnya terakhir hidupnya hrs bahagia
Tyas Ayu Hapsari: maaf kalau tidak sesuai harapan kakak...🙏. tapi saya tetap berterima kasih sudah berkenan mampir.
total 2 replies
Fitria Dafina
Ceritanya bener-bener baguuss, Menguras air mata plus bikin nyesek aku... Authornya Sukses bikin aku sedih 😭😭😭😭😭😍😍😍😍😍😍😍😍
Fitria Dafina
Karya Yang bagus Thor.. Sad Ending memang bikin nyesek pembaca.. Tapi kan takdir di Tangan Author.. Aq tunggu karya selanjutnya yaa... Suka babnya yg ngk terlalu panjang juga..😍😍😍😍😍😍😍
Fitria Dafina
Teganya Kau pisahkan Lagi Langit & Jingga Thoorr 😭😭😭😭😭😭😭😭
Fitria Dafina
Penasaran 🤔🤔🤔
Fitria Dafina
Bisakah Jingga Bahagia dengan Kak Langitnya 😭😭😭😭😭😭
Fitria Dafina
Ceritanya bagus bangeeett 😍😍😍😍
Fitria Dafina
Reihn juga mencintai orang lin Jingga.. Klian harus bahagia 😍😍😍😍😍
Fitria Dafina
Kenapa Jingga ngk jujur aja sama Reihan 😭😭😭😭😭
Fitria Dafina
Cucookk 😉😉😉
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!