NovelToon NovelToon
SANG PENJAGA

SANG PENJAGA

Status: sedang berlangsung
Genre:Pelakor / CEO / Persahabatan / Duda / Romansa / Dendam Kesumat
Popularitas:94.1k
Nilai: 5
Nama Author: Sopaatta

S2
Ketika dua hati menyatuh, gelombang cinta mengalir menyirami dan menghiasi hati.
Ini adalah kisah Raymond dan Nathania yang menemukan cinta sesungguhnya, setelah dikhianati. Mereka berjuang dan menjaga yang dimiliki dari orang-orang yang hendak memisahkan..

Ikuti kisahnya di Novel ini: "SANG PENJAGA "

Karya ini didedikasikan untuk yang selalu mendukungku berkarya. Tetaplah sehat dan bahagia di mana pun berada. 🙏🏻❤️ U 🤗

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sopaatta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 09. SP

...~•Happy Reading•~...

Magda dan Didit terkejut melihat Raymond berbaring diam dan pucat, tapi sangat tampan. Sehingga Magda melihat Didit dan memberikan isyarat, bahwa yang disebut Nathania sebagai penolong, bukan pria biasa.

Aura Raymond dalam keadaan sakit tidak menghilangkan rasa kagum. Mereka yakin, Raymond bukan penolong biasa bagi Nathania. Apa lagi air mata Nathania terus mengalir saat menatapnya. Didit memberi isyarat agar Magda tenang dan tidak bertanya.

Didit yang sudah kenal Nathania sejak remaja menyimpan perubahan sikapnya di hati. "Beliau belum sadar?" Tanya Didit saat mereka berjalan sepanjang lorong rumah sakit dalam diam dan melihat Raymond tidak bergerak.

"Sudah, Pak. Tapi masih terpengaruh anestesi. Kita tunggu saja." Jawab perawat untuk menenangkan, karena melihat wajah sendu Nathania yang berjalan di samping Didit.

Ketika mereka masuk di kamar VIP, Nathania terkejut dan melihat Heri, tapi malu bertanya. "Beliau kerja di mana?" Bisik Didit kepada Nathania, sebab kamar yang dipilih menunjukan Raymond bukan orang kebanyakan.

"Kami belum sempat banyak bicara, Mas." Nathania menjawab pelan, karena dia hanya tahu Raymond pengusaha saat melapor ke RT/RW untuk sewa paviliun.

"Nanti saja, kita lihat perkembangan beliau dulu." Bisik Didit memaklumi. Dia menahan diri, sebab kondisi Nathania belum stabil dan masih terus menangis, tapi tidak berani mendekati Raymond.

Sejak Heri menyatakan diri sebagai keluarga Raymond, Nathania menjaga jarak dan tidak bereaksi seperti sebelumnya terhadap Raymond. Dia hanya menangis dalam diam sambil melihat Raymond dari jauh.

Perawat yang sedang merapikan infus dan selimut Raymond, menunduk ke arah wajah Raymond. Dia melihat Raymond menggerakan bibir, walau belum membuka mata.

Kemudian perawat mengangkat kepala dan melihat semua orang yang ada dalam kamar. "Ada yang bernama Nia?" Tanya perawat.

Nathania melihat Heri. "Saya, Pak." Nathania coba mengangkat tangan, walau tidak mengerti.

"Tolong mendekat. Pasien menyebut nama Nia." Ucap perawat. Magda mendorong Nathania untuk mendekati ranjang Raymond. Dia yakin yang dimaksudkan adalah Thania.

"Dekati saja, Mbak. Beliau sudah sadar, tapi masih ada pengaruh anestesi jadi seperti itu." Perawat menjelaskan, karena Nathania ragu-ragu dan takut. Dia berjalan mendekat sambil melihat Heri, karena takut menyinggung.

Namun karena Heri sedang bicara di telpon, Nathania memberanikan diri mendekat. "Mbak, pegang tangannya. Supaya beliau tahu." Bisik perawat kepada Nathania, karena melihat gerakan kecil tangan Raymond.

Perlahan Nathania memegang tangan Raymond. Dia tersentak, karena tangan Raymond sangat dingin. Hatinya seperti disayat, tanpa sadar, air matanya kembali jatuh. Dia menyentuh tangan Raymond dan menggenggam perlahan. "Pak Ray, ini Thania." Bisik Nathania sambil mengusap tangan Raymond berulang kali.

Kalimat itu kembali diucapkan berulang kali dalam hati. "Lihat wajahnya berubah warna." Perawat menujuk wajah Raymond yang tidak lagi pucat. Darah seakan mulai mengalir dengan baik dan wajah Raymond jadi tenang.

"Thania, terus usap tangannya. Sepertinya beliau tahu dan merespon." Bisik Magda yang ikut mendekati ranjang bersama Didit.

Tiba-tiba genggaman tangan Raymond melemah pada tangan Nathania. "Pak Reeiii..." Jerit Nathania tertahan hampir tidak terdengar karena kaget dan air matanya kembali jatuh.

"Tidak apa-apa, Mbak. Beliau tertidur." Ucap perawat pelan, karena melihat Nathania terkejut. Mendengar keterangan perawat, Nathania menepuk dadanya berulang kali dan bersyukur. Dia merapikan selimut untuk menutupi tangan Raymond.

Setelah perawat meninggalkan kamar, Heri mendekati Nathania yang sedang mengurut dadanya berulang kali sambil menatap wajah Raymond yang mulai berwarna. "Mbak, kita bicara sebentar." Bisik Heri.

Nathania mengangguk dan mengeringkan pipinya yang basah dengan jari lalu mengikuti Heri. "Iya, Pak?"

"Mbak tahu tempat-tempat yang didatangi orang yang tusuk Pak Ray?" Heri bertanya serius.

"Tidak, Pak. Mungkin Mas Didit tahu." Nathania menjawab sambil menunjuk Didit dengan jempolnya.

"Ada apa?" Didit mendekat.

"Ini beliau tanya Frans." Nathania menyebut nama Frans dengan nada geram. Nathania makin marah, karena perbuatannya, Raymond hampir kehilangan nyawa.

"Bapak tahu tempat yang bisa dipakai Frans untuk menyembunyikan diri? Polisi sedang mencarinya...." Heri menjelaskan yang diminta pimpinannya.

"Apa dia tidak ada di rumah orang tuanya?" Tanya Didit serius.

"Tidak ada di sana. Polisi sudah mencari ke sana."

"Thania, warungmu buka?" Didit berpikir, Frans ke sana untuk menunggu Nathania atau menyembunyikan diri di sekitarnya.

"Tidak, Mas. Tutup."

"Oh, mungkin dia sembunyi di rumahnya yang sedang direnovasi...." Didit menjelaskan.

"Bapak tahu alamatnya?"

"Tahu. Kami pernah ke sana." Didit menunjuk dadanya dan Magda, karena mereka berdua pernah pergi dengan Nike untuk melihat bakal rumah barunya.

"Kalau begitu, sebentar. Saya bicara dengan pimpinan." Heri menelpon Jacob.

"Pak, ini ada yang tahu rumahnya..." Heri menjelaskan, lalu berikan ponsel kepada Didit. Dia minta Didit jelaskan kepada pimpinannya.

"Saya Didit, teman Nike, kakak Thania, Pak." Didit perkenalkan diri.

"Ok. Anda tahu rumah Frans selain rumah orang tuanya?"

"Iya, Pak. Dia ada rumah yang sedang direnovasi..." Didit menjelaskan alamat dan tempat mangkal Frans sesuai yang dia tahu.

"Baik, terima kasih bantuannya." Jacob mengakhiri pembicaraan setelah bicara dengan Didit. Jacob merasa tenang bekerja setelah tahu Raymond sudah di kamar perawatan.

Setelah bicara dengan Heri, Didit mendekati Nathania yang duduk sambil meletakan tangannya di atas tangan Raymond. "Thania, sebentar." Bisik Didit, karena melihat Raymond belum bergerak.

"Kalian jangan pulang ke rumah dulu sebelum Frans ditangkap. Nanti aku dan Magda pulang ambil keperluan buat kalian bertiga." Didit khawatir, Frans bersembunyi di sekitar tempat tinggal Nathania, menunggu mereka pulang dan berbuat nekat.

"Iya, Mas. Terima kasih. Tapi jaket Mas Didit ini sudah kena darah." Nathania menunjuk jaket Didit yang dia pakai.

"Pakai saja dulu, sampai sudah ada ganti. Nanti kita saling kasih kabar." Bisik Didit untuk menenangkan Nathania.

"Iya, Mas, Kak. Aku sudah tidak bisa mengatakan apa lagi tentang orang itu..." Ucapan Nathania menggantung.

Tiba-tiba pintu kamar Raymond terbuka. "Selamat siang, Pak Muel." Heri memberi hormat.

"Siang. Terima kasih sudah memandu saya. Pak Ray belum sadar?"

"Sudah, Pak. Tapi masih terpengaruh anestesi..." Heri kembali menjelaskan seperti yang dikatakan perawat.

"Ok. Thanks." Samuel mendekati ranjang Raymond. Nathania, Didit dan Magda segera mundur melihat wajah Samuel sangat tegang dan marah.

"Ray, aku sudah datang. Lekas sadar." Samuel memegang bahu Raymond, tanpa mengalihkan matanya dari wajah Raymond. Dia merapikan selimut dan menepuk pundak Raymond beberapa kali. Matanya berembun melihat Raymond tidak berdaya.

"Pak Heri, tolong ke dokter minta surat keterangan Pak Ray untuk saya." Ucap Samuel tegas.

"Siap Pak." Heri sigap dan segera keluar kamar.

Setelah Heri keluar, Samuel mengotak-atik ponselnya. "Jac, sudah lihat Ray?" Samuel menelpon Jacob.

"Heri sudah kirim foto." Jawab Jacob cepat.

"Kurang ajar. Segera tangkap dia. Aku akan bikin dia menyesal menyentuh Ray." Ucap Samuel yang tidak bisa mengendalikan amarahnya.

...~_~...

...~▪︎○♡○▪︎~...

1
💟노르 아스마💟
wow!!!
K E R E N...R A Y
Rahmawati
mantap sekali bang Rey
Arieee
mantappppppp parei👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍
🍁𝐒𝐄𝐌𝐄𝐒𝐓𝐀 ❣️
𝐲𝐞𝐬𝐬 𝐚𝐤𝐡𝐢𝐫𝐧𝐲𝐚, 𝐛𝐚𝐠𝐮𝐬 𝐦𝐚𝐬 𝐑𝐚𝐲𝐦𝐨𝐧𝐝 𝐛𝐢𝐥𝐚𝐧𝐠 𝐛𝐞𝐠𝐢𝐭𝐮 𝐬𝐚𝐦𝐚 𝐯𝐚𝐧𝐢𝐚 "𝐜𝐚𝐫𝐢𝐥𝐚𝐡 𝐩𝐫𝐢𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐥𝐚𝐣𝐚𝐧𝐠 𝐯𝐚𝐧𝐢𝐚, 𝐣𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐣𝐚𝐝𝐢 𝐩𝐞𝐥𝐚𝐤𝐨𝐫.. " 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐞𝐫𝐢𝐧 𝐭𝐮𝐡 𝐦𝐚𝐬 𝐑𝐚𝐲𝐦𝐨𝐧𝐝 𝐛𝐞𝐠𝐢𝐭𝐮..
𝐢𝐭𝐮 𝐛𝐞𝐫𝐚𝐫𝐭𝐢 𝐦𝐚𝐬 𝐑𝐚𝐲𝐦𝐨𝐧𝐝 𝐧𝐠𝐠𝐚 𝐬𝐮𝐤𝐚 𝐬𝐚𝐦𝐚. 𝐤𝐚𝐦𝐮 𝐯𝐚𝐧𝐢𝐚.. 𝐦𝐚𝐬 𝐑𝐚𝐲 𝐭𝐮𝐡 𝐝𝐞𝐦𝐞𝐧 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐛𝐞𝐧𝐢𝐧𝐠 𝐛𝐞𝐧𝐢𝐧𝐠 𝐤𝐚𝐲𝐚 𝐭𝐡𝐚𝐧𝐢𝐚❣️
🍁HER❣️💋🅃🅁🄸🄿🄻🄴'🅁👻ᴸᴷ
bgaimana vania, maaf, kami gak bisa kirim obat. di tempat kami apotik lagi tutup. semoga masih kuat tahan sakitnya. 🙊 babang ray kalau sudah marah cereeemm 🙈
🍁Heny❣️💋🅃🅁🄸🄿🄻🄴'🅁👻ᴸᴷ
manclep banget kata kata Pak Raymond. klu ak jadi Vania bakalan masuk kelubang spitank dan tidak kluar lagi ❣️
🍁Heny❣️💋🅃🅁🄸🄿🄻🄴'🅁👻ᴸᴷ
jangan kepedeaan lah. siapa" aja di boom Ray🤣🤣❣️
🍁𝐘𝐖❣️💋🅃🅁🄸🄿🄻🄴'🅁👻ᴸᴷ
Nh gini, biar tau rasa, itu si Vania 👍👍👍
Mundri Astuti
wiihhh kerennn babang Ray...beuhhhh langsung sikat si Kunti jangan kasih celah
Dew666
🍎🍎🍎🍎
🍁𝚄mma❣️💋🅃🅁🄸🄿🄻🄴'🅁👻ᴸᴷ
Bagus Reymond langsung skakmatt tuh sih ulat bulu yg kurang kerjaan, sudah diingatkan masih saja ngeyel
🍁αℓєα❣️💋🅃🅁🄸🄿🄻🄴'🅁👻ᴸᴷ
kePDan sklia Vania diajak meet up sm Ray🤣pdhl mau dimarahin loe Van,jgn ke GR an dlu kalee🏃‍♀🏃‍♀
Rahmawati
dikira Rey minta ketemu mau kangen kangenan hahaah, siap siap aja km vania di kasih ultimatum sm Rey, berani beraninya menemui thania ke warung
💟노르 아스마💟
Hah!!!
Habis ikam Vania ae ...hadang aja ikam!!!
🤣🤣🤣🤣
Arieee
ditelpon aja begitu ehhhhh sadar sinyal nya si Ray bukan buat u tapi pedeeeee banget si vania😡😡😡😡😡😡
🍁🧡⃟ᴍᴜᷟғᷰᴀᷟɴᷴᴅʏ❣️ѕ⍣⃝✰
wah siapa tuh detektif yang mengikuti rey🤔
☠ ❤️⃟Wᵃf🍾⃝ͩ ᷞᴛͧʀᷡɪͣ𝗚ˢ⍣⃟ₛ🤎♨️
woyyyy Vania asal kau tau saja Raymond teleeee luu bukan mau ngajak yang aneh aneh dasar ular betina dudul 😏 kau siap siap saja di labrak Raymond nanti kau karena tahu perbuatan tak patutmu datang menemui Thania bicara yang tidak 2 tentang Raymond hufttt
Dew666
💎🍭
🍁Dita️💋🅃🅁🄸🄿🄻🄴'🅁👻ᴸᴷ
wow.. kejutan apa nih ngga sabar.. semut gatal lagi kegirangan ditelepon Raymond.. ngga tau aja vania.. bakalan dapat apa hadiah dr Raymond..
🍁Dita️💋🅃🅁🄸🄿🄻🄴'🅁👻ᴸᴷ
akhirnya ketahuan juga ulet bulu datang ke rumah nathania.. tunggu tanggal mainnya vania.. pasti kamu kaget Raymond tau kelakuan mu..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!