Fahrul Bramantyo dan Fahrasyah Akira merupakan sahabat sejak kecil, bahkan sejak dalam kandungan. Mereka sangat akrab bak saudara kembar yang merasakan setiap suka dan duka satu sama lain.
Namun semuanya berubah saat kesalahpahaman terjadi. Fahrul menjadi pria yang sangat kasar terhadap Fahra. Beberapa kali pria itu membuat Fahra terluka, hingga membuat tubuh Fahra berdarah. Padahal ia tau bahwa Fahra nya itu sangat takut akan darah.
Karena Fahra kecil yang merasa takut kepada Fahrul, akhirnya mereka pindah ke Malang dan disana Fahra bertemu dengan Fahri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LoveHR23, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pembullyan
...~"Gue gak pernah ngarepin lo buat balik lagi. Karena hadirnya sampah kayak lo itu cuma bakal buat rusak lingkungan gue. Bitch!"~...
...Fahrul Bramantyo...
.......
.......
.......
...~>>>•<<<~...
"Fahrul itu nama lengkapnya Fahrul Bramantyo bukan?"
"Ha? Kok lo tau? Set dah, apa Fahrul se famous itu ya, sampe-sampe anak Malang aja kenal ama dia" celetuk Cinta tak percaya.
"Berarti benar nama dia Fahrul Bramantyo?"
"Ho o bener banget. Gue saranin ya, lo gak usah deket-deket sama tuh orang. Apalagi lo keliatan polos banget." Cinta memegang pundak Fahra. "Asal lo tau aja, dia adalah anak bandel dengan beribu kasus. Ruang BK udah jadi langganan orangtuanya setiap bulan."
"Kasus? Kasus apa? Sepertinya Cinta sangat mengenal Fahrul" tanya Fahra menaikkan satu alisnya.
"Behh, bukan kenal lagi gue mah. Walaupun gak pernah akrab, gue tau banget tuh anak gimana aslinya. Kasusnya banyak bet, sampe gue kagak bisa ngitung pake rambut. Waktu SMP nih ya, dia pernah dapet kasus nyium paksa temen SMP kami. Dia juga sering nyolong aset sekolah. Dan waktu SMA, dia pernah macarin 7 cewek sekaligus. Sok kecakepan banget sumpah" celoteh Cinta panjang lebar. Gadis itu terlihat sangat kesal saat membicarakan Fahrul.
"Ha??" Fahra tak mampu berkata apa-apa.
~"Apa benar Fahrul seperti itu? Tapi sepertinya Cinta juga keliatan jujur."~ batin Fahra.
"Kagak usah kaget. Dia emang gitu orangnya. Satu sekolah juga udah pada tau. Tapi untungnya dia siswa dengan segudang prestasi, makanyaa gak pernah ada kata dikeluarin buat dia." lanjut Cinta lagi tak kunjung selesai. Cinta memang sangat kesal dengan segala hal tentang Fahrul. Namun membicarakan aib orang tentu saja punya poin menarik tersendiri. Apalagi aib orang yang jika dilihat dari cover, nyaris tidak memiliki cacat sama sekali. Alias Fahrul merupakan manusia ciptaan Tuhan yang hampir sempurna. Wajah tampan, tubuh atletis, berasal dari keluarga kaya, otaknya seperti profesor sarjana 3 heheheeh. Author aja gak mampu sebutinnya. Soalnya insecure sendiri :)
"Gitu ya?" Fahra tertunduk saat mendengar semua fakta tentang sahabat kecilnya itu. "Oh iya, Cinta mau jajan nggak?" tanya Fahra mengalihkan pembicaraan.
"Nggak deh, gue ada bawa bekel. Lagian di kantin pasti rame, gue males desak-desakkan. Gue pernah jajan dikantin, terus gue malah kebanting sama desakkan itu. Myrys banget. Ogah gue" jawab Cinta jujur.
"Yasudahlah, Fahra ke kantin dulu ya"
Fahra berjalan ke kantin sendirian. Ia pergi ke kantin terdekat agar tidak terlalu lama dan dia bisa segera kembali ke kelas.
"Fahra mau beliin Fahrul jus buah naga kesukaan dia. Hitung-hitung sebagai ucapan welcome back" ucap Fahra sembari tersenyum memperlihatkan lesung pipinya. Para pria dikantin yang melihat senyum Fahra begitu terpesona bahkan banyak diantara mereka yang tak melepaskan tatapannya.
Fahra sengaja memilih kantin yang tidak terlalu ramai, dan tentunya yang ada jual jus. Tapi tetap saja, desak2an itu tetap terjadi dan Fahra harus lebih bersabar untuk menghadapi situasi seperti ini. Karena kantin sekolah memanglah biangnya ramai dan ribut. Jadi cukup dimaklumi saja.
"Bu, Fahra pesen satu jus buah naga ya. Boleh nggak kalau jus nya Fahra ambil nya nanti sebelum pulang sekolah?" tanya Fahra pada ibu kantin.
"Boleh, Mbak" jawab ibu kantin dengan sangat ramah.
"Ya sudah, kalau begitu ini uangnya ya Bu."
"Makasih, Mbak" ucap ibu kantin dan dibalas Fahra dengan senyuman. Fahra bergegas pergi dari kantin yang mulai menjadikannya pusat perhatian. Jika ia masih berada disana dalam waktu yang lama, maka segerombolan siswa-siswa mata keranjang akan melancarkan aksi untuk menggoda Fahra.
Jam terakhir sebelas IPA 2 kosong karena Pak Rahman sedang ada urusan lain. Pak Rahman hanya memberi tugas untuk dikerjakan dirumah. Fahra memanfaatkan kesempatan itu untuk mengambil jus yang ia pesan saat jam istirahat.
Fahra kembali ke kelas dengan membawa jus yang ia pesan. Melihat itu, Cinta penasaran dan menghampiri Fahra.
"Lo beli jus? Merah, jus buah naga ya? Lo suka buah naga juga? Sama gue juga suka heheh" ucap Cinta yang memberi banyak pertanyaan pada Fahra.
"Ini jus untuk Fahrul" ucap Fahra dengan polos.
"Haa??"
Cinta terkejut saat tau jus yang dibawa Fahra ternyata untuk Fahrul. Gadis itu melirik ke arah Fahrul yang tengah asyik bernyanyi sambil bermain gitar bersama beberapa anak laki-laki dikelasnya. Ia meneguk ludahnya dan kembali menatap ke arah Fahra.
"Lo yakin? Saran gue, mending lo urungin deh niat lo buat ngasi dia jus." ucap Cinta yakin.
"Emangnya kenapa?" Fahra mencoba mencerna omongan Cinta.
"Kalau lo lakuin itu, dan Fahrul gak suka, ntar lo bakal jadi korban bully dia. Ehh tapi gak tau deh, lo kan cantik. Siapa tau aja dia mau nerima itu." Cinta mengurungkan niatnya untuk memperingatkan Fahra. Karena benar saja, Fahra akan menjadi pasangan yang tepat dan jika dilihat dari cover, Fahra menang telak dari semua mantan Fahrul yang dikenal Cinta. Maka dari itu, Cinta membiarkan Fahra berjuang jika memang ia menyukai Fahrul. Toh, kaum goodlooking jarang kecewa apalagi nerima penolakkan.
Fahra hanya membalas omongan Cinta dengan senyuman. Perlahan kakinya mulai melangkah mendekati Fahrul yang berada di belakang.
"Hy Rul, ini Fahra bawain jus buah naga kesukaan Fahrul" ucap Fahra sembari tersenyum.
Melihat sikap Fahra, semua siswa dikelas menatap heran. Beberapa diantara mereka berbisik pada teman disebelahnya.
Awalnya Fahrul tak memperdulikan ucapan Fahra. Namun gadis itu terus memaksa hingga batas kesabaran Fahrul habis. Pria itu berdiri menghampiri Fahra yang berada tak jauh darinya.
"Siapa lo?" ucapnya santai dengan tatapan sinis. Sebenarnya Fahrul sudah tau siapa gadis didepannya itu. Tapi ia sengaja pura-pura tak mengenal Fahra.
"Fahra." Fahra tersenyum manis ke arah Fahrul. Fahrul melototkan matanya. Harap-harap pertahanannys untuk bersikap jutek tidak akan roboh cuma karena senyum manis dari gadis berlesung pipi itu.
"Pergi sekarang atau lo mau jadi sasaran baru gue?" ucap Fahrul menaikkan satu alisnya.
Mendengar ucapan Fahrul, para siswa dikelas sebelas IPA 2 semakin tegang. Mereka hafal betul maksud dari omongan Fahrul barusan.
"Aduh mampus! Kayaknya langkah gue buat ngebiarin Fahra salah deh. Gimana nih, gimana cara gue bantuan Fahra? Huaaaa lo sih, Raa gak bisa pilih-pilih cogan buat di deketin." Cinta yang menyaksikan itu terlihat gemas, ia menepuk dahinya. Mencoba berfikir sejenak, kira-kira apa yang bisa dia lakukan untuk menyelamatkan teman barunya itu dari macan pemangsa yang ganas seperti Fahrul.
"Tapi Fahra kan bawa jus buah kesukaan Fahrul'' Fahra masih kekeh memaksa Fahrul untuk menerima jusnya.
"Gue hitung sampe 3. Kalau lo tetep gak mau pergi, lo bakal rasain akibatnya."
