NovelToon NovelToon
Dikala Cinta Menyapa

Dikala Cinta Menyapa

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / CEO / Pernikahan Kilat
Popularitas:651
Nilai: 5
Nama Author: Phoenixsoen

Hari ini adalah hari pernikahanku, ya aku akan menikah dengan pemuda yang baru kukenal sebulan lalu. Seorang pemuda tanpa identitas yang kutemui dijalan saat hendak pulang dari desa sebelah setelah mengantar pesanan ayam kepada pelanggan di desa sebelah. Aku menolongnya karena kasihan melihat kondisinya yang berantakan dengan pakaian yang compang camping dan di penuhi luka di tubuhnya. Aku menikahinya karena terpaksa atas permintaan ibu tiriku agar aku tidak menjadi duri dalam pernikahan saudari tiriku Ayana dan kekasihnya Hendrik, meski berat untukku menikahinya tapi aku terpaksa menyetujuinya agar aku tidak diusir dari rumah ayahku yang kutinggali sejak kecil dan agar aku bisa merawat ayahku yang sakit. Akankah pernikahan ini berakhir bahagia ataukah akan menjadi neraka kedua untukku?! Ayah sanggupkah aku menjalani semua ini!? Semoga keputusan ini bukanlah keputusan yang salah untuk kebahagian semua orang. Semoga suamiku akan menjadi suami yang baik untukku.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Phoenixsoen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9

Hari-hari Yoona kini tidak lagi membosankan dan sepi, karena sejak masuk nya Yoon Gi ke rumah Yoona, Yoona merasa tidak lagi sendirian, sebab ketika Yoona merasa di tindas ada Yoo Gi yang selalu membelanya.

"Yoona... Yoona .... dimana kamu?" Teriak Ayana dengan marah.

Yoona pun keluar dari kamar dengan malas "ada apa kamu memanggilku , Ayana?" Tanya Yoona sedikit kesal.

"nih... kamu cuci semua baju-bajuku , jangan sampe kamu merusak semua baju-baju ini karena ini semua baju mahal" Ayana melempar semua bajunya ke arah Yoona, di saat itu Yoon Gi muncul dari arah dapur mendekati ke arah mereka. Yoon Gi mengambil semua baju Ayana dan melemparnya kembali ke Ayana.

"Kamu cuci saja sendiri, kenapa malah menyuruh Yoona?!" Ucap Yoon Gi sedikit marah.

Ayana pun membalas "kamu itu ngomong apa sih gak jelas banget, gak ngerti sama apa yang kamu omongin. Pergi sana gak usah kamu ganggu kita, kamu tuh cuma gembel yang numpang di sini tau gak, gembel aja belagu sok mau berkuasa. Sekali gembel tetap aja kamu itu gembel meski kamu pake baju bagus sekalipun tetep aja gak ngaruh tau gak" cerca Ayana pada Yoon Gi.

Yoon Gi tidak memedulikannya dia hanya berlalu sambil membawa Yoona pergi. Hal itu lantas membuat Ayana begitu murka dan semakin tidak menyukai Yoon Gi.

"Yoona.... Yoona.... kembali kamu kesini... Yoona......." teriak Ayana lebih keras tapi tetap tidak ada respon, sehingga membuat mamanya keluar kamar.

"Apa yang membuatmu teriak-teriak manggil Yoona begitu keras sampe suaramu kedengeran sampe keluar halaman" tanya Shania penasaran

"Itu ma, si gembel itu udah buat aku kesel aja. Masa tadi dia belain si Yoona di depan aku, padahal aku mau nyuruh dia buat cuci baju aku, tapi si gembel itu malah muncul entah dari mana dan malah bawa si yoona pergi" jawab Ayana menjelaskan.

"Keterlaluan si gembel itu, sejak ada dia Yoona jadi berani buat ngelawan kita. Lagian dari mana datangnya si gembel yang kaya pengemis itu. Datang-datang malah ikut campur urusan kita, bikin kacau aja rencana kita bikin si Yoona jadi gak takut lagi sama kita" membuat Shania jadi kesal.

Memang sejak Yoon Gi datang suasana rumah itu jadi tegang. Pasalnya Yoon Gi selalu ikut campur urusan yang menyangkut dengan Yoona. Yoon Gi tidak terima jika Yoona ditindas sama mereka sehingga membuat Shania dan Ayana menjadi sangat murka dan geram. Sementara itu di halaman belakang Yoona dan Yoon Gi tengah berdua duduk di bangku taman.

"Kenapa kamu hanya diam saja saat diperlakukan seperti itu oleh Ayana?" Tanya Yoo Gi.

"Bagaimana aku bisa melawan mereka saat nyawa keluargaku ada di tangan mereka. Mereka bisa saja melakukan hal buruk pada keluargaku, makanya aku harus sabar menghadapi perlakuan mereka padaku. Jika tidak, mereka akan melakukan apapun untuk bisa menaklukkan ku" jawab Yoona dengan sedih.

"Sudah berapa lama kamu diperlakukan seperti ini oleh mereka" tanya Yoon Gi lagi.

"Sudah hampir setahun sejak pernikahan ayah dilakukan. Dan sejak ayah sakit mereka semakin semena-mena sama aku dan semua pekerja di rumahku" ucap Yoona semakin sedih.

Melihat kondisi Yoona yang seperi itu membuat Yoon Gi merasa prihatin. Karena dia merasa apa yang sudah di lakukan ibu dan adik tirinya sudah sangat keterlaluan. Mereka mengancam dan memeras perasaan Yoona yang lembut dan baik hati. Hal itu membuat Yoon Gi ingin sekali melindungi Yoona. Untuk itu Yoon Gi selalu ikut membantu pekerjaan Yoona agar Yoona merasa tidak terbebani dengan pekerjaan dan masalahnya. Yoon Gi pun ikut bekerja di peternakan dan lahan milik keluarga Yoona. Selain untuk membantu Yoona Yoon Gi pun ingin mencari nafkah untuk diri sendiri, karena semua uang dan juga identitasnya hanyut di sungai tempat mobilnya jatuh dan tenggelam.

Sehingga dia tidak memiliki apa-apa saat ini. Melihat Yoona yang tersiksa hidup dengan ibu tiri dan adik tirinya membuat Yoon Gi merasa iba dengannya, ingin sekali Yoon Gi bisa melindungi Yoona dan selalu berada di sisinya. Namun mereka baru bertemu beberapa hari dan Yoon Gi tahu bahwa Yoona mungkin belum mencintainya saat ini, Yoona menolong Yoon Gi hanya karena perasaan manusiawinya yang lembut. Yoon Gi tidak tahu apa yang harus dilakukannya untuk bisa melindungi Yoona di sisinya.

"Ya sudah sebaiknya kita kembali ke peternakan, sebelum mama datang dan marah-marah" ajak Yoona mengalihkan pembicaraan.

"Ok" jawab Yoon Gi singkat.

Saat hendak berjalan ke luar Yoona melihat mobil yang di lihatnya pada kecelakaan Yoon Gi terparkir depan rumahnya. Yoona melihat Ayana dan Hendrik saling berpelukan dan berciuman. Membuat Yoona menggelengkan kepalanya melihat kelakuan adik tirinya, Yoona tidak habis pikir dengan prilaku adik tirinya dan juga sang pacar mereka melakukan hal tidak senonoh di depan umum pada pagi hari. Yoona pun hanya melengos pergi tanpa bicara.

"Yoona, siapa laki-laki yang bersama adikmu itu" tanya Yoon Gi penasaran.

"Dia pacarnya" jawab Yoona singkat.

"Aku rasa dia bukanlah laki-laki yang baik" ucap Yoon Gi.

"Darimana kamu tahu jika Hendrik bukan laki-laki yang baik?!" Tanya Yoona penasaran.

"Aku hanya tau saja, dilihat sekilas pun siapapun pasti langsung tahu dari gelagatnya. Sesama lelaki aku pasti lebih tahu, karena sebagai laki-laki aku punya insting yang tajam" jawab Yoon Gi terdengar meyakinkan.

"aku bisa langsung tahu hanya dengan melihat tatapan matanya, sepertinya dia menyembunyikan sesuatu" lanjut Yoon Gi lagi.

"Entahlah aku tidak tahu dengan itu lagi pula aku tidak peduli dengan urusan mereka. Apapun motif Hendrik mendekati Ayana dan bahkan mau menikahinya" ucap Yoona datar.

"Memangnya mereka akan menikah? Kapan?" Tanya Yoon Gi sangat penasaran.

"Sekitar beberapa minggu lagi" terang Yoona pada Yoon Gi.

"Tapi aku rasa sepertinya dia punya rasa sama kamu" ujar Yoon Gi.

"ish.. ngaco kamu, mana mungkin Hendrik itu suka sama aku, lagi pula mereka sudah pacaran cukup lama" kata Yoona.

"Aku ini tidak bodoh Yoon, aku bisa dia suka sama kamu diri tatapan matanya saat dia melihat kearah kamu. Aku tahu sorot mata laki-laki saat jatuh cinta" kata Yoon Gi lagi.

"Sudahlah kenapa kita mesti repot ngurusin urusan mereka yang tidak ada kaitannya dengan kita. Ayo, mending kerja aja masih banyak yang harus kita kerjakan di peternakan" ajak Yoona.

Namun entah mengapa perasaan Yoon Gi mengatakan bahwa ada yang tidak beres dengan lelaki itu. Tetapi Yoon Gi mencoba untuk bisa fokus pada pekerjaannya saja saat ini dan mencoba menghilangkan pikiran negatifnya. Di bagian lain rumah Yoona dimana tempat Hendrik dan Ayana berada, mereka tengah membicarakan mengenai rencana pernikahan mereka, Ayana yang sedari tadi sibuk membolak-balikan katalog contoh dekorasi untuk acara pernikahan dan memilih-milihnya dengan staff bridal, mata Hendrik malah sibuk menatap ke arah Yoona yang tengah bekerja di peternakan belakang rumah Yoona. Hendrik sibuk memperhatikan kegiatan Yoona di peternakan. Hal itu tentu tidak lepas dari pengawasan Ayana yang menangkap dengan matanya yang jeli, Ayana pun lantas geram melihat pacarnya malah sibuk memperhatikan wanita lain.

"Sayang, kamu lihat kemana sih, bukannya fokus ke aku kamu malah liatin yang lain" kata Ayana yang kesal dengan kelakuan pacarnya.

"Ah enggak sayang itu aku lagi liat sapi-sapi dan ayam di peternakan itu, sapi dan ayamnya banyak banget ya pantes keluarga ayah tirimu itu kaya banget peternakannya aja luas gitu" kata Hendrik mengalihkan.

Namun bukan Ayana namanya jika dia tidak tahu apa yang di perhatikan Hendrik pacarnya dari tadi. Ayana menyadari perubahan Hendrik sejak Ia bertemu Ayana di pernikahan mamanya. Makanya Ayana meminta Hendrik untuk cepat menikahinya supaya Yoona tidak bisa merebut Hendrik dari dia. Rapat pun selesai dan staff bridal sudah mencatat apa saja yang di inginkan Ayana untuk pernikahannya. Mereka akhirnya mengakhiri pertemuan itu dan segara pamit untuk bisa segera menyelesaikan pekerjaan.

Ayana yang sedari tadi jengah dengan prilaku pacarnya, segera menarik tangan Hendrik untuk masuk ke kamarnya. Ayana masuk ke kamar dan segera mengunci pintu dari dalam, Ayana pun menciumi wajah Hendrik dan menuntunnya untuk melakukan hubungan terlarang sebelum pernikahan karena Ayana merasa cemburu dengan Hendrik yang selalu melirik Yoona.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!