Ugly To Beautiful

Zevana membalas senyuman Alian, lalu setelah itu Zevana segera bergegas untuk mengganti pakaiannya, dan menuruti keinginan Alian.

“ Aku sudah siap, ayo…” Ucapnya lalu mengulurkan tangannya pada Alian.

Alian tersenyum lalu kemudian meraih tangan Zevana dan menggandeng nya, mereka pun dengan segera menuju mall yang jaraknya tidak terlalu jauh dari rumah mereka.

Alian terlihat sangat bersemangat karena ia sudah tidak sabar ingin merubah penampilan adik nya itu. Alian bahkan membeli banyak gaun untuk Zevana, dan ia juga memilihkan gaun yang sangat cantik untuk dikenakan adiknya nanti saat acara pesta pertunagannya.

“ Kak? Apa ini tidak terlalu berlebihan? “ Tanya Zevana terheran-heran karena Alian membelikannya banyak pakaian.

“ Tidak Ze, kamu kan tidak punya pakaian-pakaian seperti ini, dan satu lagi, kamu harus menyumbangkan pakaian lamamu ke panti asuhan, kakak tidak mau melihatmu memakai pakaian-pakaian lamamu itu, kamu harus memakai pakaian yang baru kakak belikan untuk mu, Oke? “

Zevana hanya bisa mengangguk lalu memberikan senyuman paksanya pada Alian.

“ Ze, kakak rasa ini sudah cukup, sekarang kita cari sepatu dan setelah itu kita ke optik untuk membeli kontak lens untuk mu. “  Ucapnya.

“ Ini bukan hanya cukup kak, tapi sangat-sangat cukup. “ Keluh Zevana.

Setelah berkeliling dan mendapatkan sepatu dan juga beberapa heals, mereka dengan segera pergi menuju optik untuk membeli kontak lens.

Zevana memeriksa minus matanya terlebih dahulu, setelah itu dia baru memilih-milih beberapa kontak lens yang warnanya tidak terlalu mencolok.

“ Kak, sepertinya aku membeli warna transparan saja, aku tidak mau terlihat terlalu mencolok. “ Ucapnya.

“ Tidak-tidak, kamu pakai warna brown saja, warnanya tidak terlalu mencolok, tapi saat terkena cahaya atau sinar matahari warna nya akan terlihat sangat cantik. “  Ungkapnya.

“ Baiklah. “

Lagi-lagi Zevana tidak bisa membantah dan hanya bisa menuruti perkataan Alian.

Setelah selesai memilih beberapa kontak lens, Zevana dan Alian mereka kemudian menuju sebuah toko kosmetik yang ada di dalam mall.

Alian membelikan beberapa kosmetik dengan warna-warna yang cukup natural. Bukan hanya kosmetik saja, Alian juga membelikan beberapa skin care yang nantinya harus digunakan Zevana secara rutin.

“ Ze, nanti kamu harus rajin menggunakannya, karena sekarang kamu memakai make up, kulitmu juga harus di rawat, pakai ini secara rutin di pagi hari sebelum menggunakan make up, dan kemudian di malam hari setelah kamu menghapus make up mu. “ Jelas Alian.

“ Ah…ternyata banyak yang harus aku lakukan untuk menjadi cantik. “ Keluh Zevana yang selama ini tidak pernah melakukan perawatan pada wajahnya.

“ Ze, jangan menyerah, ini hal yang mudah, kalau nanti kamu sudah terbiasa, ini bukan hal yang sulit. “

Zevana kembali mengangguk dan kembali memberikan senyuman terpaksanya, ia seperti menyesal karena sudah mengatakan ingin merubah penampilannya, namun Zevana sudah tidak bisa menarik perkataan nya kembali karena Alian terlihat begitu bersemangat kali ini.

Zevana dan Alian membawa banyak kantong belanjaan di tangan kanan dan kiri mereka sampai mereka terlihat kesulitan membawanya karena terlalu banyak.

“ Ze, sepertinya kita taruh dulu barang belanjaan kita di bagasi mobil, setelah itu kita cari makan. “

“ Iya kak. “

Mereka memutuskan untuk menaruh barang-barang belanjaan mereka di dalam bagasi mobil, dan setelah itu mereka kembali masuk ke dalam mall dan mencari tempat makan.

“ Kak, aku mau makan sushi. “ Pinta Zevana yang sangat tergila-gila dengan sushi.

“ Oke…”

*****

Restoran sushi yang berada di dalam mall. 

Zevana dan Alian memesan beberapa menu, mereka berdua sangat menyukai sushi, dan sushi adalah salah satu makanan favorit kakak beradik itu.

“ Silahkan dinikmati. “ Ucap salah satu pelayan yang mengantarkan pesanan mereka.

“ Terima kasih. “  Ucap Zevana.

Setelah makanan yang mereka pesan datang, mereka langsung menikmatinya tanpa ragu. Mereka makan dengan begitu lahap, Zevana dan Alian memang sangat lapar karena mereka berkeliling mall dari sore hari sampai petang.

Dan ketika makanan yang mereka pesan sudah habis, Zevana dan Alian terlihat kekenyangan saat ini, keduanya menyandarkan tubuh mereka pada sandaran bangku.

“ Ah…penuh sekali perutku. “ Gumam Alian sambil mengusap-usap perutnya.

“ Aku juga kak. “

“ Ze, sudah jam sembilan, ayo kita pulang. “

“ Iya kak. “

Setelah itu mereka beranjak dari duduknya dan berjalan keluar dari restoran sushi. Mereka berjalan menuju parkiran, dan saat Zevana dan Alian ingin masuk ke dalam mobilnya, tiba-tiba saja ada dua orang pria yang tidak asing bagi Alian.

Alian mengenali pria itu dan kemudian menyapanya, Zevana juga mengenali salah satu pria yang di sapa kakaknya itu.

“ Febian? Dandy? “ Sapa Alian.

Febian dan Dandy yang mendengar suara Alian langsung menoleh dan melihat ke arah Alian, mereka juga langsung menghampiri Alian.

Febian Satnaranza, Febian adalah kembaran Ameera Satnaranza kakak dari Dandy, dia baru saja kembali dari luar negeri dan akan melanjutkan bisnisnya di kota ini. Karena Febian dan Ameera kembar, wajah mereka tampak sama dan hanya kelamin mereka saja yang berbeda.

Febian juga lebih tinggi dan memiliki postur tubuh yang tegap, wajahnya sangat maskulin dan kesan pertama orang yang bertemu dengan Febian selalu saja salah. Orang-orang selalu berpikir jika Febian adalah pria yang dingin dan jutek, tapi kenyataannya tidak seperti itu.

Zevana yang baru melihat kakak dari Dandy itu juga memiliki kesan pertama yang seperti itu. Mungkin itu karena wajah Febian yang terlihat tampak seperti itu. Tampan tapi terlihat dingin dan jutek, ya…Febian memiliki wajah seperti itu, sangat jauh berbeda dengan Dandy yang terlihat sangat ceria.

“ Alian? Kamu? “

“ Astaga Bian, aku tidak menyangka bertemu denganmu di sini. “

“ Haha, iya, aku memutuskan untuk melanjutkan bisnisku disini, kalau kamu?  “

“ Ah begitu, baguslah, sepertinya aku bisa berpartner denganmu. Aku juga mau menjalankan bisnis di sini, aku sudah terlalu lama hidup di Swiss, dan aku rindu tanah kelahiranku. “

“ Benar-benar, aku juga merasakan apa yang kamu rasakan, ngomong-ngomong, apa kamu akan melanjutkan bisnis mu yang di Swiss di sini? “ Tanya Febian cukup penasaran.

Sementara Zevana dan Dandy, mereka hanya bisa terdiam sambil menyimak obrolan kedua kakak mereka itu.

“ Ya tentu, aku akan melanjutkannya, tapi sepertinya aku tidak akan membangun penginapan seperti di Swiss, aku mau membangun sebuah hotel di dekat taman pusat kota. “

“ Wah, bagus sekali, aku bisa membantumu mempromosikannya, sepertinya kita akan sering bertemu kalau kita menandatangani kontrak kerja sama. “  Ucapnya.

Febian menekuni bisnis di bidang properti, dan kemampuannya juga cukup handal, sudah banyak properti yang terjual olehnya, dan rata-rata semua berjalan dengan sangat lancar dan tanpa hambatan.

“ Aku setuju, sekarang masih dalam proses pembangunan, nanti untuk lebih lanjutnya aku akan menghubungimu, lalu akan aku siapkan kontrak, bagaimana? “

“ Dengan senang hati aku akan menandatangani kontrak itu. “ Jawab Febian lalu tersenyum ke arah Alian.

Mereka pun saling melemparkan senyuman satu sama lainnya, bahkan Zevana dan Dandy yang tidak mengerti dengan topik pembicaraan kedua kakaknya itu hanya ikut-ikut tersenyum.

“ Oh ya, aku sampai lupa, ini adik ku Zevana, Ze, ini Bian, kembaran Ameera kakak Dandy. “  Ucap Alian memperkenalkan Zevana lalu kemudian memperkenalkan Febian juga.

“ Halo kak, aku Zevana, panggil saja Ze…” Ucap Zevana sambil mengulurkan tangannya dan kemudian Febian langsung menjabat tangan Zevana.

“ Hai Ze…senang bertemu denganmu. “

Febian menjabat tangan Zevana diiringi senyuman ramah yang memenuhi wajahnya.

“ Oh ya, kamu sudah kenal Dandy kan Lian? “ Tanya Febian lalu merangkul bahu Dandy.

“ Tentu saja, dulu saat masih SMA aku sering ke rumahmu, dan Dandy sering menjahiliku, bagaimana aku tidak mengenalnya.” Ucapnya lalu tertawa.

“ Iya benar juga, ternyata kamu masih mengingatnya…Ze, ini adikku Dandy, sepertinya kalian seumuran. “ Ujar Febian tanpa mengetahui jika Dandy dan Zevana sekolah di sekolah yang sama bahkan mereka berada di kelas yang sama.

Mendengar Febian memperkenalkan dirinya pada Zevana seperti itu, Dandy hanya bisa tertawa, Zevana dan Alian pun ikut tertawa, hanya Febian yang tidak mengetahui jika adiknya satu sekolahan dengan Zevana, dan itu tampak terlihat lucu bagi Dandy, Zevana dan juga Alian.

“ Kenapa kalian tertawa? “ Tanya Febian bingung.

“ Kak, kakak sangat lucu, aku dan Ze satu sekolah, bahkan aku satu kelas dengannya. “ Ungkap Dandy.

“ Benarkah? Kenapa kamu tidak mengatakannya dari awal? Kakak jadi malu. “ Ucap Febian tersipu malu.

Mereka semua pun kembali tertawa karena wajah Febian yang sudah sangat memerah karena menahan rasa malunya seorang diri.

“ Kak Bian, wajahmu…” Ucap Zevana sambil menunjuk wajah Febian.

“ Maaf Ze, wajahku saat ini pasti terlihat seperti kepiting rebus ya? “

Zevana hanya mengangguk lalu kemudian kembali tersenyum lebar ke arah Febian.

Deg…

Tiba-tiba saja jantung Febian berdegup saat melihat senyuman Zevana. Zevana mengingatkan Febian pada masa lalunya yang cukup kelam.

Dulu saat sekolah, Febian memiliki penampilan yang sama seperti Zevana saat ini, dia mengenakan kacamata tebal dan bahkan memiliki tubuh yang gemuk.

Febian mulai berubah saat dia lulus sekolah dan melanjutkan kuliah dan kemudian bekerja di luar negeri. Zevana mengingatkannya pada masa lalu nya itu, Alian yang tampak cantik dan sangat anggun, seperti Ameera pada saat itu, sementara Zevana, dia tampak seperti dirinya kala itu.