NovelToon NovelToon
Adik Iparku, Mantan Kekasihku

Adik Iparku, Mantan Kekasihku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Selingkuh / Cinta Terlarang / Saudara palsu
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Amy Zahru

Karma? Apa benar itu yang terjadi padaku? Disaat aku benar-benar tidak berdaya seperti ini.

Bagaimana mungkin aku meghadapi sebuah pernikahan tanpa cinta? Pernikahan yang tidak pernah ku impikan. Tapi sekali lagi aku tak berdaya. Tidak mampu menentang takdir yang ditentukan oleh keluarga. Pria yang akan menikahiku...aku tidak tahu siapa dia? Seperti apa sifatnya? Bagaimana karakternya? Aku hanya bisa pasrah atas apa yang terjadi dalam hidupku.

Aku sebenarnya masih menunggu seseorang dari masa laluku. Seorang pria yang sangat ku cintai sekaligus pria yang telah ku lukai hatinya. Nando Saputra, mantan kekasihku yang telah memutuskan pergi dariku setelah aku dengan tega mengusirnya begitu saja.

Sekarang rasa menyesal kembali menghatuiku saat ku tahu sebuah fakta yang lebih mengerikan...dia Nando, pria yang selama ini ku rindukan adalah adik dari pria yang menikahiku. Rasanya aku ingin bunuh diri saat ini juga....!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amy Zahru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

9. Pertanda

“Maksud Kak Aura apa? Seingatku, baru kali ini kakak membuatkanku sarapan ini? Dan dari mana kakak tahu kalo aku suka nasi...goreng...telur mata...sapi?”

Nando mengatakan kalimat terakhirnya dengan ragu membuatku tak mengerti. Tatapan Nando lurus ke depan seolah sedang memikirkan sesuatu atau mengingat sesuatu.

Apa mungkin nasi goreng ini bisa mengembalikan ingatannya? Apa Nando ingat sesuatu?

“Ada apa, Nando?” tanyaku panik.

Nando diam beberapa detik lalu menjawab masih sambil melamun.

“Aku...juga baru tahu kalau...aku...suka...nasi goreng telur mata sapi?” kemudian Nando melamun lagi.

Pikirannya seolah melayang meninggalkan dirinya bahkan saat aku memanggil beberapa kali, dia tidak merespon sama sekali.

Keringat dingin keluar membasahi kening dan lehernya. Entah efek olahraga singkatnya atau pikirannya yang sedang sibuk berkelana aku tidak tahu.

Satu hal yang pasti, aku takut terjadi sesuatu padanya. 

“Nando!” panggilku sekali lagi sambil mengguncang pundaknya.

Kali ini dia meresponku. Nando memandangku dengan tatapan aneh.

“Aku ingat sesuatu,” jawabnya polos “Nasi goreng ini mengingatkanku pada sesuatu.”

“Benarkah? Sesuatu apa?”

Aku semakin penasaran. Semoga saja Nando berhasil mengingatku. Kemudian wajahnya menjadi sedih.

“Aku tidak tahu, tidak jelas.” jawabnya dengan nada sedikit kecewa.

Aku mengelus pundaknya dengan lembut.

"Mungkin itu bagian dari ingatanmu yang hilang Nando. Sudah, jangan terlalu di paksakan.”

Nando mengangguk setuju. Wajahnya letih dan juha pasrah.

“Kak Aura?” 

“Apa?”

“Dulu kak Aura pernah bilang kalau kita saling kenal sejak lama, apa itu benar?” 

Aku terkejut Nando ingat aku pernah berkata seperti itu. Aku belum bisa jujur padanya, waktunya belum tepat.

Aku tidak ingin mengacaukan rencanaku maka aku secepatnya menggeleng dengan tegas. 

“Maaf ya, Kak Aura waktu itu sedang bercanda. Tidak usah dipikirkan.”

“Masa?”

Nando memicingkan matanya membuatku merasa tak nyaman.

“Kak Aura mengatakannya dengan sangat serius waktu itu. Oya, nama panjang kakak apa?”

Kenapa Nando menanyakannya? 

“Aura Lestari Afifa.”

“Afifa?” 

Sekarang aku ingat, Nando sangat menyukai nama belakangku bahkan dari dulu dia memanggilku ‘Afifa’ bukan Aura. Pantas saja dia terkejut saat tahu namaku. 

“Ada apa, Nando?” 

“Nama itu tidak asing. Aku seperti pernah mendengarnya beberapa kali”

Aku menjadi tegang. Nando sedang berusaha mengingat tentang nama itu.  Tapi kemudian, wajahnya melunak. Tangan kanannya memegangi kening tampak letih. 

“Minum dulu, Nando!” aku menyodorkan segelas air susu.

Nando mengambilnya dengan satu gerakan dan meminumnya langsung sampai habis.  Aku melihat ada kegundahan sangat besar di wajahnya.

Nando menyerahkan piring dan gelasnya kembali padaku. Nasi gorengnya belum sepenuhnya habis, masih tersisa setengah tapi sepertinya Nando sudah tidak bernafsu lagi. 

“Tadi itu, apa kamu ingat sesuatu dari masa lalumu?” tanyaku hati-hati.

Nando mengangguk cuek. 

“Sepertinya iya. Dokter bilang, kalo ingatan aku bisa kembali, maka kemungkinan besar aku bisa sepenuhnya sembuh.”

“Berarti tadi itu pertanda bagus dong?” tanyaku, aku tersenyum saking senangnya.

Nando mengangguk pasrah. Ada jegundahan di wajahnya. Kenapa dia seperti tidak senang?

“Dan itu berarti, aku juga harus siap menahan rasa sakitnya.” 

Senyumku memudar seketika “Apa terasa sakit?” Nando mengangguk lagi.

“Sangat sakit.”

Kami sama-sama terdiam. Rasa bahagiaku luntur seketika. Aku merasa bahagia karena Nando akhirnya akan bisa mengangat kembali masa lalu tentang kami tapi mengingatnya harus menahan rasa sakit membuatku tidak tega.

Aku takut dia akan terluka lagi.  

1
Desi Oktafiani
Aku berharap kisah ini tidak berakhir terlalu cepat, cepat update ya!
Dzakwan Dzakwan
Cerita ini keren banget, susah move on!
Ami Zahru: Terima kasih /Smile/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!