Berliana dan Exsel dulunya adalah sepasang kekasih yang saling mencintai. Sebuah insiden terjadi, hingga muncul kesalahpahaman diantara mereka.
Masing-masing saling membenci dan mengelak rasa sayang yang masih sama meskipun 5 tahun telah berlalu.
Dengan status dan kekuasaan Exsel, sangat sulit bagi Berliana untuk bisa lepas dari genggaman Exsel.
“Bagiku tak ada kata kembali! kaca yang pecah tak akan bisa memantulkan bayangan seperti semula.” ~Berliana
“Rasanya sulit melepaskan wanita itu, sekalipun dia yang salah. Kenapa?” ~Exsel
Jadi sebenarnya siapa yang salah? dan siapa yang benar?
Hingga perlahan-lahan kebenaran mulai terungkap, kesalahpahaman pun mulai terpecahkan. Hingga pada akhirnya menunjukkan Berliana tidak bersalah. Lalu bagaimana cara Exsel menebus kesalahpahaman itu pada sosok Berliana yang masih dicintainya?
Dan bagaimanakah sikap Berliana yang akan membalas ketidakadilan yang ia terima pada musuh-musuhnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ArumSF, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rumor macam apa ini!
Tatapan Exsel terlihat semakin dingin. Ia memandang Arfan dengan tatapan tak suka. Untuk beberapa saat Exsel hanya diam dengan tatapan mengintimidasi ke arah Arfan.
“Ada berita apa?” tanya Exsel yang kini kembali mengontrol ekspresi wajahnya.
Sepertinya Exsel benar-benar tidak mengetahui jika ada berita mengenai Berliana, mungkin karena kesibukan di perusahaan, hingga Exsel bahkan tidak memiliki waktu untuk sedikit bersantai.
“Anda bisa melihat secara langsung.” Karena merasa kesulitan menjelaskan. Maka, Arfan memilih agar Exsel bisa membaca berita tentang Berliana.
“Berita murahan macam apa ini!” dingin Exsel yang langsung melempar lembaran berita yang Arfan berikan dengan begitu saja.
Arfan yang gesit dan dapat menebak situasi. Ia lalu menangkap dengan cepat. Arfan menatap Exsel yang terlihat lebih dingin dari tadi.
“Saya sedang mencari tahu apakah ada dalang dibalik berita ini. Untuk itu, anda bisa tenang karena saya akan berusaha menyelesaikan masalah ini hingga tuntas.”
Arfan memang sudah bergerak cepat begitu mendengar berita yang juga menjadi hal yang dikhawatirkan oleh Anira. Ia yang memang paham untuk melakukan apa yang diperlukan langsung menghendle masalah itu. Hanya saja, dalang dibalik masalah itu tidak bisa ditemukan dengan mudah.
“Jangan biarkan masalah ini terus berlanjut,” acuh Exsel. Meski ia bersikap seolah tidak peduli pada Berliana, tapi justru ia tanpa sadar menunjukkan kepeduliannya itu.
...*****...
“Hey, jangan terlalu dekat dengan asisten itu, kamu tahu 'kan jika dia itu asisten sekaligus manajer dari model yang akhir-akhir ini sedang sangat terkenal,” terdengar bisikan dari seorang perempuan yang tengah bergosip.
“Ya ampun, yang katanya punya hubungan sama modelnya sendiri?. Kayak nggak ada laki-laki di dunia aja.”
“Aneh banget nggak sih, suka kok sama cewek. Nggak sadar apa kalau dia itu perempuan.”
Sinta yang kebetulan sedang membeli minuman untuk dirinya dan juga Berliana. Tanpa sadar dirinya mendengar para kru di lokasi syuting yang sedang bergosip.
“Setidaknya jika ingin bergosip jangan sampai di depan orangnya langsung. Minimal pas orangnya nggak ada, ini pas banget orang lewat mereka gosip. Mana gosip yang belum tentu kebenarannya juga,” Sinta terus saja menggerutu di depan ruangan istirahat pribadi milik Berliana.
Sinta bisa saja langsung memarahi para kru yang tadi bergosip. Tapi itu hanya akan membuatnya terlihat semakin buruk. Dan hal itu juga bisa saja berimbas pada nama baik Berliana.
“Kita seharusnya mengambil tindakan Berliana. Jangan biarkan para penyebar gosip yang tidak benar itu bisa berkeliaran dengan bebas. Harus ada tindakan hukum di sini. Mereka harus dibuat jera, karena di sini kita memang sangat dirugikan,” kata Sinta terdengar menggerutu.
Sinta tidak tahan jika terus mendengar gosip buruk tentang dirinya dan Berliana. Entah itu saat di luar, di taman, di mall, bahkan kini di lokasi syuting pun tetap saja orang-orang terus bergosip buruk tentang dirinya.
Sinta kesal, dia tentu sangat marah dengan gosip murahan itu. Apalagi karena hal itu hubungannya dengan Sang tunangan menjadi renggang. Berkali-kali Sinta berusaha untuk menemui tunangannya yang seakan menghilang entah kemana. Akibat rumor ini, imbasnya benar-benar parah dan tidak terduga.
“Aku tidak menduga akan seperti ini,” ungkap Berliana langsung hingga membuat Sinta sedikit melongo.
Jadi apakah maksud perkataan Berliana adalah ia tahu dalang dibalik semua ini, lalu kenapa Berliana masih santai dan membiarkan rumor yang tidak benar itu terus berlarut.
“Jadi mengapa kamu hanya diam seolah tidak peduli?, ayolah ini bukan hanya tentang karir kamu saja. Tapi juga berimbas pada nama baik kita, aku tahu kalau sebenarnya kamu benar-benar sangat baik, tapi ini sudah sangat keterlaluan.” Sinta tahu jika dibalik sifat acuh Berliana, tersimpan hati baik layaknya Malaikat.
Terbukti dari banyaknya rumor buruk tentang Berliana yang tidak henti-hentinya muncul.
Bisa saja rumor buruk itu tidak datang sebanyak ini jika Berliana bersikap tegas. Hanya saja, Berliana terlihat acuh seolah malas meladeni orang-orang itu.
Tapi sebenarnya Berliana hanya tidak ingin untuk memperpanjang masalah itu, karena dia berfikir jika mungkin para paparazi yang memberitakan buruk tentang dirinya sedang membutuhkan uang.
“Tidak. Aku memang tidak terlalu peduli dengan nama baikku sendiri. Tapi bukan berarti aku hanya akan diam jika masalah ini berimbas pada kamu juga.” Lagi-lagi Berliana berkata acuh dengan pandangan tidak peduli.
Sinta jelas tahu jika ucapan Berliana itu tulus, seakan Berliana akan mengambil tindakan untuk masalah ini bukan demi nama baiknya sendiri, tapi demi Sinta yang telah ia anggap layaknya saudara kandung.
Meski acuh, Berliana sadar jika hanya Sinta yang sanggup bertahan menghadapi sikap acuh dan dinginnya.
Awalnya Sinta memang bertahan karena ia butuh uang ..., tapi setelah lama bekerja sebagai asisten, Sinta mulai mengagumi kerja keras dan sikap tegar Berliana.
“Hey, mengapa kamu tidak peduli dengan nama baik kamu sendiri?”
“Entahlah, yang jelas kamu tidak perlu tahu,” acuh Berliana.
“Nona Berliana. Tuan Herlambang memanggil anda.” Salah satu kru masuk dan mengatakan langsung niatnya. Kru wanita itu terlihat menatap jijik pada Berliana dan langsung melenggak pergi begitu selesai mengatakan itu.
Tidak ada kata-kata sopan dan hormat dari wanita itu, Berliana memang tidak gila akan rasa hormat, tapi setidaknya jangan ada yang memandangnya jijik.
“Ini sangat keterlaluan.” Sinta berkomentar melihat itu.
Mengapa?, mengapa orang-orang begitu langsung percaya akan rumor, tidakkah mereka berniat untuk mencari tahu kebenarannya terlebih dahulu sebelum mengambil kesimpulan?
“Mereka hanya akan percaya dengan apa yang ingin mereka dengar. Percayalah ..., seberapa berusahanya kita menjelaskan. Tapi jika nyatanya mereka tetap percaya pada rumor, maka itu hanya akan menjadi hal yang sia-sia.” Seakan menebak dengan apa yang dipikirkan oleh Sinta, Berliana berkata dengan kata-kata yang memiliki makna dalam.
Memang, kebanyakan manusia hanya akan percaya dengan apa yang telah mereka dengar tanpa tahu kebenaranya dengan pasti. Bukankah seperti itu?
Bahkan mereka tidak tahu jika hanya sebuah rumor, begitu dahsyat imbasnya pada seseorang yang sedang dirumorkan.
Contohnya adalah Sinta, entahlah, bagaimana nasib hubungannya dengan kekasihnya nanti. Sinta tidak tahu kejelasan dari hubungannya itu.
“Apa aku perlu ikut untuk menemani kamu?” tanya Sinta. Sebagai manajer sekaligus asisten, ia memang selalu berada di dekat Berliana. Karena itu sudah menjadi pekerjaannya untuk berada di samping modelnya sendiri.
“Tidak perlu. Mungkin ada baiknya jika kita tidak perlu bertemu. Meski terdengar konyol dan aneh, kayaknya memang kita harus mengalah demi kepuasan mereka,” ucap Berliana yang menjeda ucapannya.
“Padahal kita memang tidak memiliki hubungan seperti itu, hanya saja demi meredanya rumor yang tidak benar ini ada baiknya kita tidak terlalu dekat.” Untuk pertama kalinya, Berliana berkata panjang lebar.
Aneh sebenarnya saat rumor itu menimpanya, jika orang-orang tahu alasan Berliana tidak pernah dekat dengan laki-laki, mungkin berita ini akan langsung hilang seolah tak pernah ada. Hanya saja, untuk menyebut nama laki-laki itu Berliana tidak ingin, apalagi jika sampai harus menemui laki-laki itu.
*****
Mohon dukungannya dan likenya😘
Oteyy👍