Seorang gadis mafia yang harus merenggangkan nyawanya usai di tembak mati oleh ayah angkatnya. Perkara ia mengetahui kejahatan ayah angkatnya yang melampaui batas. Meskipun ia hidup di dalam kehidupan keras, berbahaya dan penuh kejahatan, ia masih memiliki hati nurani.
Pasalnya ia tidak setuju dengan kejahatan ayah angkatnya yang memperdagangkan anak-anak kecil. Bukan hanya menjualnya, mereka juga menyiksa anak-anak itu dan beberapa anak-anak tewas.
Pada akhirnya ia pun mati di tembak saat ia ingin menyelamatkan anak-anak itu dari cengkraman ayah angkatnya itu.
"Papa, jika ada kehidupan lain dan bertemu denganmu lagi, aku tetap melakukan hal yang sama, yaitu menyelamatkan anak-anak kecil itu. Aku juga tidak akan membiarkan Papa berhasil atas kejahatan Papa yang melampaui batas ini! Jika ada kehidupan selanjutnya, aku akan balas dendam atas semua kejahatan yang Papa lakukan!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon less22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
9
...☘️❤🩹☘️❤🩹☘️❤🩹☘️❤🩹☘️❤🩹☘️❤🩹☘️❤🩹...
...Happy Reading...
...☘️❤🩹☘️❤🩹☘️❤🩹☘️❤🩹☘️❤🩹☘️❤🩹☘️❤🩹...
"Ya kan, mereka kan lebih tua dari mu, mereka kan memberi nasehat kepada mu," kata Hendra untuk mencairkan suasana.
Greland tersenyum getir. "Ck! ternyata kau sama saja dengan mereka, merasa yang tua adalah benar, yang padahal kalian semua menumpang di rumah ku!" ucap Greland.
"Heh! ini rumah punya adik ipar ku! Adik kandung suami ku. Jadi kami juga berhak tinggal di sini!" teriak Ranti dengan mulut lebarnya itu.
Greland mengepalkan tangan, menahan amarah yang membuncah. Rumah yang dibangun ayahnya, kini terasa seperti penjara. paman dan bibi iparnya, Hendra, Ranti menguasai rumahnya seakan-akan itu milik mereka. Ucapan Hendra yang terkesan menyepelekan, dan teriakan Ranti yang kasar, semakin memicu api kemarahannya.
Greland menatap Ranti dengan mata yang penuh dengan kemarahan. "Berhak? Berhak apa? Berhak menyiksa aku? Berhak memperlakukan aku seperti pembantu? Kalian berhak atas apa lagi? Atas kekacauan yang kalian ciptakan di rumah ini? Ayahku membangun rumah ini dengan keringat dan jerih payah, bukan untuk kalian injak-injak!" Greland membentak, suaranya bergetar menahan emosi.
"Greland, dengarkan aku..." kata Hendra, tapi Greland memotongnya.
"Tidak, aku tidak mau mendengarkan! Aku sudah cukup mendengarkan omongan kalian selama ini!"
Greland berdiri tegak, menatap Ranti dan Hendra dengan mata yang tajam. "Aku tidak butuh nasehat dari kalian. Aku hanya ingin kalian pergi dari rumah ini, pergi dari hidupku!"
Ranti dan Hendra terkejut dengan reaksi Greland. Mereka tidak tahu bahwa Greland merasa seperti itu. Hendra mencoba untuk menenangkan Greland, tapi Greland tidak mau mendengarkan.
Hendra maju selangkah, "Jangan macam-macam, Greland! Kau masih muda, belum tahu arti tanggung jawab!"
"Tanggung jawab? Kalian yang tidak bertanggung jawab! Kalian hanya menumpang, memanfaatkan kebaikan ayahku!" Greland membalas, matanya berkaca-kaca.
Pertengkaran semakin memanas. Ranti kembali berteriak, menuding Greland sebagai anak yang tidak tahu diuntung.
"Dasar nggak tau diri! Kau masih bersyukur tak di usir dari rumah ini! Kau itu hanya anak yang tak di inginkan, jika bukan karena kami, kamu mau makan apa?" tanya Ranti lagi.
"Aku bisa menjual rumah Papa ku dan uangnya untuk makan ku! Dan selama aku tinggal di sini, aku seperti pembantu di rumah ini, pembantu saja di bayar, tapi kalian hanya menggunakan tenaga ku tanpa bayaran! Jadi aku mengusir kalian dari rumah ini!" ucap Greland sambil menendang Yanto keluar dari meja makan dengan kuat.
Yanto terjatuh ke lantai, dan Ranti berlari untuk membantunya. "Kau tidak bisa melakukan ini, Greland! Kami tidak akan pergi dari rumah ini!" teriak Ranti.
Greland menatap Ranti dengan mata yang penuh dengan kemarahan. "Aku bisa, dan aku akan melakukannya! Aku sudah cukup dari kalian semua! Ayo, keluar dari rumah ini sekarang juga!"
Greland berjalan menuju pintu dan membukanya lebar-lebar. "Keluar! Keluar dari rumah ini, dan jangan pernah kembali lagi!" perintah Greland dengan nada yang keras.
"Tidak! Kami tidak akan pergi!" Teriak Ranti. "Aku juga tidak akan pergi!" kata Hendra bersikeras, yang selama ini ia diam, sekarang ia tak terima jika ia diusir.
Greland menatap Ranti dan Hendra dengan mata yang penuh dengan kemarahan. "Kalian tidak mau pergi? Baik, aku akan membuat kalian pergi dengan cara lain!" kata Greland dengan nada yang keras.
...❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹...
semangat up banyak"ceritanya bagus