Jalinan Cinta Mantan Mafia

🌙🌙🌙

"Kak El ?"

"Kau bahkan sudah punya nama kesayangan untuknya Melati ?" Ejek Saga.

Melati gelagapan. Ia yang tadi mengatakan tidak mengenal Gabriel, sekarang seakan terjebak pada ucapannya sendiri.

"Roy, panggil penghulu kemari. Aku ingin menikahkan adikku". Ucapan Saga lagi-lagi mengejutkan Gabriel dan Melati.

Roy hanya mengangguk. Kemudian mengirim pesan pada seseorang.

"Aku tidak mau menikah, Kak. Ayo kita pulang". Melati berusaha menarik lengan Saga tapi Pria itu tidak beranjak dari tempatnya barang selangkah pun.

"Diam Melati".

"Bagaimana dengan mu ?" Tanya Saga menatap Gabriel. Keduanya melayangkan tatapan permusuhan.

"Memangnya aku ada pilihan lain. Kau sangat licik". Gerutu Gabriel.

Biarlah ia mengalah kali ini. Urusan pernikahan bisa ia perbaiki nanti. Pria di hadapannya ini sangat berbahaya. Begitu lah kira-kira insting Gabriel berkata.

Tidak sampai lima menit, dua orang lelaki sudah ada diantara mereka. Seperti sudah direncanakan, mereka datang secepat ini ?

"Saya penghulu yang akan menikahkan calon pengantin. Mana ini calon pengantin nya ?" Kata Pak penghulu tidak terlalu tua tapi juga tidak muda.

"Ini Pak. Mereka berdua yang akan menikah. Mereka tadi ada di dalam sini berduaan. Dan laki-laki itu tidak pakai baju Pak. Ini yang perempuan adik saya, kaki nya terluka, pasti tidak bisa melawan kan Pak ?" Ucapan Saga seolah mengompori Pak Penghulu itu.

Gabriel berdecak. Pandai juga pria ini memainkan kata.

Melati sendiri tidak percaya lelaki itu adalah Kakaknya yang beberapa hari ini selalu adu suara dengan nya.

Pak penghulu melihat Gabriel dari bawah keatas. Ia hanya sampai pundak Gabriel saja dan harus mendongak menatap Gabriel.

"Kamu bukan warna negara sini ?" Tanya Pak Penghulu karena melihat Gabriel terlihat sangat mencolok.

Saga memberikan kode pada Roy yang berdiri di sebelah Pak Penghulu. Ia mengedipkan sebelah matanya dan buru-buru Roy membisikkan sesuatu.

"Baiklah mari kita mulai pernikahan ini. Untuk surat-suratnya akan menyusul ya".

Roy sudah menjelaskan pada Pak Penghulu keadaan yang mengharuskan Gabriel dan Melati menikah. Dan mengatakan kalau Gabriel akan berpindah kewarganegaraan. Awalnya Pak Penghulu mengatakan tidak bisa menikah jika beda agama dan negara. Tapi dengan kekuatan uang yang maha dahsyat semuanya terasa mudah.

Gabriel sudah berganti baju. Memakai kemeja putih. Sedangkan Melati hanya mengenakan baju yang melekat dibadan nya saat ini.

Mereka semua duduk diatas karpet mahal di ruangan itu dan Penghulu menjelaskan hak dan kewajiban dalam pernikahan.

Gabriel mendengarkan dengan malas sedangkan Melati hanya menatap karpet tidak berniat melihat apapun.

Karena Pak Penghulu ragu akan agama Gabriel jadi ia menuntun Gabriel mengucapkan dua kalimat syahadat. Dan tanpa di duga Gabriel segera mengucapkan nya tanpa di tuntun.

Di dalam unitnya hanya ada uang tunai satu juta dolar dan itulah yang akan dijadikan Gabriel sebagai mahar nya.

Saga menjadi saksi dari pihak Melati sedangkan dari pihak Gabriel adalah seseorang yang ikut bersama Pak Penghulu tadi.

"Sah .." Ucap Saga dan seseorang itu.

Pak penghulu mengangguk dan kemudian membacakan doa pernikahan. Berharap bahwa ini adalah pernikahan pertama dan terakhir dalam hidup keduanya.

Setelah kepergian Pak Penghulu, Melati berteriak keras di depan Kakaknya. Memaki Saga dan hanya di dengarkan tanpa bantahan.

'Ini lebih baik daripada kamu mengejar lelaki beristri, Melati '.

"Aku akan pulang sekarang. Nanti akan ada orang yang mengantar bajumu". Kata Saga dalam mode dingin lagi.

Gabriel sudah menjauh dari keduanya. Ia duduk menyendiri di meja mini bar nya. Memikirkan kejadian apa yang baru saja menimpanya.

"Gabriel.." Panggil Saga.

'Dia bahkan sudah tau cara memanggil ku'

Gabriel masih diam. Menunggu, apa lagi kira-kira yang akan dikatakan oleh Kakak iparnya.

Saga duduk tepat di depan Gabriel. Mereka saling pandang.

"Terimakasih sudah bertanggung jawab pada, Melati". Kata Saga. Dalam hatinya menertawakan ucapannya sendiri.

Gabriel masih diam. Sorot matanya tajam seolah menusuk Saga.

"Aku tau kau bisa membaca isi hatiku" Saga terkekeh.

"Sebagai gantinya aku akan membantumu mengembangkan bisnis mu. Kau tenang saja".

"Jika suatu saat nanti kau sudah bosan dan lelah pada Melati, aku mohon jangan campakkan dia. Jangan selingkuhi dia. Kembalikan dia padaku dengan cara baik-baik seperti aku memberikannya padamu dengan cara baik juga". Kali ini Saga berkata serius. Bagaimanapun juga ia harus menitipkan Melati.

"Baik-baik apanya ? Kau memaksa ku tau ". Balas Gabriel sengit. Masih tidak ada senyuman di wajahnya.

"Tapi adikku cantik. Kau rugi kalau menolak. Sudah aku pulang dulu. Perlakuan adikku dengan baik ya adik ipar". Tanpa menunggu balasan dari Gabriel, Saga segera pergi.

Melati masih ada di sofa bed. Menutupi wajahnya dengan bantal.

"Kakak pulang dulu. Jaga dirimu baik-baik. Ini ponselmu. Hubungi Kakak jika suami mu jahat". Kata Saga meletakkan ponsel Melati diatas meja. Ingin rasanya ia memeluk Melati tapi sekarang bukan waktu yang tepat.

Akhirnya Saga dan Roy meninggalkan unit Gabriel. Saga sempat mengeluarkan sedikit air diujung matanya. Ia memang Kakak yang buruk.

Demi menghentikan Melati dari obsesinya, ia tega menjerat Melati dalam pernikahan dengan orang asing. Tapi itu lebih baik.

Saga sudah menyelidiki tentang Gabriel atas laporan anak buahnya yang mengatakan seorang lelaki bule menabrak Melati di pinggir jalan.

Saga hanya bisa mencari informasi tentang nya di dalam negeri saja. Sedang di luar negeri akses nya seperti tertutup.

Tapi ia yakin Gabriel orang yang baik. Selama ini ia selalu percaya pada insting nya. Hingga bisa membangun Perusahaan raksasa berkat insting tajamnya. Tentunya dengan kemampuannya juga.

Diluar gedung, ia menatap bangunan itu. Semoga keputusan ini baik untuk semua orang.

Entahlah, untuk semua orang atau hanya untuknya sendiri.

🌙🌙🌙

"Apa ? Kamu menikahkan Melati dengan orang yang baru kenal ? Kamu waras, Mas ?" Teriak Keyla sangat terkejut saat Saga bercerita.

"Dia singel. Itu lebih baik dari suami orang kan ?" Jawabnya santai sambil menyeruput kopinya yang masih mengepulkan asap.

Keyla diam. Seakan berpikir. Ia tidak menyangka suaminya tega menikahkan paksa adik satu-satunya dengan lelaki yang bahkan belum sehari kenal.

"Yaah Melati itu adikmu, Mas. Mungkin kamu tau yang terbaik untuknya. Semoga keputusan kamu tidak salah. Dan dia bisa bahagia".

Saga hanya mengangguk. Tidak terpikir akan kebahagiaan Melati. Ia hanya ingin Melati lepas dari jeratan obsesi.

"Besok anter aku kesana ya. Sekalian lihat kakinya. Kata kamu dia habis tertabrak".

"Iya. Besok kita kesana".

...