Sampahmu Adalah Hartaku

Puluhan juta bukan jumlah uang yang sedikit untuk pengembangan bisnisnya. Ini adalah impian Erwin sejak muda untuk memiliki usaha EO. Saat ada kesempatan besar seperti ini, nona muda ini malah muncul dan membuatnya merugi.

"Virgo... dengar jika Erlina membalas tamparanku. Mulailah merekam." Bisik Fishya padanya.

Virgo mengerutkan keningnya. Apa lagi rencana marketing rubah putih satu ini. Namun, untuk sementara ini dirinya akan menuruti keinginan Fishya. Wanita yang perlahan begitu cantik di matanya.

Lagipula kuntilanak ini berbeda dengan setan lainnya yang akan memeras uangnya sampai kering. Hingga sekarang selain modal usaha 100 juta, dan gaji sebagai guru private Fishya tidak pernah meminta apapun padanya.

Itupun pembagian keuntungan sesuai perjanjian awal. Untuk pertama kalinya dirinya belajar membuka usaha. Sangat menyenangkan kala memiliki uang hasil kerja keras sendiri.

"Br*ngsek!" Bentak Erlina memegangi pipinya."Kami sudah menaruh deposit, kami yang rugi bukan kalian. Bilang saja ini cuma akal-akalanmu untuk merusak acara pertunanganku dengan Andika." Cibir Erlina.

Bersamaan dengan itu orang-orang mulai berbisik tentang hubungan mereka.

"Benar! Sungguh memalukan. Mengacaukan acara pertunangan mantan."

"Fishya seharusnya sadar diri, dia cuma dari keluarga miskin. Tidak berprestasi sama sekali. Tidak cocok dengan Andika yang serba sempurna."

"Benar-benar pelakor..."

Beberapa orang berbisik menghujatnya. Tapi itu tidak menyurutkan niatnya untuk meminta uang sekaligus promosi nantinya. Bagaimana caranya merubah hal sial menjadi promosi gratis.

Tidak! Dirinya harus lebih bersabar dan memprovokasi. Selain itu Erlina tidak boleh tau jika Virgo tidak jatuh bangkrut. Sampah Erlina harus menjadi miliknya.

"Erlina, mau tau satu kenyataan? Tau kenapa aku selalu berada di bawahmu?" Tanya Fishya arogan.

"Itu karena kamu lemah!" Tegas Erlina.

"Bukan! Karena aku dayang penjilat yang dengan sengaja berada di bawah telapak kaki majikannya. Aku dengan sengaja bersedia diinjak olehmu dari taman kanak-kanak hingga sekarang. Siapa yang bersedia berteman dengan makhluk egois sepertimu selain aku. Aku yakin teman-teman barumu sudah menjauh bukan?" Tanya Fishya menyeringai.

Mengetahui sifat Erlina yang terbiasa dimanjakan. Tidak ada teman yang boleh melebihinya. Tidak ada yang boleh lebih cantik darinya. Harus dirinya yang menjadi pusat perhatian. Bayangkan 13 tahun Fishya harus merendah, mengikuti semua keinginan tuan putri, mendapatkan hinaan.

"Tidak! Aku mempunyai banyak teman!" Tegas Erlina.

"Tidak ada satu orang pun yang akan tahan berteman denganmu. Kalau ada dimana mereka? Bukankah ini hanya rekan-rekan bisnis ayahmu?" Tanya Fishya dengan mata memerah, memendam rasa kesal. Hanya ingin menjauh dan menjalani hidup masing-masing tapi wanita ini malah menganggunya.

Plak!

Pada akhirnya Erlina memapar Fishya dengan kencang. Kala itu juga Virgo meletakkan handphonenya di atas meja guna merekam.

Bukan tamparan pelan seperti yang Fishya lakukan. Erlina menampar cukup kencang hingga Fishya tersungkur.

"Hiks...hiks... hiks..." Air mata penuh cinta dan kebenaran pada akhirnya mengalir. Gadis yang terjatuh di lantai, berucap lirih."Mentari EO, adalah impian ayahku. Kenapa kamu berusaha menghancurkannya? Padahal aku sudah mempersiapkan pesta yang lebih baik. Tapi kamu membatalkannya di hari H, persiapan sudah diatas 90%."

"Kamu...kamu cuma pengacau. Ingin menghancurkan pertunanganku dengan Andika bukan!?" Bentak Erlina menjambak rambut Fishya. Marah dan geram, ingin wanita ini berhenti berpura-pura teraniaya.

"Kita adalah sahabat. Walaupun kamu merebut Andika tidak akan mengikis persahabatan kita yang sudah berlangsung selama belasan tahun." Kalimat pelan, terisak, bagaikan menahan rasa sakit.

Gila! Virgo mengetahui ini hanya tipu daya siluman rubah. Tapi tetap saja dirinya tidak tega menatap segalanya. Melangkah bergerak, menghempaskan tangan Erlina. Kemudian memeluk Fishya yang masih menangis tersungkur di lantai.

Fishya sedikit berbisik."Kenapa menolongku?" Tanyanya, merasa pemuda ini akan mengacaukan suasana.

"Membuat Erlina cemburu." Dusta sang pemuda, mencari celah, kesempatan dalam kesempitan untuk merangkul siluman rubah. Benar-benar pemuda polos bukan?

"Erlina, Fishya tidak bermaksud begitu. Kami mempersiapkan pertunanganmu dan Andika sepenuh hati. Tapi kamu membatalkan jasa kami ketika persiapan mencapai diatas 90%. Kemudian diam-diam sudah memesan jasa EO lain. Kalau bukan niat buruk apa namanya!?" Bentak Virgo, masih terduduk di lantai merangkul Fishya.

Andika melangkah mendekat."Fishya, pria ini pecundang tidak berguna." Senyumannya terlihat arogan. Menuangkan wine perlahan tepat mengenai kepala Virgo."Kamu harus bersyukur dapat mencuci wajah dengan minuman mahal. Mengingat untuk makan saja kamu bergantung pada perempuan."

"A...aku hanya memungut sampahmu." Ucap Virgo dengan wajah yang mengundang rasa simpati.

"Aku tidak butuh kamu memungut sampahku!" Bentak Andika dengan nada tinggi. Mengapa pria ini begitu menyebalkan. Mengambil Fishya yang hanya dibuang sementara olehnya.

"Kamu sudah membuangnya. Aku dan Fishya sudah ikhlas dibuang oleh kalian. Tapi kenapa kalian masih berusaha menghancurkan usaha kami." Pemuda yang menitikkan air matanya, memeluk Fishya erat. Kesempatan dalam kesempitan tidak boleh disia-siakan.

"Lepas! Jangan berpelukan!"Andika membulatkan matanya, melerai pelukan mereka. Rasa kesal ada dalam dirinya, berani-beraninya pemuda ini mencari kesempatan dalam kesempitan.

"Virgo... jadi selama ini kamu bekerja pada orang tua Fishya?" Tanya Andika, dijawab dengan anggukan tidak berdosa oleh Virgo.

"Memalukan... bagaimana seorang pria dapat bersembunyi di balik rok wanita." Andika tertawa kecil.

"Karena cinta... karena cinta kami dapat bersama." Penjelasan begitu singkat, tapi sukses membuat Andika kesal setengah mati. Sedangkan beberapa tamu undangan menipiskan bibir menahan tawanya.

"Lebih dari itu...aku mohon...kalian jangan menjebak usaha kami dengan cara seperti ini. Kerugian kami mencapai puluhan juta. Aku tidak tau harus bagaimana..." Fishya masih memikirkan uang, sedikit melirik ke arah kamera handphone Virgo yang ada di atas meja merekam.

Netizen pasti akan dengan mudah terprovokasi. Apalagi proses bagaimana mereka mendekorasi dan mempersiapkan acara sudah diunggah sebelumnya di media sosial. Sejujurnya dekorasi tempat ini tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan mereka.

"Kami tidak dapat dituntut secara hukum. Sudah meletakkan deposit. Deposit juga ada ditanganmu. Usahamu hancur, atau gulung tikar tidak ada hubungannya denganku. Karena itu dari awal seharusnya kamu menurut tetap menjadi kacungku. Agar ayahmu setidaknya dapat bekerja sebagai security." Erlina menatap penuh senyuman.

Sedangkan Fishya tertegun diam, bagaikan gemetaran. Siapa yang dapat mengalahkan kuntilanak satu ini. Orang-orang mulai berbisik iba pada Fishya.

"Fishya... Virgo adalah pengaruh buruk untukmu. Aku yakin dia mendekatimu hanya untuk membuat Erlina cemburu. Lebih baik kembali menjadi teman baik Erlina, seperti dulu." Andika berucap pelan, menjaga Fishya tetap dalam jangkauannya adalah tujuannya.

Menjalin hubungan kembali di belakang Erlina. Setelah berhasil menjadikan Erlina sebagai batu pijakan, dirinya dapat meninggalkan Erlina dan kembali pada Fishya.

"Aku serius dengan Fishya!" Tegas Virgo.

"Kamu tidak dapat membuktikan---" Kalimat Andika terhenti, pemuda yang mengepalkan tangannya gemetar menatap apa yang dilakukan Virgo.

Erlina membulatkan matanya. Bahkan pelayan menumpahkan air karena tertegun menatap ke arah Virgo.

Virgo, benar-benar memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan kali ini.