NovelToon NovelToon
Saat Aku Mampu Berkata Tidak

Saat Aku Mampu Berkata Tidak

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Matabatin / Single Mom / Obsesi / Mengubah Takdir / Mengubah sejarah
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Enigma Pena

Impian memiliki rumah tangga harmonis ternyata harus berakhir di usia pernikahan yang ke 24 tahun. Handi sosok suami yang di harapkan bisa melindungi dan membahagiakannya, ternyata malah ikut menyakiti mental dan menghabiskan semua harta mereka sampai tak tersisa. Sampai pada akhirnya semua rahasia terungkap di hadapan keluarga besar ayah dan ibu Erina juga kedua anak mereka yang beranjak dewasa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Enigma Pena, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Semoga baik-baik saja

"Nanti usahakan jangan menangis ya cantik" tante Sinta merapihkan eye shadow di mata bulat milik Erina.

Iya tante, make up nya bisa luntur ya tan?"

"Gak bakal luntur sayang. Koleksi make up tante udah waterproof semua. Tapi bisa ada bekas air mata nantinya di pipi. Plus mata kamu nanti jadi merah. Gak seger lagi deh ntar pas di foto"

Aku mengintip Erina dari balik pintu kamarnya.

"Manisnya Erina, lihat itu pah... putri kecil papah sekarang sudah mau menikah. Kenapa papah ninggalin mamah sendirian. Gak ada yang bisa di ajak rembukkan, gak ada yang bisa di mintai pendapat. Mamah benar benar sendirian pah. Keputusan melepas putri kita pun mamah memikirkannya sendiri. Sebentar lagi Erina bukan milik kita lagi. Maafkan mamah tidak bisa penuhi amanat papah, menyekolahkannya sampai perguruan tinggi..."

Entah kenapa setiap melihat Erina akhir-akhir ini, mamah Rani merasakan sesak pada dadanya. Tidak mau membuat malu apalagi mengecewakan keputusan yang sudah di sepakati. Entah akan ada kejadian apa pada diri putri kecilnya itu. Tapi apapun yang terjadi, mamah Rani akan selalu siap maju di barisan terdepan untuk melindungi anak-anaknya, seperti yang telah dia lakukan selama ini.

****

"Bagaimana saudara-saudara sekalian. SAH?"

"SAH!"

"Alhamdulillah...."

Semua yang hadir saat akad pagi ini bersamaan mengucap syukur atas pernikahan kami. Tapi entah kenapa setelah akad Erina merasakan aneh pada dirinya. Dia menoleh ke arah Handi dengan tatapan heran.

"Kenapa aku di sini? Ini ada apa sih... Jadi sekarang aku udah nikah? Sama Handi? Ini sudah selesai akadnya? Aku terlambat batalin acara ini? Tidak!Tidak! Harusnya aku tidak nikah sekarang. Aku masih mau kuliah. Aku masih ingin berkarier. Ya Tuhan... Aku harus gimana ini"

Erina tertunduk. Wajahnya yang cantik bersemu merah menjadi pucat. Keringat dingin mengucur di lehernya. Ritme jantung Erina berdegup cepat. Cepat-cepat Erina menekan semua ujung jarinya. Berharap jangan sampai pingsan dan mengecewakan keluarga. Bingung dan entah perasaan apa yang ada dalam hatinya. Raut wajahnya seperti orang yang linglung. Hanya bisa menatap sosok mamah Rani di depannya. "Tolong mah...! Tolong Erina...!" teriak Erina dalam hati

"Erina...kamu kenapa nak? Kamu pusing? "Handi..." panggil mamah Rani, Handi tak mendengarnya.

"Handi!" teriak mamah Hani.

"I-iya mah, ada apa? Loh Erina? Kamu kenapa?" Handi baru tersadar setelah melihat wajah istrinya pucat.

"Erina kecapean kayaknya. Mamah bawa Erina turun dulu. Kamu tetap di sini aja," perintah mamah Rani agar Handi tetap berdiri di pelaminan.

"Iya mah," jawab Handi

"Sayang, ayuk kita turun. Kita duduk di sana dulu" mamah Rani mendekap bahu Erina dan segera menuntunnya ke kursi yang di sediakan untuk keluarga.

Reno kakak Erina tengah sibuk menerima ucapan selamat dari saudara saudaranya, tak menyadari kalau Erina sedang tak baik-baik saja. Sebagai anak laki tertua, Reno tampil menggantikan alm ayahnya untuk menjadi wali nikah dan sebagai kepala keluarga.

"Ada apa Na...cerita ke mamah" mamah Rani berbisik sambil memberikan teh hangat manis untuk Erina

"Gak ada apa-apa mah. Cuma pusing tadi. Mungkin kurang tidur semalam" jawab Erina dengan suara sangat pelan

Sementara Handi dan orang tuanya rerlihat bahagia sambil sibuk menyalami tamu yang datang memberikan ucapan selamat padanya.

"Selamat menempuh hidup baru buat Handi dan Erina... Semoga menjadi keluarga yang bahagia dan harmonis sampai kakek nenek"

Suara dari mic di atas pelaminan itu sepertinya tidak asing. Erina yang sedang tertuduk karena merasakan pusing segera menoleh ke arah pelaminan

"Mba Ade? Loh itu juga ada mba Inge ada mas Arif juga. Itu yang lain juga pada datang. Katanya gak ngundang temen, tapi ini kok..." Erina melongo melihat kehadiran teman-teman Handi yang kini sah menjadi suaminya.

"Itu semua temannya Handi? Katanya gak mau ngundang teman" tanya mamah Rani

"Erina juga gak tau mah, mas Handi gak ngomong apa-apa. Kemarin bilang gak perlu ngundang teman, tapi kenapa teman-temannya datang" jantung Erina kembali berdegup cepat. Emosi yang tertahan membuat keringat dinginnya kembali membasahi kebaya bagian belakang

Mamah Rani segera menggenggam tangan Erina. Dingin dan gemetar. Itu yang di rasakan. "Sayang mamah, ingat ada mamah dan mas Reno juga ada saudara-saudara kita di sini. Kita makan bakso yuk. Tuh, banyak saudara kita pada kumpul di sana. Senyum ya sayang... Mereka udah jauh-jauh datang masa pengantinnya cemberut " bujuk mamah Rani sambil menggandeng tangan Erina menghampiri saudara-saudaranya. Konsep pernikahan Erina memang dibikin tidak formil. Setelah acara, pengantin dan kedua orang tua tidak di haruskan duduk di pelaminan. Jadi mereka bebas berjalan di dalam aula.

1
Bông xinh
Gak bisa berhenti!
iza
Aku merasa terhubung dengan setiap adegannya.
Suzy❤️Koko
Keren! Bagus banget ceritanya.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!