Kisah Iyan yang terpuruk karena ayahnya pergi dan meninggalkan banyak hutang,sedangkan Iyan masih SMA,iya pun menjadi tukang ojek untuk membayar hutang tersebut.iyan menemukan system tukang ojek tanpa sengaja bagaimana kisah selanjutnya silahkan dibaca.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alijapul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16: Hadiah Tak Terduga dan Pesta Kecil di Rumah Baru
Setelah sukses dengan penggalangan dana yang meriah, Iyan merasa lebih optimis tentang masa depannya dan Ojek Asyik. Namun, ia tidak menyangka bahwa ada kejutan besar menantinya.
Suatu sore, setelah berkeliling ngojek seharian dan pulang ke rumah, Iyan mendapat pesan dari Nuxee, sistem tukang ojek yang selalu menemaninya. “Iyan, berita baik! Kamu berhasil menyelesaikan misi dengan baik! Sebagai hadiah, kamu akan mendapatkan rumah baru!”
“Hah? Rumah baru? Seperti apa?” Iyan merasa terkejut dan bersyukur sekaligus penasaran.
“Rumah tiga tingkat dengan fasilitas lengkap, kamar tidur, ruang tamu, dapur, kolam renang,gym dan bahkan pengawal jika kamu membutuhkan!” Nuxee menjelaskan.
“Serius? Pengawal? Apakah aku sudah jadi raja?” Iyan tertawa geli membayangkan dia memiliki rumah megah dan pengawal.
Di saat yang sama, ibunya Iyan sedang menyiapkan makan malam. “Iyan, kamu kelihatan aneh. Ada apa?”
“Ibu, kita mungkin akan pindah ke rumah baru! Rumah tiga tingkat!” Iyan menjawab dengan semangat, tidak sabar mengungkapkan kabar gembira.
“Rumah tiga tingkat? Sepertinya aneh. Dari mana kamu mendapatkannya?” ibunya melihat Iyan dengan penuh curiga.
“Iya gitu, Bu! Ada banyak perjalanan yang menghasilkan pencapaian hebat!” Iyan berusaha menjelaskan tanpa memberi tahu tentang sistemnya.
Setelah makan malam, Iyan memutuskan untuk memeriksa rumah barunya. Dia dan ibunya menuju alamat yang diberikan Nuxee. Ketika sampai, Iyan terkejut melihat rumah megah dengan tiga tingkat dan halaman luas penuh tanaman.
“Ini luar biasa!” Iyan berteriak senang, “Ibu, lihat! Ini rumah kita sekarang!”
Ibunya melongo melihat keindahan rumah itu. “Wow, ini rumah sangat besar! Tapi, siapa yang membayarnya?”
“Ah, itu… aku… aku bekerja keras dan mendapatkan banyak lebih dari ojek!” Iyan menjawab sambil berusaha menjelaskan.
Ketika mereka memasuki rumah, Iyan super terkesan dengan semua fasilitas yang ada. “Lihat, Bu! Ada ruang tamu besar, dapur modern, dan bahkan lemari es yang bisa berbicara sendiri!”
Saat mereka menjelajahi rumah, pengawal mulai mendekati mereka. “Selamat datang, Tuan Iyan! Nama saya Arkan, pengawal Anda. Saya di sini untuk memastikan semua aman.”
“Pengawal? Kenapa aku harus punya pengawal?” Iyan mengernyitkan dahi. “Apakah ini karena aku seorang raja?”
“Saya di sini untuk menjamin keamanan Anda. Sekarang mana yang ingin Anda perintahkan?” Arkan bertanya serius.
“Eh, mungkin kamu bisa membawaku ke dapur dan membuatkan pizza?” Iyan berkata dengan canda, lalu dia melihat ibunya senyum-senyum di belakang.
“Pizza? Sungguh, anak muda? Saya tidak bisa memasak, tapi bisa mengantarkan Anda ke tempat yang cocok!” Arkan menjawab dengan antusias.
Ketika Iyan dan ibunya berkeliling, Udin, Mira, Encep, dan Sari datang dan terkejut ketika melihat rumah baru Iyan. “Wah, rumah siapa ini? Kayak vila!” Udin ternganga.
“Itu rumahku! Rumah baru kita!” Iyan menjawab dengan bercanda.
“Kamu pasti kan, Iyan? Jangan bilang ini hadiah dari mimpimu!” Sari tak henti-hentinya tersenyum.
“Akhirnya kita punya tempat yang boleh dikunjungi teman-teman,” Iyan menggoda sambil mengusap wajahnya sendiri.
“Dari mana uangnya? Iyan, jangan bilang kamu punya sistem superhero!” Joko menyela, ikut terkejut.
“Ah, enggak kok, aku ngojek saja! Kita bisa bikin pesta di sini!” Iyan menjelaskan dengan santai.
“Bisa aja kita seperti di film, ‘Tidak ada teman di ruangan ini!” Udin menyenggol.
Malam hari menjelang dan mereka bersantai di ruang tamu baru. Rencana untuk membuat pesta perayaan segera terbentuk, dan Iyan bersemangat merencanakan hal itu. “Kita bisa mengundang semua teman-teman sekolah dan merayakannya dengan pizza dan hiburan!”
Saat itu, Nuxee berbicara lagi di pikiran Iyan. “Iyan, ingat! Ini semua berkat kerja kerasmu.
Hari yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Iyan telah merencanakan pesta besar di rumah barunya selama berhari-hari, dan semua teman-temannya di SMA Budi Kasih diundang. Dia sangat bersemangat, apalagi hari itu Iyan ingin menunjukkan betapa bersyukurnya dia atas semua yang sudah terjadi.
Sebelum pesta dimulai, Iyan dan ibunya sibuk menyiapkan makanan dan dekorasi. “Ibu, tolong siapkan banyak makanan! Kita harus memberikan kesan yang baik!” Iyan meminta sambil mencari-cari bahan di dapur.
“Iya, Iyan. Tapi ingat, kita bukan restoran! Ini hanya pesta kecil untuk teman-teman,” ibunya memberi komentar sambil mengaduk adonan kue.
“Anggap saja seperti pesta di kerajaan! Ayo kita buat semua orang terkesan!” Iyan menjawab dengan nada lucu.
Ketika tamu mulai berdatangan, Iyan merasa antusias. Udin, Joko, Mira, Sari, dan Encep datang membawa snack tambahan. “Hei, Iyan! Kami membawa camilan spesial keripik sambal pedas!” Sari mengangkat tasnya.
“Akhirnya, kita bisa menggandakan makanan di kerajaan ini!” Udin berkelakar, membuat Iyan tertawa.
Di antara tawa dan canda, Iyan tersenyum bangga melihat rumah barunya ramai diisi teman-temannya. “Terima kasih sudah datang, teman-teman! Ini adalah rumah baru kita, dan semua ini karena kerja keras kita!”
Tiba-tiba, ketika mereka mulai bersenang-senang, Arkan, pengawal Iyan, memasuki ruangan. “Tuan Iyan, izin memberitahukan. Saya akan berada di luar untuk menjaga keamanan acara ini.”
“Wah, ada pengawal jaga juga! Jadi, kita bisa berpesta tanpa rasa khawatir!” Joko berbisik kepada teman-teman dengan wajah menggoda.
Di tengah kesenangan, Iyan berbisik kepada Nuxee. “Nuxee, apakah semua ini terlalu berlebihan? Apakah aku benar-benar sudah siap dengan semua ini?”
“Yang perlu kamu lakukan hanya menikmati acara ini dan bersyukur atas apa yang telah kamu capai!” Nuxee menjawab. “Kita harus nikmati momen berharga itu.”
Saat pesta meriah, Iyan menunjukkan kemampuan memasak . “Lihat! Ini pizza hasil karya tangan pertamaku!” Ia mempersembahkan pizza berbentuk aneh kepada teman-temannya.
“Wow, pizza bentuk hati? Ini seperti bukti cinta dari seorang juru masak!” Udin bercanda, melemparkan pandangan lucu kepada Joko.
“Aku rasa itu lebih mirip pizza kepiting!” Joko menimpali sambil tertawa.
Tetapi Iyan tidak peduli. “Yang penting, ini adalah buat semua orang! Mari kita mencicipi pizza kepitingku!”
Ketika semua mulai menikmati hidangan, tawa tumpah ruah. Suara teman-teman bercampur aduk dengan musik yang ceria. Mereka bermain permainan seperti “Kursi Musik” dan “Tebak Gaya”.
Satu ketika, Mira mendekati Iyan. “Iyan, aku sangat senang untuk merayakan semua ini bersamamu. Rumahmu sangat indah, dan suasana kita jadi lebih hangat!”
“Terima kasih, Mira! Semua ini tidak akan terjadi tanpa dukunganmu dan teman-teman,” Iyan merasa sangat beruntung.
Saat pesta berlangsung, tiba-tiba Riko muncul dengan rombongannya. “Oh, pesta ini cukup meriah. Kenapa tidak mengundangku, ya?” Dia kelihatan angkuh.
“Karena kamu memilih tidak diundang! Pesta ini hanya untuk orang-orang baik!” Udin menangkis, mengerutkan dahi.
Iyan berusaha untuk tetap tenang. “Riko, kamu boleh ikut tetapi kita di sini bermain. Jadi jangan merusak suasana, ya?”
Riko hanya terkekeh sambil melihat Mira dengan tatapan tajam. “Hahaha… Pastikan kamu jangan terjebak dalam hubungan yang kacau!”
Beruntung saat itu, Arkan datang untuk menegur. “Kami menjaga keamanan di rumah ini. Jika ada yang mengganggu, kami tidak segan untuk meminta mereka pergi,” katanya tegas.
” Iyan berbisik kepada Mira, yang mengangguk setuju.
Acara berlanjut dengan penuh tawa dan senyum. Iyan merasa kebahagiaan itu tumbuh di dalam hatinya, dan menganggap ini sebagai salah satu momen tak terlupakan.
Bersambung..