NovelToon NovelToon
Cintaku Yang Tak Berharga

Cintaku Yang Tak Berharga

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika / Selingkuh / Cerai / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: Biokunai

Meski telah menikah puluhan tahun Dara tidak mampu merebut hati sang suami Hadi Prayoga.

karena mereka menikah karena perjodohan yang diatur oleh keluarga mereka atas usulan dari Dara.

Dara mencintai Hadi sejak pertemuan pertama mereka yang membuat Dara meminta pada orang tuanya untuk mengatur perjodohan mereka.

waktu perjalan selama 14 tahun pernikahan mereka sudah dikaruniai anak yang menginjak usia remaja. tapi cinta yang Dara harapkan tak kunjung datang.

Dara terus mengejar cinta suaminya hingga melupakan kewajibannya sebagai orang ibu yang membuat anak Dara, Davin membencinya.

Bagaimana kisah rumah tangga antara Dara dan Hadi apakah ada keajaiban sehingga Hadi dapat mencintai istrinya? atau Dara menyerah karena Hadi tak dapat membuka hatinya untuk Dara?

saksikan kelanjutan ceritanya dan mohon support untuk karya pertamaku Terima Kasih 🙏🏻

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Biokunai, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

23.

Hadi meneruskan pekerjaannya di rumah kini pria itu berada di ruang kerjanya.

Saat hadi sedang fokus pada pekerjaanya, fokusnya terpecah dengan panggilan masuk dari ponselnya.

Karena melihat jihan yang menghubunginya hadi buru-buru mengangkat panggilan itu.

"jihan"ucap hadi mengerenyitkan keningnya karena tak biasanya jihan menghubunginya.

"ya ada apa?"ucap hadi saat panggilan tersambung.

"pa, ini davin."suara sambungan ternyata davin yang menghubunginya.

"davin? Ada apa, nak?"balas hadi.

"pa, tolong pa-"mendengar anak nya meminta tolong dengan nada panik membuat hadi jadi khawatir dibuatnya.

"ada davin? kamu kenapa?"

"pa tolong sekarang papa ke rumah sakit medika, davin dan adik-adik sedang menuju ke sana."ucap davin tak jelas.

"rumah sakit medika? kamu kenapa nak?"hadi jadi ikut panik karena mendengar ucapan davin yang tak jelas. Tentang apa yang tengah terjadi.

"iya pokonya papa tolong datang sekarang ke rumah sakit medika. Sekarang ya pa."davin memutuskan sambungan telpon tanpa menunggu sahutan dari papanya.

Membuat hadi makin khawatir dibuatnya. Tanpa pikir panjang hadi menyambar kunci mobilnya dan pergi menuju pintu utama.

"tuan... tuan mau kemana malam-malam seperti ini?"tanya mbok asih, saat hadi berpapasan dengan mbok asih diruang tengah.

"saya mau keluar mbok, mbok tolong jaga rumah ya-"hadi tak sempat memberi penjelasan karena saat ini ia sedang terburu-buru.

Saat sampai garasi ia mengeluarkan mobilnya menuju gerbang. "pak buka gerbangnya."perintah hadi pada pak supri satpam rumahnya.

"baik tuan."pak supri segera membukakan pintu gerbang untuk tuannya.

"jaga rumah pak."pesan hadi pada pak supri sebelum melajukan mobilnya keluar dari rumahnya.

Dirumah sakit medika davin dan ketiga adik sepupunya mengikuti jihan yang dibawa dengan brankar menuju ruang pemeriksaan.

"maaf mohon tunggu disini." ucap suster menghentikan mereka yang ingin ikut ke dalam.

"tolong selamatkan tante jihan sus-"ucap davin dengan suara serak karena menangis sedari tadi.

"tolong mamanya io... Hwaaaaa!"tangis kecil rio

"iya tolongin mama aura, aura engga mau mama mati.. Hiks.. hiks.. hiks" sedangkan si sulung lily menangis tak henti sedari tadi dalam pelukan bi sarti.

"tolong lakukan yang terbaik untuk nyonya kami sus."ucap pak udin mewakili semuanya karena hanya ia dan bi sarti lah orang dewasa diantara mereka.

"kami akan melakukan yang terbaik untuk pasien, lebih baik sekarang bapak urus administrasinya di ruang administrasi. Dan saya minta anak-anak bisa dibawa pulang karena dilarang anak dibawah umur ada di rumah sakit apalagi sudah malam."jelas suster setelah itu pergi masuk ke ruangan pemeriksaan.

Di ruang tunggu bi satri membujuk ke empat anak-anak itu untuk pulang karena saat ini pak udin sedang mengurus administrasi rumah sakit untuk nyonyanya.

"non sama aden kita pulang ya, karena anak dibawah umur engga boleh ada di rumah sakit."ucap bi sarti membujuk anak-anak majikannya.

"enda mau, io mau disini sama mama! io mau liat mama!"tolak rio pada bi sarti

"aura juga engga mau pulang, aura engga mau tinggalin mama!"timpal si tengah aura

"iya bi kita disini aja ya, lily mau sama mama. Hiks... Hiks..."ucap lily si sulung dengan suara seraknya karena kebanyakan menangis.

"tapi suster dan dokter melarangnya non, den. Besok kita kesini lagi ya, buat ketemu mama."rayu bi sarti yang sebenarnya juga tak tega meninggalkannya nyonyanya yang belum tau sakit apa. Tapi sedari tadi suster jaga memperingati mereka agar tak membiarkan anak-anak ada disana.

"bi, kita pulangnya tunggu sampai tante jihan di periksa dan tau kondisinya ya?!"ucap davin mencoba bernego dengan bi sarti. Karena dia yang paling besar jadi dia tau bahwa teguran suster adalah untuk kebaikan mereka juga.

Tapi davin merasa tidak tenang meninggalkan jihan sendirian di rumah sakit dalam keadaan belum sadarkan diri dan mereka belum tau juga penyakit apa yang membuat jihan sampai tak sadarkan diri.

Jadi davin meminta kepada bi sarti untuk mengijinkan mereka berada disana sebentar lagi. Mereka akan pulang setelah mengetahui keadaan jihan.

Bi sarti tak ada pilihan lain selain menyetujui permintaan davin dan bi sarti meminta ijin pada suster jaga agar membiarkan mereka berada disana sebentar lagi, dan suster jaga memberi ijin sebentar dengan syarat setelah tau kondisi pasien mereka pulang.

"terima kasih suster."ucap bi sarti setelah mendapat ijin dari suster jaga.

Davin melihat bi sarti kembali mendekati mereka setelah meminta ijin pada suster jaga. Davin langsung menatap ketiga adik sepupunya dan berjongkok menyamakan tinggi mereka.

"lily,aura,rio dengarkan ka davin ya." ketiga anak kecil itu menatap davin dengan serius.

"setelah mama di periksa dan melihat mama, kita harus pulang karena sudah malam. Ya?!"ucap davin memberi pengertian kepada ketiga adik sepupunya itu yang sudah ia anggap seperti adiknya sendiri.

"tapi io mau sama mama ka,-"ucap rio dengan menunduk sedih karena ia biasa tidur dengan ditemani mamanya.

"iya ka davin tau kalian mau sama mama tapi sekarang mama sedang kurang sehat dan harus diobati dulu. Nanti saat mama sudah membaik, mama akan kembali bersama kalian lagi. Mengertikan ?"jelas davin mencoba menenangkan adik-adiknya.

"bener ka davin? Ka davin nda bohong kan?"tanya rio

"iya bener, ka davin engga bohong. Tapi kalau rio mau mama cepet sembuh rio harus jadi anak yang baik dan patuh, ok?"

"iya io akan jadi anak baik dan putuh bial mama cepet sembuh."davin memeluk tubuh kecil rio.

"rio anak yang hebat."ucap davin mengelus punggung kecil bocah itu.

"kalau lily dan aura gimana?"davin beralih pada kedua gadis kecil itu.

"iya lily mau mama cepet sembuh dan sama-sama kita lagi."ucap lily sambil menghapus lelehan air matanya.

"lily anak hebat, mama akan sembuh dan bersama kita lagi ya."davin memeluk lily menguatkan adiknya itu. Walaupun anak sulung dan tering mengalah dari adiknya juga terlihat dewasa. Lily tetaplah anak kecil yang sangat rapuh melihat mamanya yang tak sadarkan diri didepan matanya.

"aura?"kini tinggal si tengah aura yang begitu keras menangis sejak tadi.

"tapi mama engga mati kan?"aura terus mengucapkan itu karena ia takut mamanya sampai meninggal seperti ibu dari temannya. Yang meninggalkannya saat sedang tidur dan saat dibangunkan tidak bangun-bangun seperti mamanya yang tak bangun saat meraka panggil-panggil tadi.

"mama akan baik-baik saja. Aura do'akan mama ya agar cepat sembuh dan kembali sama-sama kita lagi."jawab davin menenangkan adinya yang sepertinya trauma dengan cerita temannya yang ditinggal meninggal ibunya.

"emmm... Hiks.. hiks .. hiks.."aura mengangguk menyetujui ucapan davin dan kembali menangis.

"tidak apa-apa, mama akan baik-baik saja. banyak berdoa ya untuk mama."davin memeluk aura menenangkan gadis kecil yang biasanya cerewet itu.

Bi sarti ikut terharu melihat majikan kecilnya yang harus shock melihat mamanya tak sadarkan diri hari ini.

.

Mereka menunggu dokter keluar dari ruang periksa diruang tunggu rumah sakit dengan harap-harap cemas.

"davin?!"suara pria itu mengalihkan perhatian mereka semua.

"papa."davin bangkit dari tempat duduknya menghampiri papanya.

"kamu tidak apa-apa nak?"cerca hadi khawatir dengan keadaan putranya

"mana yang sakit?!"hadi memutar tubuh putranya memeriksa apa ada yang luka pada tubuh anaknya itu dengan khawatir.

"pa, bukan aku yang sakit."ucap davin karena papanya salah paham mengiranya yang sakit.

"lalu siapa?"tanya hadi menghentikan kegiatannya memutar ke tubuh anaknya.

"tante jihan pingsan pa."ucapan davin membuat hadi mematung dengan mata melebar dan debaran jantung tak karuan.

"pa!"davin menyentuh lengan papanya menyadarkan papanya yang diam mematung.

"lalu bagaimana keadaannya sekarang? Apa sudah diperiksa? Apa kata dokter? Jihan sakit apa?"cerca hadi panik mendengar jika jihan tak sadarkan diri.

"tante jihan ada di ruang pemeriksaan dan dokter sedang memeriksanya sekarang."jawab davin dengan suara lesu.

"hahh.. Bagaimana bisa jihan sampai pingsan seperti ini?"hadi benar-benar tak bisa tenang sebelum mengetahui apa yang terjadi pada wanita itu.

Pak udin mendekati hadi dan menjelaskan apa yang terjadi pada jihan yang tiba-tiba tak sadarkan diri hingga mereka membawanya ke rumah sakit.

"lalu dimana liam?"hadi mempertanyakan keberadaan adiknya yang tak mengantarkan jihan kerumah sakit dan ketiadaannya saat ini.

"tuan liam pergi keluar negeri seminggu lalu untuk urusan bisnis."jawab pak udin karena ia yang mengantarkan tuannya ke bandara seminggu lalu.

"bisnis ke luar negeri?!"hadi mengerenyitkan dahinya merasa ada yang janggal.

"bukannya tidak ada masalah apapun dengan cabang perusahaan yang ada diluar negeri. Lalu untuk apa liam pergi ke luar negeri dengan alasan pekerjaan?"gumam hadi dalam hati mempertanyakan tujuan adinya pergi keluar negeri meninggalkan keluarganya hingga terjadi keadaan jihan yang tak sadarkan diri.

"apa kalian sudah hubunginya dan memberitahu kalau istrinya tak sadarkan diri hingga dibawa kerumah sakit?"tanya hadi pada pak udin.

"sudah tuan, tapi panggilan kami tak diangkat sedari tadi."sahut pak udin yang kesulitan menghubungi liam karena ia butuh selain mengabari keadaan nyonyanya, ia juga menghubungi untuk urusan administrasi rumah sakit.

"lalu administrasi rumah sakitnya apa sudah diurus?"tanya hadi yang peka dengan keadaan pak udin.

"belum tuan karena rumah sakit meminta data pribadi dan biaya. Saya tidah tau menau tentang itu." jawab udin.

"baiklah saya ke ruang administrasi dulu."ucap hadi.

"davin papa urus administrasinya dulu, kamu diam disini jaga adik-adikmu."ucap hadi yang dibalas anggukan davin.

"liam benar-benar keterlaluan, apa yang ia lakukan sampai tak mengangkat panggilan telpon dari rumah. Kalau sampai terjadi sesuatu pada jihan aku tidak akan tinggal diam pada anak itu. Walaupun dia adikku sendiri, ia akan merasakan hukuman karena meninggalkan anak dan istrinya yang lebih membutuhkannya dari apapun."gumam hadi mengumpati adiknya.

.

.

.

Hadi

Jihan

Davin

Lily

Aura

Rio

.

.

.

.

Tbc.

Mohon Dukungannya Untuk Karya Author Dengan Vote, Like Dan Sharenya Agar Author Semakin Giat Update nya

1
Arga Putri Kediri
kasihan dari Thor...cerai saja
Biokunai: keenakan suaminya dong ka, kalau gitu
Arga Putri Kediri: daraaa
total 2 replies
M. MULYADI
menyerah kmu,,,cape..
Biokunai: ayo menyerah jangan berjuang
total 1 replies
Dian Fitriana
update
Dian Fitriana
update
Anrai Dela Cruz
❤️ Hanya bisa bilang satu kata: cinta! ❤️
Juguito De Frutifastastico Uwi
Alur ceritanya keren banget!
Biokunai: terima kasih ka terus baca dan dukung novel ku ya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!