NovelToon NovelToon
JEBAKAN JODOH

JEBAKAN JODOH

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: gongju-nim

dapat orderan make up tunangan malah berujung dapat tunangan.Diandra Putri Katrina ditarik secara paksa untuk menggantikan Cliennya yang pingsan satu jam sebelum acara dimulai untuk bertunangan dengan Fandi Gentala Dierja, lelaki tampan dengan kulit sawo matang, tinggi 180. Fandi dan Diandra juga punya kisah masa lalu yang cukup lucu namun juga menyakitkan loh? yakin nggak penasaran?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon gongju-nim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

009. Jebakan Jodoh

Fandi mendorong Diandra pelan, namun pemuda sialan bernama Hendro menghentikan langkah Diandra. Fandi sedikit geram dengan tingkah lelaki itu.

"Gue pesanin sekarang aja ya Di. Sekalian sama Sisil juga. Nanti makan berdua, atau lu mau makan sama gue? Diluar gimana? Gue ambil mobil dulu, lu tunggu disini ya? Bentar."

Terlalu banyak omong, Fandi muak mendengarnya. Fandi yakin pemuda itu tuli, pasalnya tadi Fandi sempat menyebut Diandra sebagai tunangannya namun pemuda itu tidak gentar sama sekali. Fandi hendak bersuara kembali sebelum Diandra menyela dan menghentikan langkah pemuda bernama Hendro itu.

"Gue bilang nggak usah 'kan!" Diandra berkata dengan tegas. "Lu nggak denger tadi tunangan gue bilang apa?! Gue nggak makan makanan dari sembarangan orang."

Wow, Fandi takjub dengan wanita manis satu ini. Bahkan Fandi ingin memeluk Diandra saja rasanya, lalu apa katanya tadi? Tunangan. Fandi diakui sebagai tunangannya. Jika tidak berada di tempat yang banyak orang begini Fandi ingin jungkir balik dan berteriak saja rasanya.

"Denger 'kan? Jadi adik tidak perlu membelikan tunangan saya makan, uang saya banyak dik. Kamu mau sekalian dipesankan mungkin?" Fandi berkata dengan sombong dan sedikit meledek Hendro sialan itu.

Fandi menang. Hendro berbalik dengan wajah kesal, lalu pergi meninggalkan Fandi dan Diandra. Fandi ingin tertawa keras rasanya.

"Kenapa kamu bisa ketemu dengan spesies kayak gitu? Tunangan ku?" Fandi memberikan penekanan pada kata terakhir yang sukses membuat Diandra mendelik garang.

"Apaan si, geli banget."

Diandra yang merasa kesal karena perkataan Fandi berjalan dengan menghentakkan kaki meninggalkan Fandi yang terkekeh geli. Gadis manis itu, tidak bisakah Fandi mengurungnya saja untuk saat ini. Fandi berjalan mengikuti Diandra yang sudah berjalan beberapa langkah didepannya, namun tarikan seseorang menghentikan langkahnya.

"Awas, awas! Ngalangin jalan aja si!"

Fandi berhenti kemudian menatap wanita itu dengan pandangan heran. Jalan masih lebar, jadi kenapa wanita itu marah pada dirinya. Seharusnya Fandi 'lah yang berhak marah karena wanita itu membentaknya. Fandi melipatkan tangannya didepan dada, lalu sebuah kekehan terdengar disebelahnya.

Fandi menoleh, Randu terkekeh sendiri. Pandangan lurus menatap wanita yang tadi membentak Fandi yang saat ini sudah naik ke tangga lantai dua menyusul Diandra. Kedua gadis itu kini bergandengan tangan sembari melihat kebelakang bersamaan. Diandra menatap Fandi sementara wanita tadi menatap Randu, tatapan keduanya sama sama tajam. Bukannya terlihat seram, Dimata Fandi dan Randu keduanya malah terlihat lucu. Kalau tidak salah tadi Fandi mendengar Diandra menyebut nama wanita itu Sisil atau sisir? Mungkin nanti Fandi akan menanyakan kembali pada Diandra.

"Gila lu?" Fandi menjauhkan badannya dari Randu yang masih juga terkekeh sendiri. Agak takut juga sebenarnya.

"Dia lucu banget Fan. Kayaknya gue suka sama dia." Randu tak mengalihkan pandanganya dari Sisilia sedikitpun.

Fandi ikut menengok keatas, Diandra dan Sisilia sudah masuk kedalam kamar. Sepertinya kamar Sisilia, pasalnya Diandra mengikuti Sisilia setelah gadis itu tampak membuka kunci kamar dan masuk duluan.

"Fix, lu gila."

""""""""

Orderan makanan yang tadi Fandi janjikan ternyata benar-benar datang. Diandra dan Sisilia makan berdua dikamar Diandra. Ada banyak sekali makanan yang Fandi belikan. Nasi goreng, ketiaw goreng, ada pizza, burger, kentang goreng, dan masih banyak lagi. Oleh sebab itu Diandra memanggil Sisilia ke kamarnya, dirinya tidak sanggup menghabiskan sendiri.

"Tu dua orang masih diluar kayaknya." Sisilia memberikan informasi dari hasil mengintipnya dari jendela kamar Diandra.

"Kata Fandi tadi mereka masih ngamanin area." Diandra menyahuti.

"Lu chattingan sama Dia?" Sisilia beranjak dari jendela dan bergabung bersama Diandra yang tengah rebahan sambil scroll hp.

"Iyaaa." Diandra menyahut lesu.

Tadi dirinya sudah menceritakan kejadian kemarin malam yang terjadi pada dirinya dan Fandi. Sisilia terkejut pastinya, sedikit tidak percaya namun cincin yang melingkari jari manis sebelah kiri Diandra yang jadi saksi kejadian itu masih stay saja. Diandra seperti enggan melepas cincin itu.

"Eh, lu tau nggak? Githa punya pacar." Diandra berseru dengan antusias.

"Demi?!" Sisilia menyahut tak percaya.

Sisilia meletakan ponselnya, begitu juga Diandra. Diandra lalu memberi tahu pada Sisilia kejadian dirumah sakit. Lalu keduanya membicarakan tentang Githa dan pacarnya itu.

Diandra, Sisilia, dan Githa adalah teman satu kampus. Mereka bertemu saat hari pertama ospek berlangsung kemudian berteman sampai sekarang. Ada satu orang lagi bernama Ferdinand, saat ini Ferdinand sedang berada di luar negeri untuk menghadiri beberapa undangan peragaan busana. Ferdinand adalah seorang designer ternama tanah air. Sedangkan Sisilia sendiri merupakan model iklan dan beberapa kali juga menjadi model fashion dan makeup dari Diandra dan Ferdinand. Singkatnya Diandra, Githa, Sisilia, dan Ferdinand adalah selebgram terkenal ibu kota.

Di kampus sendiri mereka mendapatkan julukan preman kampus karena saat kegiatan ospek mereka sempat menggemparkan satu kampus dengan membantah panitia ospek yang mereka nilai terlalu berlebihan. Para mahasiswa baru di beri hukuman berjemur selama dua jam dibawah terik matahari yang bersinar sangat terang hanya karena kesalahan salah satu mahasiswa yang membawa tanaman yang salah.

Beberapa mahasiswa bahkan ada yang pingsan, namun panitia menyebut para mahasiswa yang pingsan itu adalah anak manja. Hal itu memicu amarah Diandra, Githa, Sisilia, dan Ferdinand.

Githa dan Diandra yang pertama melayangkan protes. Disusul Sisilia yang mempunyai sifat petantang petenteng, ditambah kompor-komporan dari Ferdinand, terjadilah peristiwa adu mulut antara mahasiswa baru dan panitia ospek yang menarik perhatian banyak mahasiswa lain. Tidak ada yang berani menyela pertengkaran itu. Baik panitia ospek yang netral hingga mahasiswa baru yang sama sekali tidak memiliki kuasa, semuanya hanya diam memperhatikan.

Suasana makin kacau saat beberapa mahasiswa baru yang juga geram dengan tingkah panitia yang dinilai sok berkuasa itu, juga ikut beradu mulut begitu juga panitia lain yang merasa sedikit tidak nyaman dengan hukuman itu juga ikut-ikutan menyampaikan pendapatnya. Pertengkaran itu bahkan sudah mendekati tahap menuju tawuran antar mahasiswa.

Beberapa dekan yang mendengar tentang pertengkaran hari itu ikut turun tangan memisahkan para mahasiswa, dan kewalahan juga. Suasana yang bertambah kacau membuat salah satu petinggi kampus menghubungi kantor polisi untuk membantu memisahkan pertengahan itu.

Hampir dua jam setelah polisi datang, keadaan berhasil di kendalikan. Panitia yang memberikan hukuman tak manusiawi itu dibawa kekantor polisi begitu juga dengan Diandra, Githa, Sisilia, dan Ferdinand yang langsung dijuluki 'preman kampus'. polisi memutuskan untuk memeriksa lebih lanjut kejadian tersebut, panitia yang terlibat dan 'preman kampus' diliburkan paksa sampai proses penyelidikan selesai dilakukan.

penyelidikan berlangsung selama tiga hari dengan hasil 'preman kampus' menang. Panitia yang dinilai memberikan hukuman tidak manusiawi itu di do, sedangkan 'preman kampus' serta beberapa mahasiswa yang terlibat dalam kejadian tersebut diberi hukuman membersihkan area kampus selama seminggu.

***

Disebuah kamar bernuansa putih, seorang gadis menangis dalam diam. Hilda, wanita itu mengurung dirinya dari semalam. Sedangkan diluar kamar, keluarganya silih berganti mengetuk pintu untuk membujuk Hilda makan. Pintu yang Hilda tahan menggunakan lemari kecil membuat mereka tidak bisa mendobrak pintu. Ibunda Hilda sendiri tidak berhenti menangis memikirkan nasib sang putri. Beberapa Tante Diandra yang masih berada disana juga semakin berkulit melihat Hilda yang tidak keluar kamar sama sekali.

"Ngapain malu, pas buka baju didepan laki-laki nggak malu tuh."

Perkataan nyelekit salah satu Tante Hilda membuat suasana kembali memanas. Ibunda Hilda yang tidak terima membentak Tante Hilda itu, bahkan kini keduanya sudah saling menjambak dan dipisahkan oleh para wanita yang saat ini sedang berada di ruang tamu.

"Jaga ucapan kamu Salma." Ibunda Hilda menunjuk wajah adik iparnya.

"Mbak nggak terima?! Emang bener kan?"

Keduanya yang ingin saling serang kembali membuat beberapa wanita disana berteriak heboh, bahkan kini para lelaki juga ikut turun tangan memisahkan keduanya.

1
Nunuy
semangatttt thor..gk sabar liat Randu kasih bogem ke mantanx Sisilia 🤨
Gongju-nim: Randu : "apa sih yang nggak buat kamu 😉"
total 1 replies
Mas Sigit
diandra bkn hilda thor
Gongju-nim: waduh, bagian mana itu. ngetik udah ngantuk jadi namanya ketukar 🙏🏻
total 1 replies
Haikal Kal
semangat kak
Gongju-nim: terimakasih sayang 🥰
total 1 replies
Ria Mayasari
/Rose/
Gongju-nim: 🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰
total 1 replies
Victorfann1dehange
Lanjutkan kisahnya segera ya, thor
Gongju-nim: siap sayang ku 🥰
total 1 replies
Dálvaca
Duh, kalau dikasih pilihan 1 antara jalan-jalan atau baca cerita ini, pasti saya milih ini 😍
Gongju-nim: makasih sayangku 🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!