NovelToon NovelToon
Kalong

Kalong

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Iblis / Hantu
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Zia Ni

Desa Semilir dan sekitarnya yang awalnya tenang kini berubah mencekam setelah satu persatu warganya meninggal secara misterius, yakni mereka kehabisan darah, tubuh mengering dan keriput. Tidak cukup sampai di situ, sejak kematian korban pertama, desa tersebut terus-menerus mengalami teror yang menakutkan.

Sekalipun perangkat desa setempat dan para warga telah berusaha semampu mereka untuk menghentikan peristiwa mencekam itu, korban jiwa masih saja berjatuhan dan teror terus berlanjut.

Apakah yang sebenarnya terjadi? Siapakah pelaku pembunuhannya? Apakah motifnya? Dan bagaimanakah cara menghentikan semua peristiwa menakutkan itu? Ikuti kisahnya di sini...

Ingat! Ini hanyalah karangan fiksi belaka, mohon bijak dalam berkomentar 🙏

Selamat membaca

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zia Ni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menantang Maut

3 hari kemudian, Pak Haji Mashudi yang telah kembali dari luar kota, pergi ke rumah sakit untuk menjenguk dan mengobati Pak Shodiq. Keadaan polisi berpangkat Bripka itu sudah lebih baik karena anggota tubuhnya sudah bisa digerakkan sekalipun masih ada rasa pegal linu di tulang-tulangnya.

"Saya benar-benar turut prihatin dengan kejadian ini Pak, saya tidak menyangka jika tim pencari akan mendapat serangan dari kelelawar," ucap Pak Haji.

"Kami juga tidak menyangka sama sekali jika akan mengalami musibah ini Pak Haji, tapi untungnya tidak ada korban jiwa," timpal Pak Shodiq lesu.

"Sebenarnya salah satu diantara tim pencari dari kelompok sukarelawan sudah memberikan peringatan agar kita tidak mencari Menik lagi karena anak itu berada di hutan terlarang dan sudah meninggal. Tapi karena sebagian besar diantara mereka menghendaki pencarian dilanjutkan, yang lainnya pun akhirnya nurut," tambah polisi itu.

"Oh ya? Siapa dia? Pasti dia memiliki kelebihan," tanya Pak Haji Mashudi.

"Namanya Guntur, Pak Haji. Katanya dia mewarisi kelebihan itu dari Eyang Kakung nya. Kebetulan dia juga masih ada di rumah sakit ini. Guntur dan temannya lolos dari serangan kelelawar karena dia mendapat peringatan dari roh leluhurnya agar segera pergi dari Desa Glagah," jawab Pak Shodiq.

"Sebelum berangkat melakukan pencarian, pemuda itu sempat mengejar-ngejar kelelawar yang katanya bukan kelelawar biasa dan terlibat dengan hilangnya Menik," imbuh polisi berpangkat Bripka tersebut.

"Sepertinya kalian juga mendapat peringatan seperti saya," tutur Pak Haji.

"Mendapat peringatan bagaimana maksudnya, Pak Haji?" Pak Shodiq merasa penasaran.

"Sepulang dari Desa Semilir, malam hari saat saya tidur, tubuh saya merasakan sangat berat seperti ditindih oleh suatu makhluk yang berat dan besar hingga saya tidak bisa bergerak dan kesulitan bernapas. Setelah itu ada kiriman banaspati dan rumah saya digoncang," terang Pak Haji Mashudi.

"Astaghfirullah al-adziim... Iblis hutan terlarang itu brutal sekali. Serangannya tidak main-main. Apa sebenarnya motif mereka hingga mencelakai banyak manusia? Padahal sebelumnya 2 desa itu tenang-tenang saja," polisi itu merasa tidak habis pikir.

"Sewaktu saya di Kota S, saya menemui rekan saya yang memiliki kelebihan spiritual beberapa tingkat di atas saya. Menurut mata batinnya, serangan mistis yang terjadi di 2 desa itu kemungkinan besar karena ada oknum manusia yang bersekutu dengan iblis dan mencelakai manusia untuk tujuan tertentu," ungkap Pak Haji.

"Menurut beliau, untuk menghadapi lawan yang ilmu hitamnya sangat tinggi, harus mengumpulkan beberapa orang yang memiliki kemampuan spiritual tinggi dan berpuasa terlebih dahulu," lanjut Pak Haji Mashudi.

"Beliau bersedia membantu tapi dia butuh waktu untuk mencari rekan yang akan dia ajak dan mengadakan puasa terlebih dahulu," imbuh Pak Haji.

"Syukurlah jika ada pihak yang mau membantu menyelesaikan masalah ini, trimakasih banyak Pak Haji untuk usahanya. Mudah-mudahan musibah di Desa Semilir dan Desa Glagah cepat berakhir, kasihan mereka kalau mendapat teror secara beruntun," Pak Shodiq sedikit merasa lega.

"Kita semua juga berharap seperti itu, Pak Shodiq."

*

Sementara itu di lain tempat, terdapatlah 5 pemuda yang semuanya tergabung dalam suatu perguruan silat dan tubuh mereka sudah diisi oleh sesuatu yang membuat mereka memiliki kekebalan dan kemampuan melebihi anggota yang lain.

Kabar tentang teror mistis di Desa Semilir dan Desa Glagah rupanya sampai di telinga ke 5 orang tersebut dan mereka sangat penasaran dengan hutan terlarang yang santer menjadi bahan perbincangan beberapa minggu terakhir ini.

Ke 5 pemuda lajang itu tampak berdiskusi di bawah pohon mangga yang besar dan rindang sambil duduk lesehan di atas tikar dengan ditemani es jeruk dan gorengan.

"Lalu kapan kita akan berangkat?" tanya Ndaru seraya mengunyah pisang goreng.

"Bagaimana kalau hari Minggu jam 9 nan? Nanti ngumpulnya di lapangan dekat rumahku," ujar Satria, pemuda berumur 27 tahun yang dikenal paling berani diantara yang lainnya.

"Jam 9 pagi apa malam tuh?" celetuk Badrun.

"Ya jam 9 pagi lah Drun, untuk apa ke hutan jam 9 malam, nantang perkara namanya," balas Satria.

"Kita pergi ke hutan terlarang saja sudah nantang lo, Sat," ucap si Badrun.

"Tapi kalau berangkatnya siang, cuaca terang, bahayanya gak seberapa, Drun," timpal Satria kepedean.

"Iya, aku bisa," sahut Dewa yang disetujui yang lainnya.

"Trus kita nanti perlu bawa apa saja nih?" tanya Japra.

"Semuanya harus bawa golok, senapan angin, trus untuk konsumsi secukupnya saja," jawab Satria.

"Ada yang punya tali tambang? Untuk jaga-jaga saja," imbuh pemuda itu.

"Aku punya," timpal Ndaru dan Badrun kompak.

"Besok Minggu kalian bawa ya," ucap Satria.

"Sip Bos," jawab kedua temannya bebarengan lagi dengan kalimat yang sama seperti punya ikatan batin.

"Bagaimana kalau kita bawa minyak tanah? Siapa tahu kita butuh," celetuk Japra.

"Bolehlah, kamu saja ya yang bawa karena itu idemu, jangan lupa sekalian koreknya," sahut Satria yang di iya kan oleh temannya.

*

Dengan alasan ingin berburu di hutan pada masing-masing orang tua mereka, ke 5 pemuda itu pun berangkat ke hutan terlarang dengan mengendarai 3 sepeda motor. Satria berboncengan dengan Ndaru, Dewa berboncengan dengan Badrun, sedangkan Japra naik motor sendirian sambil membawa sejrigen minyak tanah ukuran tanggung.

Jam 10.31, mereka telah sampai di jalanan menuju hutan terlarang yang tampak sepi yang kanan kirinya hanya terdapat pepohonan dan semak-semak.

Setibanya di pinggiran hutan terlarang, mereka memarkir motor di seberang hutan angker itu, di balik semak-semak yang rimbun.

Ketika ke 5 pemuda tersebut sedang memarkir kendaraan dan mengambil perkakas mereka, di pucuk pepohonan yang tinggi dan tertutup dedaunan, ratusan kelelawar dengan sorot mata merah menyala sedang menatap nyalang ke arah 5 pemuda itu dan salah satu dari makhluk tersebut terbang ke arah hutan yang paling dalam.

Tak berapa lama, ke 5 pemuda itu pun mulai memasuki area hutan yang terkenal angker tersebut dengan masing-masing membawa peralatan sambil mengedarkan pandangan ke sekitarnya.

"Ternyata hutannya gak beda dengan hutan lainnya," celetuk Satria sesumbar.

"Ini kan masih di pinggiran Sat, siapa tahu bagian dalamnya berbeda," sahut Ndaru.

"Aku kok mencium bau langu ya. Kalian juga nyium gak?" tanya Satria dengan hidung mengendus-ngendus yang diikuti oleh ke 4 temannya.

"Wah iya, bau apa ini? Kotoran kelelawar paling," balas Badrun.

"Hati-hati lo guys, dari berita yang aku dengar, tim pencari digigit oleh kelelawar yang menyebabkan mereka masuk rumah sakit," Dewa memperingatkan yang lainnya.

"Kejadiannya kan malam hari, Wa," untuk kedua kalinya Satria terlihat menyepelekan.

1
kalea rizuky
pantes dendam warga desa emank jahat bgt
🎧✏📖
semangat✌
Kezia Suhartini: trimakasih Kak... 🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!