Dulu, Lise hanya ingin sekolah dengan tenang. Tapi sejak bertemu Kevin, pria dengan rahasia di balik setiap diamnya, semua berubah. Hatinya yang polos tak bisa membohongi getaran tiap kali Kevin menatapnya. Meski dunia Kevin gelap, Lise merasa hangat saat di dekatnya. Seolah... cinta itu memang tidak selalu datang dari tempat yang terang.
“Kalau dunia ini hancur besok, kamu bakal nyesel udah deket sama aku?” bisik Kevin di telinga Lise, jemarinya menyentuh lembut dagu gadis itu.
Lise tersenyum kecil, lalu menggeleng.
“Enggak. Karena sejak hari pertama kamu panggil nama aku, hidup aku mulai punya arti.” mata sayu nya menatap lembut pada pria yang telah mengambil hatinya itu.
------
Karya ini adalah hasil tulisan asli saya. Dilarang keras mengambil, menyalin, atau memodifikasi tanpa izin. Plagiarisme adalah pelanggaran serius dan tidak akan ditoleransi.
#OriginalWork #NoPlagiarism #RespectWriters #DoNotCopy
penulis_ Evelyne Lisha
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Evelyne lisha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 8 - Keriuhan yang sama
"Keke! ke! kevin! "
Kevin tergugah dari lamunannya ketika Lise memanggil namanya.
"apa?"
"kevin kau kenapa?, dari tadi kau melamun saja, kamu tidak apa apa?"
"bukan! bukan itu, tadi kamu manggil aku apa?"
"apa? keke maksudnya?, habisnya dari tadi aku memanggil kamu tapi tidak denger denger, jadi aku panggil asal aja nama kamunya"
"oh, begitu.."
"ada apa sih? kok kamu keringat dingin gitu?"
kevin mengusap wajahnya pelan tak terasa kalau ternyata dari tadi dia sudah lama melamun dan tak menyangka akan begitu keringat dingin hanya karena mengingat masa itu.
"tidak apa apa, kamu belum jawab, ada apa memanggil aku?
" ih kamu lupa ya! katanya malam ini mau buat pancake sama pie kan!"
kevin terdiam sejenak, mengingat kapan dia membuat janji.
'ah, iya sepertinya aku lupa sudah berjanji untuk mengajarkan Lise membuat pancake'
tapi entah harus bagaimana mengatakannya.
"kevin... jangan bilang kamu lupa dengan janjimu ya, padahal aku sudah menunggu waktu untuk menunggu libur kerja paruh waktuku untuk membuat ini, tapi kau yang membuat 'janji' itu bahkan lupa"
wajah senyum Lise yang menyudutkan keadaan kevin yang merasa bersalah dan tak tau harus apa.
"Ekhem, tidak lupa~kok, aku hanya sedang melamun saja tadi"
ujar kevin penuh alasan
"Hmph! ya sudah ayo kita buat adonannya dulu sekarang!"
Lise menarik lengan kevin dan memaksanya untuk beranjak.
.
.
ADONAN terpadu dengan rata, bumbu dan toping telah disiapkan dengan varian rasa dan macam-macam buah yang terpotong-potong rapih. di temani dengan canda tawa yang menggeluti diantara mereka, entah bagaimana dan sejak kapan mereka menjadi begitu akrab.
Namun sudah jelas kalau hampir empat bulan terlewati semenjak lise tinggal bersama kevin. mereka yang dulu pendiam, kini semakin terbuka dengan apa yang dialaminya, termasuk lise yang sering mengeluh karena selalu di ganggu oleh si 'primadona' sekolah.
Bukan itu saja, bahkan ada siswa lain yang baru baru ini juga mengganggu nya. Jelas sekali lise kesal. tapi siapa sangka secara tidak sadar lise pun memiliki banyak teman yang mengaguminya, meski lise sendiri acuh tak acuh pada mereka.
ia juga tidak bertanya lebih lanjut kenapa kevin tidak pernah masuk sekolah. juga karena lise pernah melihat kevin yang pulang dengan kondisi babak belur, pada akhirnya ia bertanya pada kevin apa yang telah kevin alamin selama ini.
meskipun pada awalnya kevin menolak terus menerus karena akan sulit untuk dijelaskan, lise mau tidak mau menunggu kevin sampai siap menceritakan segalanya padanya.
pernah lise mengajak kevin untuk bersekolah bersama, alhasil kevin tampak kesal dan mengabaikan lise selama beberapa hari, dan itu sangat menjengkelkan bagi lise, dirinya diabaikan begitu merasa tidak Terima, dan pada akhirnya, mau tidak mau lise segera meminta maaf dan berdamai.
_____
Pagi ini lumayan cerah di arah timur, namun sedikit berawan di arah barat. mengantarkan rasa bosan di hati lise yang kini terduduk di bangku kelasnya.
"hoammm~~"
pandangannya tak lepas dari dua ekor burung
yang hinggap di luar jendela kelasnya, terlihat dua paruh burung itu saling bersentuhan, terkadang saling menempelkan kepala mereka dan bercuit cuit disana.
"eww, so disgusting"
ujar lise dengan ekspresi wajah yang tampak jijik
"Eh, bicara sama siapa kamu?"
Ella bertanya dengan wajah yang malas, jelas sekali wajah penasarannya pada lise terukir jelas.
"sama burung" jawab lise tanpa menoleh
"what! hahah lise kalo bercanda tuh yang lucuan dikit kek!"
"aku gak bercanda! tuh liat burungnya, ngapain kali mesra mesra-an disini, tidak tau ada orang yang lagi semrawut aja"
"bahahaha, lise, lise aduh~ daripada liat burung yang sedang bercinta gitu, mending kita ke kantin aja yuk, lapar nih aku"
lise mengiyakan ucapan temannya itu, idenya memang lebih baik ketimbang harus melihat dua insan ciptaan Tuhan yang sedang bersenang-senang itu.
Ella, dengan senangnya memilih ayam yang paling besar, sama dengan pilihan lise. setelah mendapatkannya ia menunjuk ke bangku kosong dan bergegaslah mereka hendak kesana.
BRAK! prangg!
"aduh! "
seorang gadis cantik nan anggun berambut halus bulu mata lentik bibir manis dan sikap pesimis menabrak lise yang jelas dengan 'sengaja' itu.
"sakit sekali, lise, kenapa kau mendorong aku?"
ujar mulut manis penuh munafik gadis itu.
'apa apaan gadis ini ' Pikir lise tiba-tiba.
'jelas jelas dia yang menabrak ku dan menjatuhkan dirinya, kenapa dia yang merasa tersakiti begitu ya.wah wah~ nih gadis minta di temenin 'dramanya' rupanya ya.'
'omong omong para pencari masalah ini kenapa selalu mencari masalah di tempat yang sama sih, kantin lagi kantin lagi, padahal banyak tempat, di taman kek di toilet kek, kek ga ada tempat lain aja deh'
meski diam dalam mulut, tapi hati lise tak berhenti henti mengoceh.
ia menatap gadis yang terduduk itu, ekspresi nya yang tampak sayu dan menyedihkan seolah dia adalah korban.
lise hanya menghela nafasnya, jelas jelas itu ekspresi yang sangat sangat ia kenal. ya, itu adalah ekspresi dari seseorang yang memiliki 'dua muka'.
namun baginya, sangatlah mudah menghadapi orang seperti itu...
________________________________
Btw, sorry thor, itu ada bbrp paragraf yg ke ulang²/Frown/