NovelToon NovelToon
Dikira Cupu Ternyata Suhu

Dikira Cupu Ternyata Suhu

Status: tamat
Genre:Tamat / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Identitas Tersembunyi / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:2.1M
Nilai: 4.7
Nama Author: Hafizoh

(Identitas Tersembunyi) Inarah yang biasa di sapa Nara sudah dari dulu tak mengikuti jejak sang kakak dan sang adik yang masuk pondok pesantren, Nara memilih sekolah di SMA milik sang kakek.

Tak ada yang tau bahwa Nara adalah cucu dari pemilik SMA karena Nara memang tak menyombongkan diri, bahkan Nara yang penampilannya seperti anak pesantren justru menjadi hinaan oleh teman-teman sekolahnya dan jadi korban bullying.

Tapi itu hanya sesaat, ketika Nara sudah lelah berpura-pura menjadi lemah kini taring yang selama ini di sembunyikannya pun keluar juga bahkan membuat para bullying jadi ketakutan.

Ikuti ceritanya Nara?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hafizoh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9

"Terima kasih ya, Er. Kamu sudah nolongin aku tadi, gara-gara aku kening kamu jadi memar" kata Nara yang benar-benar tak enak hati pada sahabatnya

"Gak apa-apa, aku kasihan lihat kamu di ganggu terus oleh Putri sama Dinda. Bukan mereka berdua aja, Kak Selin dan geng-nya juga tapi maaf kalau dengan Kak Selin dan geng-nya aku gak bisa bantu. Soalnya yang aku tau orang tua Kak Selin donatur terbesar di sekolah kita, jadi aku gak mau beasiswaku di cabut kalau berurusan dengan dia"

Nara hanya mengangguk, Nara baru mengetahui kalau ternyata orang tua Selina berpengaruh di sekolah milik kakeknya ini, makanya Selina semena-mena pada orang yang menurutnya jadi saingannya.

Nara akan memikirkan cara yang bisa membalas Selina, Nara tak mungkin untuk terus diam jika semakin hari Selina dan geng-nya semakin menjadi-jadi menganggu Nara yang tak pernah mengganggu mereka.

Hanya karena Davin mendekatinya, Selina jadi murka padahal niat Nara sekolah disini karena tak mau terlalu terkekang jika bersekolah di pondok pesantren yang jarang pulang seperti sang kakak dan sang adik.

Meski di rumah juga Nara tak boleh keluar kecuali ke rumah sang kakek dan sang nenek tapi setidaknya Nara bisa melihat dunia luar ketika berangkat dan pulang sekolah, tak lama ayahnya Erika datang.

Erika pun pamit pulang pada Nara sembari melambaikan tangan, setelah sepeda motor ayahnya Erika mulai menjauh Nara pun segera melangkahkan kaki ke arah warkop yang ada di seberang sekolahnya.

"Non, kok lama. Apa ada terjadi sesuatu lagi?" tanya Mang Udin setelah anak majikannya masuk ke dalam mobil

"Tadi teman saya luka gara-gara nolong saya, jadi saya bantu ngobatin dia dulu"

"Non kok diam aja orang-orang ganggu non, non kan pinter karate kenapa gak di libas aja mereka yang mengganggu non"

"Saya mau memberi pelajaran mereka tanpa mengotori tangan saya, Mang" jawab Nara yang memang sudah mulai menyusun strategi membalas semua perbuatan orang-orang yang telah mengganggunya

Mang Udin pun diam dan fokus mengemudikan mobil yang di kendarainya, tanpa terasa mobil pun telah masuk ke halaman rumah besar milik sang majikan yang ada di kawasan perumahan elit.

Sesampainya di rumah Nara langsung menemui uminya yang ada di dapur, disitu uminya tengah bergelut dengan peralatan kue yang sudah menjadi hobi uminya membuat kue setiap hari.

Nara bahkan tak pernah bosan untuk menikmati beraneka ragam kue yang selalu di bikin uminya, sesekali Nara juga membawa kue bikinan uminya ke sekolah dan di bagi dengan teman-temannya.

"Makan, Nduk" kata Erisa menawari sang anak kue bikinannya yang sebagian ada sudah mateng.

"Iya, umi"

Nara langsung mencomot kue yang sudah mateng lalu memasukkan ke dalam mulutnya, Nara menikmati kue bikinan uminya dengan lahap bahkan mulutnya sampai manyun saking penuh.

Uminya hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan sang anak yang selalu aneh, setelah menghabiskan makanan di dalam mulutnya Nara pamit pada uminya masuk ke dalam kamar hendak istirahat.

Keesokan harinya Nara yang telah siap berangkat sekolah pamit pada kedua orang tuanya tak lupa mencium punggung tangan keduanya dengan takzim, Nara menghampiri Mang Udin yang sudah menunggunya.

Tiba di sekolah Nara berjalan sendiri di koridor sekolah dengan pelan, semua mata tertuju padanya membuat Nara agak risih di tatap dengan tatapan entahlah tak bisa di artikan olehnya.

Bel masuk berbunyi tak lama kemudian guru masuk hanya sebentar dan memberi soal pada murid kelas X.IPA.1, Nara dan Erika serta Beni mengerjakan tugas bersama sedangkan yang lain sibuk masing-masing.

"Nara, kamu gak ikut jalan-jalan. Sabtu ini?" tanya Erika sembari menulis

"Gak di bolehin pastinya, aku juga gak biasa tidur di luar rumah selain rumah kakek dan nenekku"

"Ohh gitu, padahal aku berharap banget kamu ikut" kata Erika mengerucutkan bibirnya

Nara terkikik melihat Erika mengerucutkan bibirnya soalnya tampak mengemaskan, mereka pun kembali fokus dengan tugas yang tengah mereka kerjakan saat ini agar cepat selesai.

"Gimana Ben, enak gak jadi wakil ketua OSIS dua?" tanya Erika

"Ada enaknya, ada mumetnya" jawab Beni dengan mata tetap fokus pada buku

"Wah kayanya Beni bakal jadi ketua OSIS tahun depan" sahut Nara

"Aaamiiin Ya Allah" ucap Beni

Tak terasa bel istirahat berbunyi, Erika yang tak membawa bekal dan sudah sangat kelaparan karena melewatkan sarapan pagi memilih langsung keluar dari kelas menuju kantin bisa secepatnya mengisi perut.

Nara justru memilih ke perpustakaan sekalian makan bekalnya di sana karena Nara hendak meminjam buku, tiba di perpustakaan Nara segera menyantap bekal makanannya bertepatan terdengar notifikasi HP-nya.

[Non, sepertinya Mang Udin telat hari ini jemput Non. Soalnya mobil mau di service dulu sesuai jadwal seperti biasanya, gak apa-apa kan non nanti nunggu sebentar]

[Gak apa-apa, Mang. Saya nunggu tempat biasa dekat warkop atau nanti saya pesan taksi online saja] balas Nara

"Nara, aku nyariin kamu loh dari tadi ternyata kamu disini" kata Erika saat berhasil menemukan Nara

"Ssstttt" ucap Semua yang ada di dalam perpustakaan membuat Erika jadi malu

"Erika, Erika. Udah tau ini perpustakaan ngomong kok gak pelan-pelan" tegur Nara pada sahabatnya itu

Nara jadi tak nyaman ketika menjadi pusat perhatian semua orang yang ada di perpustakaan, bahkan tampak semua orang tengah melotot ke arah Nara dan Erika sehingga Nara memilih menarik Erika keluar.

"Kenapa keluar?" tanya Erika begitu polos

"Gak enak aja di lihatin mereka semua"

Nara dan Erika segera menjauh dari perpustakaan lalu keduanya berjalan beriringan di koridor sekolah menuju kelas mereka, bertepatan bel berbunyi pertanda jam istirahat telah usai.

"Nara, kayaknya Kak Davin suka deh dengan kamu" kata Erika

Keduanya mengobrol di bangku mereka memanfaaatkan sedikit waktu sebelum guru masuk, Nara yang mendengar perkataan Erika langsung berdiri menoleh ke arah Erika dengan kening mengerut.

"Terserah dia, itu hak dia mau suka sama siapa pun. Yang terpenting aku gak suka, karena aku mau fokus sekolah bukan pacaran. Pacaran itu dosa"

"Hemm, iya benar" kata Erika sembari mengangguk

Guru cantik favorit Nara masuk siapa lagi kalau bukan Ibu Fatimah, guru yang bisa jadi panutan ketika mengajar begitu lemah lembut persis uminya bahkan Ibu Fatimah juga menutup aurat dengan sempurna.

Pelajaran Biologi segera di mulai, materi kali ini tentang jamur yang sekarang bisa di manfaatkan orang seperti jamur tiram.

1
hazel
Luar biasa
Umma Ais dan Abib: terima kasih bintangnya
total 1 replies
Putra Pratama
GK sesuai judulnya.
Umma Ais dan Abib: iya memng gak sesuai
total 1 replies
Yuni Lestari
Luar biasa
Umma Ais dan Abib: terima kasih bintangnya
total 1 replies
Anonymous
ok
Nita Anita
katanya suhu ko di bully diem aja .klo cuma sekali dua kali ga apa apa ,karena Nara ny juga di bully diem aja temen ny jadi pada ngelunjak .
senja
davin e juga laki tolol😀
senja
bikin bisu aja sekalian biar ga bisa ngomong ,kalau udah mau mati baru nanti gaya pendekarnya keluar😀
Maria Lina
yh nama nyo bodoh wkwk
Simba Berry
mencarj bukti kok harus mengorbankan diri dulu.ada2 aja ni cerita.wkwkkwkk
DaRk KiNg
autornya kayaknya penggemar sinetron ikan terbang. ceritanya agak muter².
Umma Ais dan Abib: sayangnya di rumah author gk punya TV, jadi gak pernah nonton sinetron ikan terbang
total 1 replies
Paiman S
si putri ngidam tuh
💕SCR💞
percuma pinter karate
💕SCR💞
balesan nya tar cma di unjukin vidio aja gak di gebukin balik enak dong blsnya nyw gwk setimpak
💕SCR💞
sabar jg gk gitu2 amat di sakitin diem trus thor
Phijey 1233
di tunggu kelanjutannya
Umma Ais dan Abib: insyaallah kk
total 1 replies
Phijey 1233
tingkatkan, SPOPL dalam cerita sudah sangat baik bahkan menurut saya cukup baik dari pada beberapa cerita novel yang lainnya.
Umma Ais dan Abib: terima kasih bintangnya dan pendapatnya
total 1 replies
Sandisalbiah
kelakuan Selina ini udah termasuk tindakan kejahatan loh.. apa lagi di lingkungan sekolah...
Sandisalbiah
nara ini kan pinter alias cerdas, jago karate juga tp diam aja saat di bully dan di pukuli.. jangan² dia mengidap kelainan ya.. yg senang saat tubuhnya di sakiti.. 🤔🤔🤔 kalau org normal itu kan langsung trauma sekali di sakiti, nah dia ini bolak balik loh tp menikmatinya...
Sandisalbiah
emang di sekolah gak ada cctv... lagian de gebukin sampai babak belur justru merasa puas... nara²..cuma buat cari bukti 🤦‍♀🤦‍♀🤦‍♀
Sandisalbiah
hah.. menikmati pembullyan sampai rela berbohong dgn Abi nya.. luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!