NovelToon NovelToon
Mertua Kaya Menantu Teraniaya

Mertua Kaya Menantu Teraniaya

Status: tamat
Genre:Menantu Pria/matrilokal / Anak Lelaki/Pria Miskin / Tamat
Popularitas:65k
Nilai: 5
Nama Author: fendy citrawarga

Hutang budi karena pernah ditolong, seorang pria kaya berjanji akan menikahkan putrinya kepada pemuda bernama Kosim anak orang miskin yang menolongnya.
Di lain pihak istri seorang kaya itu tak setuju. Dia tak rela bermenantukan anak orang miskin dengan rupa kerap dicemooh orang desa.
Namun sang suami tak mau ingkar janji, ia menyebut tanpa ditolong orang miskin itu entah bagaimana nasibnya mungkin hanya tinggal nama.
Akhirnya sang istri merestui namun dalam hatinya selalu tumbuh rasa antipati kepada sang menantu, tak rela atas kehadiran si menantu orang miskin yang buruk rupa.
Bagaimana jadinya? Ya, "Mertua Kaya Menantu Teraniaya."
Lebih rincinya ikuti saja jalan ceritanya di buku kedua penulis di PF NToon ini.
Selamat membaca!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fendy citrawarga, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9. Mabuk Berat

"Iya deh maaf, Kosim salah," lirih Kosim dengan lemah lembut memohon belas kasih karena ada maksud tertentu yang menyangkut sang istri.

"Enak aja minta maaf. Tak cukup dengan minta maaf. Dosamu cukup besar, anak miskin!" timpal Amih Iah, alih-alih memaafkan malah menambah hinaan.

"Masa tak mau memaafkan, Mih? Lagian sekalian saja aku mau bilang, aku akan pergi dari rumah ini," ujar Kosim.

"Apa? Kamu mau pergi dari rumah ini?"

Tiba-tiba rona wajah Amih Iah mendadak berubah menjadi semringah, ceria bak bulan purnama di musim kemarau dengan langit tak ada awan mendung.

"Ini baru pria jempolan, Sim!" puji Amiah Iah, sambil mengangkat jempol.

Kosim tertawa dalam hatinya. Tetapi juga ada kesedihan. Tertawa karena melihat sang mertua begitu bahagia mendengar penuturannya yang padahal di balik itu ada maksud tertentu.

Sedih karena Kosim bisa membaca begitu membencinya sang mertua kepadanya sehingga kepergiannya disambut dengan wajah semringah, bukan kesedihan padahal selama berada di rumah ini tenaga Kosim nyaris habis untuk menunaikan tugas-tugas dari Amih yang semula menjadi tanggung jawab Mang Koyod.

"Kapan kamu pergi dari sini? Sekarang lebih baik, biar nanti Amih yang bilang ke Bapak bahwa kamu pergi dari sini atas keinginan sendiri, bukan karena aku usir," ujar Amh, masih dengan senyuman semringah dan ujung daster naik ke atas paha, entah lupa entah sengaja.

"Ya, lebih cepat lebih baik," ujar Kosim dalam hatinya sudah tak tahan menahan tawa.

"Betul, Sim, betul! Menurut Amih juga jika engkau pergi lebih cepat, itu lebih baik, jangan ditunda-tunda besok pagi apalagi lusa, seminggu, atau sebulan lagi!" sambut Amih.

Seraya pandangannya kembali kepada tiga jenis sembako yang bikin gara-gara Kosim harus ngintip di para rumah untuk mendengarkan pembicaraan Amih dan Johar, namun kemudian ketahuan juga oleh Amih.

"Nah ini bawa sekalian telur, minyak goreng, dan gula pasirnya. Amih ikhlas memberi. Pasti Emakmu tak terbeli sembako macam begini, lumayan kan?" ujar Amih seenaknya menghina ibunya Kosim.

"Enggak usah Mih untuk Amih saja. Jangankan sekadar minyak goreng, telur, dan gula pasir, terigu, gula merah, kornet, mi instan, mi putih, kacang tanah, beras hingga berkarung-berkarung," ujar Kosim menimpali hinaan Amih Iah.

"Di rumah ibumu?" Amih Iah melotot.

"Di warung," tutur Kosim sudah mulai ngerjai orang yang menghinanya.

"Hahaaaaa.....pintar juga kamu bercanda Sim. Cocok kalau kamu punya istri yang sepadan miskin biar kamu bisa menghibur istrimu," tambah Amih Iah.

"Ah Amih bisa aja," ledek Kosim.

"Ya sudah, ini sudah malam. Silakan kalau mau pergi. Maaf Amih dan Bapak tidak bisa mengantar ya," kata Amih sepertinya sudah tak sabar ingn segera melihat Kosim hengkang dari rumah ini.

"Sebentar lagi Mih. Istriku lagi beres-beres dulu pakaian," kata Kosim.

Tiba-tiba Amih bangkit dari duduknya, daster kembali diangkat lebih tinggi hingga nyaris membuka 'daleman'-nya.

"Apa kau bilang?" tanya Amih melotot tajam ke arah Kosim.

"Iya aku akan pergi dari rumah ini sekalian bersama istriku, Yani," Kosim seolah memperjelas yang sudah jelas.

"Tidak bisa!" koar Amih. Kini berkacak pinggang.

Yani yang mendengar teriakan Amih sampai tekejut, degup jantungnya tak tertahanan lagi terus bergelora. Naga-naganya ia bakal tak kesampaian pergi dari rumah orangtuanya malam ini juga.

"Tadi kata Amih silakan. Sekarang kok tidak bisa?"

"Ya, silakan kamu pergi sendiri dari rumah ini. Siapa juga yang mengharapkan kamu diam di sini? Jangan bawa anakku si Yani, dia putriku satu-satunya yang kecelakaan dinikahi pria miskin yaitu kamu. Makanya, pergilah sendiri dan segera ceraikan Yani untuk kemudian si Yani bakal mendapatkan sultan, Sultan Johar bin Darmin.

Deg!

"Ya enggak bisa begitu dong Mih. Yani kan sudah sah menjadi istriku. Amih dengar tadi kan penuturannya bahwa dia tak mau dijodohkan sama Johar? Dia tetap mencintaiku walaupun aku miskin. Lalu mengapa Amih memaksa-maksa agar aku menceraikannya dan mau menjodohkan dengan si Johar?" kata Kosim, kini dia mulai bangkit memberikan perlawanan, jangan selalu diinjak-injak.

Kosim ingat kembali bagaimana deraian air mata istrinya yang menanggung sakit hati gegara ulah ibu kandungnya sendiri yang kemaruk harta bela-belain mengorbankan kebahahagiaan putrinya.

Usai Kosim bicara begitu, dan plak, plak, plak, tiga buah tamparan mengenai kepala Kosim yang tidak melawan. Kosim ingin merasakan tamparan Amih Iah sebagaimana yang diterima Yani waktu tadi hingga Yani menjerit tanpa ada yang melindungi karena dia sedang berada di langit-langit para rumah.

"Silakan pukuli Kosim sepuas-puasnya Mih. Kosim takkan melawan, Kosim rela. Namun jangan sekali-kali memukuli anak perempuan yang telah Amih lahirkan dengan berjuang antara hidup dan mati bukan? Kasihan dia!"

Mendengar ocehan Kosim begitu, Amih Iah tambah marah.

"Jangan asal ngomong kamu! Aku menampar anakku karena ulahmu. Kamulah yang menjadi penyebab anak perempuanku bernasib sial. Kalau tidak ada kamu, pasti anakku sudah hidup bahagia dengan anak orang kaya. Lihat kakaknya, Toni, dia hidup bahagia karena berjodoh dengan wanita terhormat anak orang kaya. Aku kaya, besanku kaya. Makanya hidup bahagia. Tapi coba anakku si Yani yang berjodoh dengan kamu si anak orang miskin, pasti Yani merasa teraniaya!" hardik Amih makin menjadi-jadi.

"Makanya kalau kamu mau pergi, pergilah sendiri, jangan bawa-bawa si Yani. Mau dikasih makan apa hidup seatap dengan Emakmu yang miskin, yang janda tak punya apa-apa!"

Deg!

Jantung Kosim mendadak berdegup hebat. Emosinya meluap-luap mendengar ocehan Amih Iah yang terang-terangan lagi menghina ibunya.

Kosim benar-benar sudah kehilangan kendali atas nafsu yang meluap-luap ingin membalas perbuatan mertua perempuannya yang sudah kelewat batas, Namun Kosim juga ingat bahwa mertuanya ini adalah ibu kandung istrinya yang sangat baik. Padahal apa yang dia lakukan sekarang adalah demi melindungi istrinya.

Akhirnya Kosim hanya mampu meneteskan air mata kepedihan dari kelopak matanya. Istilah orang Bandung mah, "ambek nyedek tanaga midek" (nafsu amarah besar, tenaga berkurang).

Tiba-tiba pintu rumah depan dibuka orang dengan menimbulkan bunyi keras. Siapa yang datang? Pak Haji atau Deni atau siapa? Jangan-jangan pencuri.

Sedianya Kosim ingin ke depan memastikan siapa yang datang dan apa yang terjadi. Namun mengingat tengah berseteru dengan mertuanya, Kosim lebih memilih duduk termangu saja di kursi ruang tengah.

Amih sejenak melirik ke arah Kosim. maksudnya mungkin ingin menyuruh agar melihat siapa gerangan yang datang di ruang tamu. Namun Kosim malah bergeming.

Akhirnya Amih bangkit dari duduknya dan kemudian berjalan menuju ruang tamu.

"Deniiiiii???" Amih berteriak melihat Deni yang baru datang ambruk di ambang pintu.

Kosim terkejut mendengar Amih berteriak memanggil nama kakak iparnya. Ada apa gerangan?

Kosim pun bangkit lalu mendekati pintu antara ruang tamu dan ruang tengah, namun tidak ke ruang tamu langsung melainkan mengintip di balik pintu.

"Deni, kenapa kamu?" teriak Amiah Iah menghampiri Deni yang sudah bangkit dari tergeletaknya, kemudian berdiri, berjalan ke kursi dengan sempoyongan.

"Deni, kamu mabuk?" tanya Amih Iah dengan raut muka demikian terkesima.

"Hahaaaa......gue enggak mabuk Tante, gue cuma slebor....." ceracau Deni yang memang dia tengah mabuk berat usai pesta miras bersama Johar.

Mengingat Johar tak mau ikut terbawa-bawa jelek, apalagi ada maksud tertentu kepada Yani adiknya Deni, Johar membawa paksa pulang Deni naik motor bersama temannya lalu diantarkan hingga teras rumah kemudian Johar dan kawan-kawannya pergi lagi.

"Gila kamu! Ngapain mabuk segala emang tak ada minuman lain yang tidak membuat kamu mabuk?" Amih benar-benar terpukul.

"Jangan marah-marah Tante, nanti gue kasih hadiah buat elo. Mau kan gue kasih hadiah c***an buat elo?" cerocos Deni benar-benar di luar akal sehat.

Deg!

(Bersambung)

1
Hadimulya Mulya
kata org Jawa,minggate adoh pitek
Hadimulya Mulya
org minggat kok ngerepotin org,udh berani keluar rumah harus berani tanggung resiko
Hadimulya Mulya
lelaki kok ngerjain kerjaan di rumah,klo bantu gk papa,lelaki itu cari nafkah
Hadimulya Mulya
lelaki kok ngerjain kerjaan di rumah,klo bantu gk papa,lelaki itu cari nafkah
Hadimulya Mulya
buat crita suaminya bekerja,trs kos atau ngontrak jangan numpang trs
Hadimulya Mulya
lelaki kok gk tanggung jwb,kok malah pusing tempat tgl,itu tanggung jwb suami
Hadimulya Mulya
klo saya yg punya menantu pemangguran,saya pegatin aja,karena tanggung jwb rumah ttg itu ada pada suami,bukan malah cuma berserah diri
Hadimulya Mulya
critamu salah bos,menantu benalu,gk tanggung jwb seharusnya judul nya,
Hadimulya Mulya
ini mantu dan suami gila,walo pun rupamu jelek to miskin yg penting nafkahi istrimu,krj cari uang walo jadi pemulung krj harga diri laki2 krj nyukupi kehidupan rumah ttg
Hadimulya Mulya
ini critanya lelaki gk tanggung jwb,gk beri nafkah istri,z bener klo gk punya harga diri,
Hadimulya Mulya
kok sabar,kn dh rumah ttg harus mandiri lah
Anisa Ratiba Hanum
Alhamdulillah, bagus, bahasa yg sederhana tapi banyak nilai positif nya,, semangat thor untuk menciptakan karya2 baru,, semoga thor sukses selalu,, Aamiin
fendy citrawarga: Terima kasih apresiasinya kak, kakak juga semoga sukses selalu. Aamiin
total 1 replies
Anisa Ratiba Hanum
gregetan saya bacanya
fendy citrawarga: Apalagi di Bab 94 Kosim dibilang kejam oleh putrinya dan Yani tak mau terima pemberian Kosim
total 1 replies
Anisa Ratiba Hanum
penasaran tingkat dewa ini
fendy citrawarga: Terima kasih dukungan dan setia komennya kak makin semangat menulisnya
total 1 replies
Anisa Ratiba Hanum
penasaran kelanjutan nya jangan lama2 up nya/Frown//Frown/
fendy citrawarga: Bab 92 lagi diedit Kak, mungkin baru up entar malam, maaf ya lama menunggu
total 1 replies
sora
hanya ada cerita ke bodohan di novel ini tidak berbobot
Anisa Ratiba Hanum
tambah penasaran
fendy citrawarga: Makanya terus ikuti cerbungnya biar gak penasaran ya kakak, makasih sudah komen/Good/
total 1 replies
Anisa Ratiba Hanum
sering 2 di update Thor, perasaan bacanya seperti cinta yg digantung /Sob//Sob/
fendy citrawarga: Siap, siap, diusahakan up-nya berdekatan, trimakasih apresiasinya sahabat
total 1 replies
Anisa Ratiba Hanum
lanjut Thor bagus cerita nya,,
fendy citrawarga: Terima kasih, siap lanjut
total 1 replies
Anisa Ratiba Hanum
bagus cerita nya Thor,tapi masih sedikit ya, lagi enak2 baca dah putus
fendy citrawarga: tinggal
fendy citrawarga: Terima kasih, Bab 23 sudah 'up' lagi ditinjau si NToon, tunggal tunggu
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!