TAMAT HINGGA MUSIM KE-3~
"Uncle Sam aku tidak mau menikah dengannya....ini sama saja mempertaruhkan masa depanku....hiks "
"Lalu bagaimana cara kau membayar semua hutang orang tuamu? " uncle Sam mencengkram tangan nya dengan keras.
Baru sehari setelah orang tuanya meninggal dunia. Renesmee yang merupakan anak tunggal kesayangan keluarga Phoenix.
Harus menghadapi kenyataan pahit kembali. Ketika sang paman memaksa dirinya untuk menikah dengan seorang Presdir yang sangat angkuh, kejam, dan tidak memiliki perasaan. Ia bernama Nathan Efron.
🌹Tahap Revisi🌹
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mayraa Ibnurafa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch 8
"Nathan....."
"Sebenarnya apa yang terjadi semalam?..." menggigit kuku tangannya gugup.
"AAA....memalukan sekali!! bagaimana jika dia marah melihatku seperti itu"
"Terserah lah....mau dia marah apa engga!! aku tidak perduli"
"AAAAAA.....Renesmee kau bodoh sekali"
Rens berguling-guling di atas ranjangnya memikirkan betapa malunya dia semalam. Saat dia hendak mengambil ponselnya yang berada di nakas samping ranjangnya, Rens terkejut melihat sebuket mawar biru yang indah dengan memo diatasnya bertuliskan
🌹Maafkan aku....aku tidak bermaksud membuatmu tidak nyaman🌹
Seketika bola mata Rens membulat dan wajahnya memerah.
"Ya tuhan.....ke sambet apa lagi tuh orang" gumam Rens.
Rens menepis semua pikirannya yang tak tenang tetang Nathan merawatnya semalam. Dia pun melangkah kan kakinya ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
Setelah itu dia bersiap dan bergegas berangkat pergi ke kampus, karna masih banyak tesis yang belum terselesaikan.
***
Sesampainya di kampus seperti biasa Rens disambut oleh Xiao Mia sahabat karibnya yang selalu mendukung dan ada disaat dirinya membutuhkan pundak untuk bersandar sejenak.
Meskipun Mia bukanlah keturunan dari keluarga berada seperti Rens, tetapi itu tidak membuat Rens malu atau enggan untuk bersahabat dengan Mia.
Melainkan Rens semakin bangga memiliki sahabat seperti Mia yang pekerja keras untuk kehidupannya, dan Rens tahu Mia adalah orang yang paling tulus yang pernah dia temui.
"Hai....aku turut berduka atas orang tuamu, dan maaf tidak bisa datang" Mia menyapa Rens dengan canggung.
"....kamu tau sendiri aku tidak bisa meninggalkan pekerjaan ku secara tiba-tiba!! bos ku tidak akan mengizinkan" lanjutnya dengan raut wajah sedih, berharap sahabatnya itu tidak marah.
"Hei...untuk apa minta maaf!! aku sangat mengerti dirimu Mia, lagian tidak ada yang istimewa disana...." Jawab Rens dengan tersenyum yang membuat hati Mia lega karna Rens tidak kecewa padanya.
"kalau begitu yuk kita kan ada kelas pagi hari ini....." ajak Rens
"hmm....." Mia mengangguk senang.
***
Setelah menyelesaikan kelas pagi Rens dan Mia berpisah dikoridor karna Mia harus menyelesaikan pekerjaan paruh waktunya sebelum kelas sore mulai.
Sepeninggal Mia, Rens merasa sangat-sangat lapar karna dia hanya sempat minum susu tadi pagi. Dia pun memutuskan untuk makan siang di kafe dekat kampusnya.
Saat memasuki kafe, mata Rens langsung tertuju oleh sosok pria yang sangat familiar baginya. Sedang duduk dibangku bagian depan kafe yang menghadap keluar jendela, memainkan laptop sambil meneguk segelas kopi.
Rens tersenyum bahagia melihatnya, dia memutuskan kekasir untuk memesan makanan terlebih dahulu. Setelah memesan Rens langsung menghampiri sosok itu perlahan dan mengagetkannya dari belakang.
"Yaaaa......apa yang kamu lakukan disini tar, bolos yah" teriak Rens mengejutkan Tara.
Tara Louis, teman dekat Rens sekaligus teman masa kecilnya. Rens dan Tara sudah mengenal sejak kelas satu smp, saat Tara dan orang tuanya pindah dari Korea ke Beijing karna pekerjaan ayahnya.
Tara tinggal disebelah rumah Rens, dari saat itulah mereka kenal bahkan dekat seperti sepasang kekasih. Semua teman dan orang-orang yang mengenal mereka pun sangat iri melihat kedekatan mereka berdua.
"Ehh.....hai Rens!! kau sudah mulai ngampus aja....aku kira kau bakal istirahat dirumah beberapa hari lagi untuk menenangkan pikiranmu..." Tara terkejut melihat Rens.
"hmm.....gak masalah, aku baik-baik saja" Jawab Rens santai.
" Btw.....kamu ngapain disini, gak ada kelas? " tanya Rens sembari duduk disebelah Tara.
"Aku lagi gak ada kelas....kau sendiri ngapain?" tanya Tara balik.
"hmm.....biasa lah perut gak bisa dikondisikan, hahaha" jawab Rens tertawa.
"Dasar kau yah...si tukang makan..." ejek Tara sembari mengusap-usap rambut depan Rens seperti anak kecil.
"Ih....apaan sih rambutku berantakan tau" ucap Rens cemberut.
Tidak lama sesaat mereka berbincang ria pelayan pun datang membawakan makanan yang dipesan Rens tadi.
"Sudah gak usah cemberut....tuh makanan nya sudah datang hahaha" ejek Tara lagi sambil mencubit pipi kanan Rens.
"Menang kau yah hari ini...karna aku sedang lapar sekali akan ku maafkan!! tapi lain kali kau yang akan ku makan" balas Rens yang sontak membuat mereka tertawa bersamaan.
"hahaha...."
"hahaha...."
Rens melewati makan siangnya dengan suasana hati senang ditemani oleh Tara. Seakan-akan dia melupakan kesedihannya yang kemarin-kemarin setelah orang tuanya meninggal dan pernikahannya yang akan dilangsungkan dalam waktu dekat ini.
Rens belum siap untuk memberitahu Mia dan Tara soal pernikahan nya ini. Dia tak mau jika mereka berdua akan syok dan ikut memikirkan hidupnya yang begitu tidak beruntung bahkan jauh dari kata bahagia.
Terlebih lagi Mia, Rens tak mau menambah beban pikiran sahabatnya itu karna dia tahu beban yang dipikul Mia sangatlah banyak.
Rens dan Tara tidak menyadari jika sedari tadi ada seseorang yang sedang memperhatikan mereka bahkan mengambil gambar mereka berdua dari seberang jalan.
Disisi lain pagi itu. 🌹🌹
Sebelum berangkat bekerja Nathan terlebih dahulu sarapan pagi dikediamannya. Saat hendak menyendok pancake yang sudah disiapkan pelayan untuknya, tiba-tiba saja pikiran Nathan tertuju pada Rens.
"Apa dia sudah lebih baikkan pagi ini....." pikir Nathan
"Kevin.....sekarang coba kau hubungi telepon rumah Phoenix!! Ingat telepon rumah....." Perintah Nathan dengan penuh penekanan.
"Baik tuan...." Kevin pun menghubungi telepon rumah Rens.
Beberapa saat kemudian ada wanita yang mengangkat panggilan itu yang tak lain adalah Lisa.
Klakk.
"Hallo selamat pagi....dengan kediaman Phoenix disini!! ada yang bisa saya bantu?" Lisa menjawab sopan.
Kevin pun yang mendengar panggilannya tersambung, langsung memberikan ponselnya pada Nathan yang duduk didepan sambil menatapnya.
"Bagaimana keadaannya ? apa demamnya sudah turun ?" tanya Nathan sedikit keras.
"Eh...Se-selamat pagi tuan Nathan, Nona Rens sudah baikkan !! sekarang dia sedang membersihkan diri dan bersiap-siap...."
Jawab lisa gugup berbicara terbata-bata, karna dia sadar sedang berbicara pada Nathan yang sangat emosionalisme pikirnya. Dia sangat takut pada Nathan sejak semalam saat Nathan memarahinya dikamar Rens.
"....kalau begitu saya akan memanggil Nona Rens" lanjut Lisa.
"Tidak perlu....Saya hanya ingin tahu bagaimana keadaan nya saja!!" ucap Nathan lega, mendengar demam Rens sudah tidak lagi.
"....tapi, dia bersiap akan pergi kemana?" lanjut Nathan bertanya dengan raut wajah bingung.
"No-nona Rens berkata akan pergi kekampus hari ini tuan" jawab Lisa masih gugup.
"hmm....baiklah kalau begitu" ucap Nathan sembari memutuskan panggilan, nampak raut wajah Nathan yang sedikit kesal.
"Bukan kah dia baru saja sembuh....bagaimana bisa dia langsung mau pergi kekampus!! dasar wanita" gumam Nathan sambil meremas-remas ponsel milik kevin.
Nathan (abduction)