NovelToon NovelToon
Pembalasan Istri Yang Teraniaya

Pembalasan Istri Yang Teraniaya

Status: tamat
Genre:Tamat / Janda / Selingkuh / Cerai / Pelakor / Romansa
Popularitas:1.3M
Nilai: 5
Nama Author: LaQuin

Selama ini aku percaya saja hubungan ini akan baik-baik saja walau di tempa jarak yang jauh. Tapi suatu hari, ucapan sahabatku membuatku sedikit resah hingga terbesit niat ku untuk memberi kejutan kepada suami di rumah dinasnya di kota lain.
Tetapi bukan hanya suamiku yang terkejut, aku pun terkejut mendapati ada wanita lain di rumah dinas suamiku. Apalagi aku memergoki mereka tengah berduaan di terik panas siang ini. Ternyata selama ini suamiku dijaga oleh wanita lain.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LaQuin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9 Saran Ibu Mertua

Bab 9

Saran Ibu Mertua

"Mau Kemana kamu?!"

Aku terkejut mendengar suara Ibu mertua yang tiba-tiba ada di belakangku.

"Ibu..., Assalamualaikum Bu..." Sapa ku menghormati Ibu mertua. Aku turun dari motorku lalu meraih tangannya dan mencium punggung tangan itu dengan takzim.

Wajah Ibu mertua tampak tidak bersahabat seperti biasanya. Aku merasa ada sesuatu yang penting hingga Ibu mertua ku sampai datang kesini. Karena tidak biasanya Ibu datang kemari tanpa memberi kabar lebih dulu.

Padahal aku sedang buru-buru tapi aku juga tidak bisa meninggalkan Ibu mertua yang datang menemuiku.

"Waalaikumsalam."

"Ibu tumben tidak mengabari mau ke sini?" Tanya bersikap seperti biasa seolah-olah tidak ada yang terjadi antara aku dan Mas Heru.

"Apa perlu Ibu mengabari saat mau datang kerumah anak Ibu sendiri?"Jawab Ibu dengan nada ketus.

Kenapa Ibu mertua mendadak bicara kasar seperti ini? Apa Ibu mertua sudah tahu masalah kami?

"Bukan begitu Bu, mari Bu masuk dulu." Ajak ku.

"Tidak usah! Tadinya Ibu hanya ingin melihat bagaimana kehidupan kalian bertiga. Tapi sepertinya Ibu telat datang kesini. Heru sepertinya sudah pergi dengan menantu baruku. Apa kamu mengusirnya?!"

Deg, Perasaan ku tidak nyaman

Rupanya Ibu datang karena sudah tahu Mas Heru datang kesini dengan istri mudanya. Aku kecewa mendengar tutur kata Ibu mertua yang sepertinya mendukung pernikahan kedua Mas Heru.

Aku menghela napas berat. Tadinya aku ingin bicara baik-baik dengan Ibu mertua terkait pengajuan cerai ku kepada Mas Heru. Tapi sepertinya Ibu mertua memiliki pemikiran yang sama dengan Mas Heru.

"Bu, apa Ibu sudah tahu Mas Heru menikah lagi?"

"Sudah. Kenapa? Kalian itu harusnya bisa hidup rukun. Apalagi istri muda Heru sangat memperhatikanmu. Dia selalu menolak merasa tidak nyaman jika menumpang tinggal bersama kalian."

Aku kehabisan kata-kata mendengar tutur Ibu mertua yang mengatakan ucapan Wina. Yah, tidak heran jika Wina berkata seperti itu untuk menarik simpati Mas dan keluarganya.

"Sudah Ibu mau pulang dulu. Besok kamu harus kerumah tinggal beberapa hari disana. Ibu mau lihat bagaimana kamu memperlakukan suami dan madumu."

Aku hanya diam, melihat punggung Ibu mertua yang berkata sambil berlalu menaiki sepeda motor yang di bawa oleh Dewi. Bahkan adik iparku pun tak seperti biasanya. Ia cuek dan hanya memainkan ponselnya sejak tadi.

Sesak rasanya di perlakukan seperti ini. Tapi semangat ku untuk bercerai tidak surut. Setelah kepergian Ibu mertua, aku bergegas mengendarai sepeda motor menuju kantor pengacara.

***

"Permisi mbak, Pak Sandi ada?" Tanya ku pada bagian resepsionis begitu tiba di kantor pengacara.

"Sudah buat janji Mbak?"

"Sudah. Atas nama Indah Pertiwi."

"Oh, yang tadi pagi ya?"

"Bener Mbak."

"Mohon di tunggu sebentar Mbak, Pak Sandi masih menerima tamu."

"Baik Mbak."

"Silahkan duduk dulu di kursi tunggu ya Mbak."

"Terima kasih Mbak."

Aku pun menunggu tamu pengacara itu pergi, karena aku datang 18 menit lebih awal dari waktu janji.

Semoga urusanku dipermudah. Tidak ada tempat di hatiku untuk menerima pengkhianatan. Semoga ini jalan terbaik yang aku pilih.

Tidak beberapa lama seorang pria keluar dari ruangan pengacara.

"Silahkan Mbak." Kata wanita tadi setelah melihat tamu pengacaranya sudah pergi.

"Baik Mbak, terima kasih."

Dengan tekad yang kuat ke ketuk pintu untuk ijin memasuki ruangan itu.

"Assalamualaikum Pak Sandi."

"Waalaikumsalam. Silahkan masuk Bu."

"Baik Pak."

Aku lalu duduk di kursi yang telah di sediakan.

"Sepertinya saya pernah lihat dimana ya?" Tanya Pak Sandi saat matanya telah fokus memandangku dari kertas-kertas yang ia pegang tadi.

"Saya Indah dari PT. Jaya Sentosa, bagian divisi Administrasi Umum." Jawabku sambil tersenyum.

"Oh yayaya... Pantas saya seperti pernah melihat anda."

"Bukan hanya pernah Pak, tapi sering." Ujar ku lagi sambil tersenyum.

"Oh, hahaha... Maafkan saya yang mudah lupa ini. Jadi ada apa gerangan Ibu datang kemari. Apa ini terkait masalah perusahan?"

"Tidak Pak, ini masalah pribadi. Saya ingin mengajukan gugatan perceraian kepada suami saya Pak. Namun sebelum itu, saya ingin konsultasi bagaimana sebaiknya, karena ada sedikit gono gini yang ingin saya permasalahankan. Apa firma Bapak ini bisa mengurus kasus permasalahan saya Pak?"

"Oh begitu. Bisa Bu, di Firma saya ini ada beberapa pengacara yang cukup ahli menangani kasus seperti yang Ibu miliki. Baiklah bisa ceritakan kepada saya apa yang membuat anda ingin bercerai Bu Indah?"

Aku pun mulai menceritakan tentang pernikahan kedua suamiku tanpa ijin dari ku. Lalu tentang rumah hadiah dari orang tuaku yg di ubah atas nama Mas Heru.

"Baiklah Bu Indah. Jika suami Ibu melakukan pernikahan tanpa persetujuan istri pertama, maka kita dapat melaporkan tindakan suami ke aparat hukum yang berwenang."

"Saya masih kurang paham Pak." Kata ku jujur.

"Begini Bu, akan ada pasal-pasal yang terkait dengan permasalahan yang Ibu hadapi. Jadi Ibu bisa menggugat suami Ibu dengan pasal-pasal yang sesuai dengan fakta yang ada."

Pak Sandi menjelaskan kepadaku walau tidak secara detail pasal-pasal  yang bisa menjerat Mas Heru. Jujur aku tidak bisa menyerap itu semua. Aku hanya bisa menyerahkan urusan ini kepada pengacara dan menikmati hasilnya yaitu berpisah dan memiliki kembali rumah yang di berikan kepadaku. Pak Sandi pun menyanggupi untuk mengurus perceraian ku kepada Mas Heru.

"Saya serahkan semuanya kepada Bapak. Mohon bantuannya Pak, agar urusan ini cepat selesai." Ujar ku.

"Baik Bu, akan saya usahakan yang terbaik buat Ibu. Kemudian Ibu bisa mengisi formulir data ini untuk untuk segera saya proses." Ujar Pak Sandi sambil menyerahkan beberapa lembar kertas untuk aku isi.

"Baik Pak."

Aku pun lalu mengisi formulir yang telah di sediakan. Hanya butuh waktu 8 menit formulir itu susah terisi semua.

"Sudah Pak. Terima kasih atas bantuannya. Kalau begitu saya permisi."

Aku dan Pak Sandi berjabat tangan tanda kesepakatan telah terjadi. Biayanya pasti mahal menyewa pengacara. Tidak apa-apa, karena uang bisa di cari lagi. Yang terpenting aku ingin segera bebas dari Mas Heru dan meraih kebahagiaan ku walau harus hidup menjanda.

Hidup bersama yang di janjikan Mas Heru tidak sanggup untukku menjalaninya. Aku bukan wanita yang bermurah hati untuk berbagi suami. Rasa kehilangan dan kecewa serta rasa tidak rela pasti ada. Tapi dibalik itu semua, aku begitu terluka dan tidak percaya lagi akan keindahan cinta yang Mas Heru suguhkan.

Tidak apa-apa menjadi janda. Banyak di luar sana wanita yang berstatus janda dan tidak semua dari mereka yang terkesan buruk di masyarakat. Semua itu tergantung dari sikap dan prilaku mereka masing-masing.

Lelah hari ini yang ku rasa. Aku pun pulang setelah konsultasi dari kantor pengacara tadi. Hari mulai beranjak sore, dan perut ini sama sekali belum di isi makanan selain teh hangat dari kantor Pak Sandi. Aku lalu singgah di sebuah warteg untuk mengisi perutku yang sejak tadi keruyukan.

"Permisi Bu, mau pesan makan."

"Oh, silahkan Mbak."

Si Ibu memberikan sepiring nasi kepadaku. Ternyata aku di suruh mengambil sendiri lauk yang aku inginkan. Menunya sederhana saja, hanya sambal udang pete dan ikan goreng dan lalapan membuat lidah ini terus bergoyang. Tak lupa air putih hangat untuk melancarkan pencernaanku.

Aku kenyang. Tenaga ku sudah pulih setelah di asup dengan makanan tadi. Aku pun meminta untuk di bungkuskan beberapa lauk untuk ku makan malam nanti mengingat masakan yang aku masak pagi tadi sudah ludes dimakan Mas dan Istri keduanya.

Bersambung...

1
Rizky Sandy
laporin saja kasus kdrt,,,,
ferdi ferdi
jangan bodoh kamu indah dan jangan mau di injak2
ferdi ferdi
siiiiip keren indah
Akbar Razaq
harusnya fandi lebih intens ngawasi siska coba aja dia suruh orang pasti akan bs melihat fakta yg luar biasa.
Akbar Razaq
Yah....setelah di tampar baru kau mau beryindak tegas.karena kelemahanmu lah mereka seenaknya indah.lihat sudah di zalimi sedemikian skrg kau di tampar bak sampah.
Arbaati
Luar biasa
Nur Lela
luar biasa
Ifa Tul Jannah
maaf Yee awak sya trgelak rsanx lain pulak dngn bhsa mlyu ape2 pun sya suka BCA novel Wak ni Slam from mlysia ☺️☺️
Ran Tea
Luar biasa
N Wage
itu si siska sbg anak angkàt gak tau diuntung sekali ya.
gak sadar apa ya kalau gak dipungut kel.fandi entah gimana nasibnya.dicampakan orangtuanya di pinggir jalan.
N Wage
astaga!!!! otakmu taruh mana Ru?
N Wage
Luar biasa
N Wage
heru...heru...hanya orangtua bodoh yg mau mendukung kemauanmu.
kalea rizuky
najis indah dpet bekass jalang
kalea rizuky
pernikahan bkn permainan bodoh
kalea rizuky
indah jangan mau bekas mira mending cari perjaka qm bkn baby sitter
Julia Juliawati
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Julia Juliawati
suka cerita nya
Julia Juliawati
mmaf Thor knpa pake bahasa daerah kita yg g ngerti jd aq bacanya di loncat2
N Wage: tp maaf kk...bahasa daerahnya mudah dimengerti kok.makanya othornya gak pake traslet.😁
total 1 replies
Nouva Quinny
didunia nyata adakah yg seperti siska....rasa²nya mo getok aja klo yg kayak siska
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!