Menceritakan tentang perjalanan hidup dua orang gadis muda, memiliki wajah yang sama-sama cantik tetapi memiliki jalan kehidupan yang jauh berbeda
Seorang gadis bernama Nindita Widianto dengan segudang permasalahan yang hadir di hidupnya, dia memilih untuk menjatuhkan tubuhnya ke dalam sebuah jurang dari pada dia harus menyerahkan tubuhnya sebagai alat untuk pelunasan bagi hutang sang ayah
Di waktu yang bersamaan Angelina Maharani sedang mengalami sebuah kecelakaan mobil dengan cukup hebat
Sebuah keajaiban pun terjadi kepada kedua gadis tersebut, mereka sama-sama bisa selamat dari kejadian naas yang sedang menimpa mereka
Tetapi sesuatu yang aneh terjadi karena jiwa mereka tidak terbangun di dalam tubuh mereka masing-masing
Kisah pun akan di mulai di mana salah satu dari mereka terbangun lebih dulu, bagaimana merasa akan menjalani kehidupan mereka?
Rahasi
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Triana mutia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Penyesalan
Saat itu posisi tubuh orang tersebut memang membelakangi Dita, tapi tanpa Dita harus melihat wajah orang tersebut dia bisa yakin bahwa orang tersebut adalah sang ayah yang dia nantikan sepanjang malam. Perawakan orang tersebut dan juga pakaian yang dia gunakan bisa membuktikan bahwa orang tersebut adalah sang ayah
"Apa yang ayah cari di dalam lemari aku?" tanya Dita dengan tegas
Mendengar suara Dita membuat sang ayah langsung mengehentikan semua yang sedang dia lakukan pada saat itu
"Sial!! apa aku terlalu berisik sampai membuat Dita jadi terbangun? apa yang harus aku lakukan saat ini? kalau aku langsung kabur pasti Dita bisa menangkap aku dengan mudah," batin sang ayah dengan wajah panik
"Kenapa ayah cuma diam aja? apa ayah ga merasa kalau ada sesuatu yang harus ayah jelaskan sama aku?"
"Kenapa Dita bilang seperti itu? apa orang-orang itu sudah cerita sama dia? sebaiknya aku coba cari tau dulu sejauh apa Dita tau tentang masalah ini?" batin sang ayah
Sang ayah pun membuang nafasnya dengan kasar lalu mulai memutar tubuhnya dan berdiri menghadap ke arah Dita, sedangkan Dita menatap ke arah sang ayah dengan lekat
"Ayah tau kalau selama ini ayah sudah banyak berbuat salah, kamu juga berhak untuk marah atau kecewa sama ayah. Tapi sekarang ayah sedang berusaha untuk mencari jalan keluar untuk masalah yang satu ini," ucap sang ayah dengan serius
Dita pun memberikan sebuah senyuman yang penuh arti, bibir Dita memang sedang tersenyum tetapi entah mengapa sang ayah bisa merasakan bahwa saat itu Dita benar-benar merasa marah dan kecewa kepada dirinya. Tiba-tiba saja kedua bola mata Dita langsung tertuju ke arah tangan sang ayah
"Apa yang ada di tangan ayah itu?" tanya Dita dengan tegas
Sang ayah hanya bisa terdiam dengan wajah bingung, Dita pun tersenyum getir
"Apa itu surat rumah ini?"
"Ya, karena saat ini ayah benar-benar membutuhkan uang yang sangat banyak. Dari kemarin ayah sudah berusaha untuk mengumpulkan uang tapi uang yang terkumpul masih kurang cukup banyak"
Tiba-tiba saja Dita tersenyum tipis tetapi senyuman yang Dita tampilkan pada saat itu terlihat dingin
"Ada sesuatu yang membuat aku sedikit penasaran, aku harap ayah mau menjawab pertanyaan aku dengan jujur." ucap Dita dengan serius
"Kamu mau tanya apa sama ayah?"
"Kenapa aku merasa kalau ayah seperti perduli dengan hutang ayah sekali ini? selama ini ayah ga pernah mau memikirkan tentang hutang-hutang ayah, ayah bahkan terlihat ga perduli kalau mereka berniat menghancurkan rumah ini." ucap Dita penuh penekanan
"Sial!! sepertinya Dita sudah bisa menduga tentang masalah ini, bagaimana pun juga aku harus berani untuk mengakui kesalahan yang sudah aku lakukan." batin sang ayah
Sang ayah pun membuang nafasnya dengan kasar lalu mulai menatap ke arah Dita dengan serius
"Apa orang-orang itu sudah datang untuk menemui kamu?"
Pada saat itu Dita hanya bisa terdiam dan menatap ke arah sang ayah dengan lekat
"Ayah yakin kalau saat ini kamu sudah bisa menduga apa yang ayah jaminkan kepada mereka," lanjut sang lirih
Ekspresi wajah sang ayah pada saat itu bisa menunjukkan dengan jelas apa yang sedang dia rasakan, terlihat dengan jelas bahwa sang ayah benar-benar menyesali apa yang telah dia lakukan
Sedangkan Dita hanya bisa terdiam dengan senyuman yang terlihat getir, dia tidak bisa menutupi perasaan kecewa yang sedang dia rasakan pada saat itu. Walaupun sudah menduga tetap saja hatinya terasa sakit mengetahui sang ayah menjadikan dirinya sebagai jaminan untuk berhutang
"Ayah tau kalau sekali ini ayah sudah benar-benar keterlaluan, ayah benar-benar menyesal dan meminta maaf sama kamu." ucap sang ayah lirih
Dita pun segera bangkit dan berdiri menghadap sang ayah dengan wajah yang penuh amarah dan kekecewaan
"Jadi ayah mau mengakui kalau kecurigaan aku benar?!! ayah benar-benar menjadikan anak ayah sendiri sebagai jaminan untuk hutang ayah!!" teriak Dita
Sang ayah hanya bisa terdiam dengan wajah penuh rasa penyesalan, seberapa besar pun rasa penyesalan yang di rasakan oleh sang ayah tidak akan bisa merubah kenyataan yang ada
"Apa ayah pikir aku ini barang yang bisa ayah berikan ke orang lain sesuka hati ayah?!! apa sekarang ayah sudah merasa puas?!!" teriak Dita dengan mata yang mulai berkaca-kaca
Ingin sekali rasanya sang ayah berlari dan memeluk tubuh Dita pada saat itu, tapi rasa bersalah yang sedang dia rasakan terlalu besar sehingga membuat dia tidak memiliki keberanian untuk melakukan hal tersebut
"Ayah benar-benar minta sama kamu Dita." ucap sang lirih
Hanya kata maaf yang bisa keluar dari bibir sang ayah pada saat itu, sedangkan Dita hanya bisa terdiam dan air matanya pun mulai terjatuh dengan sendirinya
"Kamu tenang dulu ya, ayah benar-benar lagi berusaha untuk mengembalikan uang mereka." ucap sang ayah dengan bersungguh-sungguh
Dita pun tersenyum getir dengan air mata yang terus mengalir dengan sendirinya
"Ayah mau cari uang kemana sebanyak itu? tadi malam orang itu sudah bilang ke aku, kalaupun kita menjual rumah ini berserta seluruh isinya tidak akan bisa untuk melunasi hutang ayah." ucap Dita lirih
"Ayah tau tentang itu, apa kamu bisa bantu ayah satu kali lagi?" tanya sang ayah dengan serius
Dita hanya terdiam dan menatap ke arah sang ayah dengan lekat
"Apa kamu masih punya uang tabungan atau sesuatu yang bisa ayah gunakan untuk membayar hutang ini?" lanjut sang ayah
Lagi-lagi Dita harus tersenyum getir saat mendengar ucapan sang ayah
"Mungkin ayah ga tau, tapi semua uang tabungan dan barang berharga yang aku punya sudah aku pakai untuk membantu melunasi hutang-hutang ayah selama ini." ucap Dita lirih
Sang ayah hanya bisa terdiam dengan wajah penuh penyesalan
"Satu-satunya yang aku punya saat ini cuma rumah ini dan tubuh aku, aku ga mungkin membiarkan orang lain mengambil rumah ini karena di rumah ini ada banyak kenangan kita bersama ibu. Tapi apa aku benar-benar harus menyerahkan tubuh aku untuk membayar hutang ayah?" lanjut Dita
Rasa penyesalan yang sedang di rasakan sang ayah pun terasa semakin membesar setelah mendengar itu semua, sang ayah hanya bisa terdiam sambil menundukkan kepalanya
"Apa aku masih pantas untuk di panggil sebagai ayah setelah semua kesalahan yang aku lakukan?" batin sang ayah
Sedangkan Dita langsung menampilkan sebuah senyuman yang terlihat getir
"Apa sekarang ayah sudah merasa puas? atau ayah baru bisa merasa puas setelah melihat aku mati?" tanya Dita dengan lirih