NovelToon NovelToon
Dangerous Fiancee

Dangerous Fiancee

Status: tamat
Genre:Tamat / Percintaan Konglomerat / Beda Usia / Romansa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:2.8M
Nilai: 4.9
Nama Author: Mae_jer

Dambi nekat mencari gigolo untuk memberikan keperawanannya. Ia pikir kalau dirinya tidak perawan lagi, maka laki-laki yang akan dijodohkan dengannya akan membatalkan pertunangan mereka.

Siapa sangka kalau gigolo yang bertemu dengannya di sebuah hotel adalah profesor muda di kampusnya, pria yang akan dijodohkan dengannya. Dambi makin pusing karena laki-laki itu menerima perjodohan mereka. Laki-laki itu bahkan membuatnya tidak berkutik dengan segala ancamannya yang berbahaya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dia dosen?

"Maksudmu, gadis itu... teman adikku datang semalam, bahkan dia tidur di tempatmu dan pulang pagi tadi?"

Kevin menatap Angkasa seolah tidak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar. Pagi ini ia datang ke hotel itu dan kaget saat mendapati ada baju perempuan dikamar tersebut.

Dengan watak Angkasa yang dingin dan sangat cuek pada perempuan, tentu saja hal itu menjadi pertanyaan dalam benak Kevin. Awalnya ia pikir Angkasa sengaja membawa seorang wanita ke dalam kamar itu, siapa yang sangka ternyata gadis itu datang dengan sendirinya.

Bahkan maksud utamanya bukanlah menemui Angkasa, tapi dirinya. Kevin ingin minta maaf pada pria itu tapi sepertinya Angkasa sama sekali tidak merasa keberatan. Kevin menyipitkan mata, jangan-jangan semalam terjadi sesuatu di antara mereka. Lihat saja pakaian gadis itu yang ketinggalan. Itu membuktikan kalau memang sudah terjadi sesuatu.

"Katakan, kau dan gadis itu kalian berdua..." Kevin menatap Angkasa dengan mata menyipit.

"Tidak seperti yang kau pikir. Aku masih waras. Dan gadis itu," Angkasa menggantung kalimatnya dan mengingat kejadian semalam.

"Gadis itu masih polos. Dia tidak terlihat berpengalaman. Aku tidak mungkin memperkosa anak orang yang masih perawan." pria itu melanjutkan.

Kevin terkekeh. Ia jelas tahu Angkasa bukanlah tipe laki-laki yang gampang terbakar gairah perempuan cantik, tapi melihat sikap pria itu yang tampak beda ketika membicarakan sahabatnya itu, Kevin malah makin penasaran ingin melihat  seperti apa rupa seorang gadis yang tidur di kamar ini semalaman.

"Sekarang aku tanya padamu, kalau seandainya di dunia ini perempuan yang tersisa hanya Milka dan gadis itu, kau akan memilih siapa?" pancing Kevin.

"Tentu saja gadis itu. Aku tidak ada perasaan apa-apa pada Milka. Dia hanya seorang teman." sahut Angkasa tanpa sadar. Bahkan tanpa berpikir lebih dulu, ia langsung mengambil keputusan. Kevin langsung menertawai pria itu.

"Padahal aku hanya mau mengujimu, tapi sepertinya kau memang tertarik pada gadis itu." Angkasa langsung berdehem salah tingkah.

Dia mengakui perkataan Kevin memang benar. Ia bahkan bingung apa yang membuatnya merasa tertarik pada gadis itu. Bahkan sampai sekarang, dirinya masih membayangkan malam yang dilewatinya bersama gadis itu. Padahal tidak terjadi apa-apa, hanya ciuman ringan dari gadis mungil yang entah kenapa sangat ia nikmati.

"Kau mau aku bertanya pada adikku tentang sahabatnya?" tawar Kevin kemudian.

"Tidak perlu. Bukankah sudah kubilang orangtuaku ingin menjodohkan aku." balas Angkasa langsung. Kevin hanya mengangkat bahu acuh tak acuh.

                                    ***

Sementara itu dirumahnya, Dambi diomeli habis-habisan oleh sang mamanya karena tidak pulang semalaman. Bahkan tidak memberikan kabar. Sebagai orangtua, tentu saja mereka khawatir. Apalagi Dambi adalah anak perempuan. Bagaimana kalau terjadi apa-apa padanya diluar sana?

"Pokoknya mama sama papa nggak mau tahu, besok kita akan menemui calon suami kamu. Kamu harus mau titik!" kata mamanya setelah mengomelinya panjang lebar. Dambi langsung terbelalak. Calon suami? Tidak mau. Dia tidak mau. Kan dia belum bilang setuju. Dan darimana nyambungnya dia nggak pulang semalam sama dirinya yang mau dibawa ketemu calon suami yang mereka sebut? Aneh.

"Tapi ma, aku baru dua puluh satu tahun. Apa nggak kecepatan mama sama papa mau aku nikah? Gimana kalau kuliah aku nggak selesai-selesai?" kata Dambi keberatan. Sayangnya mamanya sama sekali tidak terpengaruh.

"Dua puluh satu tahun sudah cukup matang buat nikah Dambi. Kamu nggak selesai kuliah juga nggak apa-apa kok. Lagian laki-laki yang mau nikah sama kamu itu udah punya segalanya. Dia bisa hidupin kamu dan memenuhi semua kebutuhan kamu." kata mamanya panjang lebar.

Dambi menghembuskan nafas lelah. Percuma berdebat dengan mamanya. Perempuan paruh baya itu punya banyak cara untuk membalas semua perkataannya. Mending dia berangkat ke kampus saja sekarang. Biar otaknya jadi lebih fresh.

"Tahu ah, aku ke kampus aja." ucap gadis itu kemudian lalu mengambil tas sampirnya dari atas meja dan keluar dari rumah itu. Sampai di pintu keluar dia masih saja mendengar omelan mamanya. Ck.

Dambi berjalan santai memasuki area kampus. Padahal Gery sudah menelponnya setengah jam yang lalu dan Yuka pun telah mengiriminya pesan kalau sudah ada dosen yang masuk. Dosen baru. Dambi berpikir kalau dia lari pun, sama saja dirinya tetap sudah terlambat. Lebih baik berjalan santai saja.

Ketika sampai didepan ruangan kelasnya, gadis itu berhenti sebentar. Ia bersembunyi dibalik pintu masuk dan menatap kedalam. Ia tercengang karena mendapati ada banyak sekali mahasiswa didalam sana. Mungkin sekitar dua ratusan. Apakah memang sebanyak ini jumlah mahasiswa yang mendaftar kelas ini?

Lalu pandangan Dambi berpindah ke dosen yang tengah berdiri membelakanginya. Dosen itu tampak fokus menulis di papan. Dambi sempat penasaran sebentar seperti apa rupa dosen itu karena jika dilihat dari belakang, penampilannya tampak begitu indah. Pasti itu dosen muda. Pasti dia ganteng. Jangan-jangan itu alasannya lagi kenapa tiba-tiba kelas ini jadi sangat ramai. Mungkin saja karena dosennya. Bisa jadi.

Dambi membuyarkan lamunannya. Ia lalu mengambil kesempatan masuk ke dalam dengan mengendap-endap. Dalam hati ia berdoa semoga dirinya tidak ketahuan. Dambi sudah melihat Gery dan Yuka yang duduk paling belakang, juga ada satu kursi kosong pasti mereka sediakan khusus buatnya. Sayangnya, sebelum berhasil  ke tempat tujuan suara dari depan sana menghentikan langkahnya.

"Berhenti!" suara berat itu terdengar familiar ditelinga Dambi. Langkahnya terhenti dan dirinya langsung malu seketika saat perhatian semua orang didalam ruangan itu langsung tertuju padanya. Ia mengatur nafas mencoba terlihat santai, kemudian menegakkan tubuhnya dan berbalik.

Tatapannya bertemu dengan laki-laki diujung sana. Kening Dambi berkerut, walau jaraknya cukup jauh dari dosen itu tapi matanya masih sangat terang untuk bisa melihat seperti apa tampang pria didepan sana. Gadis itu berpikir sesaat, kemudian terbelalak kaget. Matanya melotot sempurna.

Pria itu....

Sementara dari arah depan, pria itu juga sama kagetnya. Namun sikapnya jauh lebih tenang. Tidak ada perubahan apapun diwajahnya meski ia sama kagetnya melihat Dambi.

Angkasa kaget bukan main melihat gadis yang semalam tidur dikamar hotelnya tiba-tiba muncul sebagai salah satu mahasiswinya. Kebetulan sekali.

Dunia ini memang sempit. Angkasa juga bisa lihat dengan jelas keterkejutan di mata gadis itu yang membuat sudut bibirnya terangkat. Ia menertawai gadis itu dalam hati. Pasalnya pagi-pagi sekali gadis itu pergi diam-diam dari hotel tanpa berpamitan padanya, tapi sekarang mereka malah bertemu lagi sebagai mahasiswa dan dosen. Pasti kagetlah.

"Ayo ke sini." perintah Angkasa sengaja bersuara tegas. Wajah datar dan terkesan dingin itu membuat para kaum hawa dalam ruangan tersebut menjerit tertahan.

Dambi menelan ludahnya, dan berjalan perlahan sampai kedepan. Berdiri berhadapan dengan laki-laki itu.

"Kenapa terlambat?" tanya sih pemilik suara rendah tersebut. Sebelum menjawab, Dambi menatap sebentar kedepan sana. Mereka sedang ditatap oleh ratusan mahasiswa. Jelaslah dia malu.

"Telat bangun pak." bohongnya dengan kepala menunduk. Jelas dia berbohong. Padahal dia keluar dari kamar Angkasa pagi-pagi buta. Angkasa sangat tahu itu. Kali ini lelaki itu melipat kedua tangannya di dada sambil menatap Dambi lalu tersenyum miring. Menertawai kebohongan gadis itu.

"Setelah kelas ini menghadap ke ruanganku. Aku akan memberimu hukuman atas keterlambatanmu. Sekarang kau boleh duduk." kata pria itu akhirnya. Dambi merasa keberatan, namun akhirnya ia mengangguk saja tidak bisa melawan. Dengan langkah berat ia berbalik ke tempat duduk para mahasiswa.

1
Tian tika
kaya aku,,klo mrh lebih milih diam,krn ucapanku kdng los kontrol klo lg emosi
Esty Hermawanti
Luar biasa
Araaa
. ...
Asih Sudarsih
Luar biasa
Nur Hayati
sangat memancing imajinasi.. kaya dengan emosi... 👍👍👍
Nur Hayati
kembali bergabung di karya kakak... berharap seperti sebelumnya ... menikmati membacanya..🌸
S yaquila
pembantunya jgn".. kan mesra"nya di rumah Pagi".. lah kok tau klo td pagi mesra sekali🙄🙄🤔
S yaquila
agak Lain.. ini cerita yg reel sihh.. 🤣🤣emang bgini banyakan prmpuan indonesia.. MURRAAHHHH annn bgtt ngeett ngeett... ini realita yaa, apa lg yg open BO beehhhhh buanyakkk... berhijab tapiii ya gt,sok polos aslinya pelacur😵‍💫😑😑
Iin Simanjuntak
Luar biasa
Rose 19
😆😆😆😆sudah ku dugong mereka berteman, yang sabar ya Dambi ternyata semesta tak mendukungmu berpisah sama Angkasa.
Rose 19
jangan bilang Rasya temennan sama Angkasa .
SAL💞🇲🇾
🤣🤣
Rose 19
antara polos dan bodoh beda tipis🤦‍♀🤦‍♀
Dambi oh Dambi
Dewi Hartati
Luar biasa
Siti Khalimah
hahahaaa
Ari Nuryanti
and.........ditunggu louncing debay nya thorrrrr
Ari Nuryanti
akirnya bisa tidur nyentak ya bang😁😁
Ari Nuryanti
yahhhhhhhhh dobleeeee ......digantung kaya jemuran🤣🤣🤣
Ari Nuryanti
alon alon bang😁😁😁
Ari Nuryanti
wahhh cari mati dia
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!