NovelToon NovelToon
Pesona Aurelia

Pesona Aurelia

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Diam-Diam Cinta / Bad Boy
Popularitas:985
Nilai: 5
Nama Author: Na_1411

Aurelia... seorang wanita cantik yang selalu hidup dengan penuh kesederhanaan, dia hidup bersama ibu dan juga neneknya di dalam kesederhanaan.
walaupun banyak cobaan yang datang, aurelia tidak patah semangat dalam menapaki kehidupan yang penuh liku. sampai pada akhirnya dia bertemu dengan seorang laki laki tampan yang membuat hatinya terpatri akan nama dan wajah tampan laki laki tersebut, akankah kisah aurelia akan berakhir bahagia...? jika penasaran dengan cerita ini...? ikuti ceritanya dari awal sampai akhir yaa... selamat membaca…

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Na_1411, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kematian Alexsa Dwi Saputra.

“Duduk sini rel.” Ajak Yudistira melihat aurel yang sepertinya akan bersiap pulang.

“Kita ngobrol dulu sebelum aku anterin kamu pulang.” Yudistira menarik lengan aurel pelan, dengan terpaksa aurel pun menuruti kemauan yudistira.

“Aurel, kamu satu kampus dengan Yudistira.”

Tanya tama memastikan, dia hanya ingin berbasa basi dengan aurel. Dia bermaksud hanya ingin lebih dekat dengan aurel.

“Iya mas, tapi kami beda jurusan.”

Tama tersenyum melihat aurel, wajah cantik dan senyum ramah aurel membuat tama teringat akan Amelia kembali.

“Mas… boleh aku tanya.”

Aurel yang dari tadi penasaran dengan nama Amelia, memberanikan diri bertanya ke tama.

“Iya silahkan.”

Tama terlihat membenarkan posisi duduknya dengan menyilangkan satu kakinya menatap santai ke arah aurel.

“Siapa Amelia, kenapa anda bisa memanggil saya Amelia.”

Tama menghela nafasnya sebelum menjawab rasa ingin tahu aurel, dia kembali memutar ingatannya ke beberapa tahun yang lalu. Kepala tama terangkat melihat ke plafon di ruang tengah apartemen Yudistira, dia memutar kembali ke peristiwa beberapa tahun yang lalu.

“Amelia… “ lirih tama, pandangan matanya teralih kembali menatap Aurelia.

“dulu aku bertemu dengannya saat dia mengalami kecelakaan, bersamaan dengan itu adik ku pun juga mengalami kecelakaan dan kehilangan nyawanya tepat di hari itu juga.”

Hening… itu yang mereka rasakan ketika tama menjelaskan pertemuannya dengan Amelia, rasa sesak seketika Yudistira dan juga aurel rasakan.

“Kalau boleh tahu siapa nama adik mas yang kecelakaan.”

Tama melirik lembut ke arah aurel, entah kenapa tama tidak bisa menolak pertanyaan aurel.

“Namanya Alexsa Dwi Saputra dia kecelakaan saat akan menjemputku, di saat peristiwa kecelakaan beruntun terjadi, Aku tidak tahu jika kecelakaan itu juga di alami oleh adikku yang akan menjemputku.”

Aurel yang penasaran dengan kejadian kecelakaan itu menjadi semakin penasaran, dia meletakkan tasnya yang tadi sempat dia sampirkan ke bahunya.

“Kalau boleh tahu, dimana kecelakaan itu terjadi kak.”

“Kamu seperti seorang detektif, kenapa kamu sangat penasaran…?” Seru Yudistira yang tidak suka dengan rasa ingin tahu aurel berusaha mengingatkan aurel karena dia terlalu terburu buru bertanya, tanpa aurel ketahui Yudistira merasa sangat sesak mengingat kejadian tersebut.

Aurel diam tidak mempedulikan kekesalan Yudistira, dia masih menunggu jawaban tama akan rasa ingin tahunya.

“Tabrakan beruntun yang terjadi di jalan Sriwijaya waktu itu, mengakibatkan beberapa orang meninggal di tempat kejadian. Aku ingat seusai aku menyelamatkan seorang gadis kecil, aku melihat mobil milik adik ku yang juga ikut menjadi korban di sana. aku masih sempat mengeluarkan alexsa dari dalam mobil yang tengah ringsek, dan letakkan dia di pinggir bersama gadis tersebut. Saat itu alexsa masih sadar, sampai dia di nyatakan meninggal di rumah sakit.”

Tama menundukkan kepala, sepertinya tama sedang menahan rasa sesak di dadanya teringat akan kejadian kecelakaan tersebut.

Entah kenapa tiba tiba kepala aurel terasa sangat pusing sekali, aurel memegang kepalanya dengan kedua tangannya. Yudistira yang melihatnya menjadi panik, Yudistira segera merangkul pundak aurel.

“Hei… kamu kenapa…”

Aurel menggelengkan kepalanya, rasa pusing yang terasa sangat menyakitkan membuat dia menundukkan kepalanya.

“Apa perlu kita bawa ke rumah sakit.” Ajak tama yang tak kalah panik seperti Yudistira.

“Tidak kak, tidak perlu. Sebentar lagi pasti akan baikkan, kalian tenang saja.”

Aurel menyandarkan kepalanya di sandaran sofa, sedangkan tama beranjak pergi dan menggambil obat di kotak obat yang berada di laci nakas.

“Minum ini.” Tama menyerahkan obat ke depan aurel.

“Iya lebih baik kamu minum obat dulu, agar pusing kamu berkurang.” Bujuk yudistira agar aurel menuruti kemauannya.

Aurel segera menggambil obat pemberian tama, dia segera meminum obat tersebut.

“Kamu istirahat dulu, nanti setelah baikkan aku antar kamu pulang.” Yudistira masih menatap sayu ke arah aurel yang memejamkan kedua matanya.

“Aku baik baik saja, pusing ini memang kadang kadang datang. Tapi akan pergi setelah aku istirahat sebentar.”

“Kalian belum makan kan, kakak akan pergi dulu ke bawah untuk cari makan nan.”

“Iya kak, biar aurel istirahat aja dulu. Aku juga mandi dulu sebentar, setelah aurel baikkan aku akan antar dia pulang.”

Aurel memilih merebahkan tubuhnya di sofa yang terasa sahabat nyaman baginya, entah kenapa rasa pusing yang sudah lama tidak muncul, tiba tiba aja muncul begitu saja.

Yudistira masuk ke dalam kamar setelah melihat tama keluar apartemen, sedangkan aurel tak terasa sudah tertidur dengan cepat setelah meminum obat pemberian tama.

Beberapa jam pun berlalu, tama yang tengah berada di depan meja pantri menikmati camilannya yang dia beli tadi di bawah.

Kira kira seperti ini lah penampakan dapur sekaligus pantri si apartemen Yudistira.

“Dia masih tidur ternyata.”

Yudistira melirik ke arah aurel yang masih terlelap tidur, dia yang baru saja keluar dari dalam kamar segera menghampiri tama.

“Dia pacar kamu atau ….” Tebak tama asal.

“Ceritanya panjang kak, bisa di katakan dia membayar hutangnya ke aku dengan membersihkan apartemenku selama kau menggantikan papa.”

Tama melempar kan donat yang masih terbungkus rapi ke arah Yudistira, dengan sigap Yudistira menangkapnya sebelum mengenai wajah tampan miliknya.

“Perhitungan banget kamu ya, dia cewek yudis.”

“Aku tahu kalau dia cewek kak, emang dia cewek jadi jadian.”

Senyum manis tama terlihat setelah mendengar ucapan Yudistira, lenguhan terdengar dari aurel. Sepertinya aurel tengah terbangun dari tidurnya, yudistria segera mendekati aurel yang akan berusaha duduk. Sedangkan tama hanya melihat tingkah Yudistira dan juga aurel.

“Kamu sudah baikkan…?” Tanya yudistria yang jongkok di samping aurel.

“Iya.” aurel menatap yudistria yang berada di bawahnya.

“Bisa anterin aku pulang, aku takut kalau mama dan oma kawatir kalau aku nggak segera pulang.”

“Tenang saja, aku tadi sudah bilang sama mama kamu. Waktu mama kamu telpon, tadinya aku mau membangunkan kamu. Tapi aku tidak tega, jadi aku yang angkat telpon dari mama kamu.”

Aurel terdiam sambil menatap Yudistira, dia heran bagaimana seorang Yudistira berbicara semanis dna selembut ini dengan aurel.

“Jika masih pusing lebih baik istirahat dulu, jangan kawatir aku akan menginap di sini malam ini. Jadi aku pastikan kamu aman.”

Suara tama terdengar seperti memberi peringatan ke Yudistira, aurel seakan merasa di lindungi oleh kakaknya sendiri mendengar ucapan tama.

“Aku baik baik saja mas, terima kasih.”

“Kalai baik baik saja, kita makan yuk. Kebetulan aku sudah sangat lapar hari ini, aku sudah belikan makanan buat kalian dan buatku.”

Tama memperlihatkan makanan yang dia taruh di meja pantri, berbagai macam lauk dan nasi putih terlihat tertata rapi di atas meja.

“Maaf mas jadi merepotkan.”

Aurel merasa tak enak hati melihat makanan yang sudah tertata rapi, seharusnya dia yang menyiapkan semuanya, bukan tama.

“Ayo kita makan, kasian kak tama sudah repot repot menyiapkan semuanya.”

Yudistira mengulurkan tangannya ke arah aurel, mendapat perhatian yang tidak biasa dari Yudistira aurel merasa risih.

aurel segera berdiri dan melangkah ke arah pantri, dimana tama sudah menunggunya.

Yudistira yang merasakan penolakan dari aurel menjadi malu sendiri, dia segera mengikuti aurel dari belakang, tidak peduli dengan tatapan mengejek yang di tunjukkan tama.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!