Dihamili Pria Arogan ( Cahaya Di Ujung Kegelapan )

" kak Ani..." sapa Talia saat masuk ke rumah baru yang di tempati Rania seorang diri.

" hai sayang " ucap Rania yang langsung memeluk gadis kecil yang kini sudah berusia sembilan tahun.

" kak..lapar ..sudah masak belum ?' tanya Talia yang sudah tidak sungkan lagi pada ayumi.

" ta.." Wildan menggeleng kan kepalanya seolah melarang Talia melakukan hal itu pada Rania.

" udah dong, ayo kita makan " ajak Rania pada Talia sedangkan Wildah masih berdiri di tempat nya semula.

" pak Wildan ngga mau ikut makan ?' tanya Rania yang melihat jika Wildan masih diam di posisinya semula.

" apa cukup untuk kita bertiga " tanya Wildan karena merasa tidak enak hati ikut makan di tempat yang bukan siapa siapa baginya.

" kalaupun tidak cukup kita bisa membaginya agar cukup " ucap Rania sambil berlalu meninggalkan Wildan dan tak lama Wildan pun mengikutinya dari belakang.

Mereka pun makan dengan sangat lahap bahkan pak Wildan sampai makan dua kali karena sangat menyukai makanan yang di sajikan Rania termasuk rasanya terasa begitu pas di mulut Wildan.

" terima kasih an..masakan mu sangat enak " ucap Wildan yang kini sudah duduk di ruang keluarga.

" sama sama pak " jawab Rania, ya Wildan sudah menjelaskan jika mulai saat ini iya akan di kenal dengan nama Ani bukan Rania atau Nia agar Ridzwan tidak bisa menemukan keberadaan nya.

" kak.. Talia ngantuk..boleh bobo di sini ngga ?' tanya Talia penuh harap.

" boleh dong, tapi Talia harus izin dulu sama ayah dulu " ucap Rania sambil melihat Wildan yang masih terlihat kekenyangan.

" boleh.. nanti ayah jemput setelah pulang kerja ok " ucap Wildan yang kini beranjak dari duduknya untuk bersiap pergi ke kantor nya lagi.

" an.. ini uang untuk kamu belanja, jangan menolak karena mungkin mulai saat ini kami berdua akan sering makan di sini " ucap Wildan sambil memberikan platinum card salah satu bank.

" untuk pin nya nanti saya kirim ke nomor kamu, tapi sebelum itu saya minta nomor kamu dulu " ucap Wildan sambil memberikan handphone nya agar Rania memasukan nomornya.

Rania pun memasukan nomor handphone nya setelah itu langsung memberikan kembali handphone itu pada pemiliknya.

" ok .. saya pergi dulu, saya titip Talia " ucap Wildan sambil meninggalkan Rania menuju kantor nya lagi.

" pak.. " Rania memanggil Wildan yang hendak membuka pintu mobilnya dan berbalik menghadap Rania yang seperti nya ingin mengatakan sesuatu.

" apa ini boleh untuk membeli beberapa buku. pelajaran yang Rania inginkan untuk mengisi waktu luang Rania sampai Rania bisa kuliah lagi " ucap Rania tapi wajahnya tertunduk malu.

Wildan pun tersenyum melihat Rania yang seperti nya sangat malu saat meminta sesuatu yang sangat bermanfaat untuk nya sendiri.

" apa kamu sudah tidak sabar ingin kuliah lagi ?" tanya Wildan karena melihat keseriusan Rania yang masih ingin belajar.

Rania yang di tanya seperti itu reflek mengangguk karena baginya pendidikan bisa merubah keadaan dan kehidupannya kelak.

" baiklah saya akan mencari kampus yang bagus agar kamu mendapatkan pendidikan yang baik juga " ucap Wildan mendukung apa yang di inginkan Rania.

" tidak pak, lebih baik saya kuliah di universitas terbuka saja agar Ridzwan tidak bisa menemukan saya " ucap Rania yang tidak ingin bertemu Ridzwan lagi untuk waktu dekat ini.

" baiklah saya akan mendukung apa yang kamu inginkan yang penting kamu harus bisa jaga kesehatan dan kandungan kamu "

degg

Rania hampir saja melupakan kondisinya yang sedang berbadan dua, bukan karena tidak boleh wanita hamil kuliah, tapi jika nanti melahirkan otomatis kegiatan pembelajaran j

di kampus nya akan terganggu.

" Rania lupa jika Rania sedang hamil, jadi lebih baik Rania tunggu sampai anak ini lahir dan bisa Rania tinggal "

Meskipun berat Rania harus tetap memprioritaskan anak dalam kandungannya dari apapun.

" baik lah jika itu sudah menjadi keputusan mu, saya ke kantor dulu ya " ucap Wildan sambil memasuki mobilnya.

" hati hati dan jaga diri dan kandungan kamu ok " ucap Wildan.

Seperti itulah kehidupan rania selama kehamilannya dimana Wildan benar benar menjadi penolong dan pelindung di saat Rania sedang membutuhkan pertolongan apapun.

Hubungan keduanya pun tidak lebih seperti Kaka beradik hingga tak terasa kini usia kandungan Rania sudah memasuki bulan ke sembilan dimana menurut dokter yang menangani Rania, jika Rania akan melahirkan satu Minggu lagi.

" pak.. maafkan Rania yang selalu merepotkan bapak selama ini " entah kenapa akhir akhir ini Rania selalu gelisah memikirkan persalinan nya yang tidak di dampingi oleh siapapun.

" kamu jangan berbicara seperti itu Ra, saya tulus membantu kamu " ucap Wildan

" dan saya bersedia menemani kamu saat kamu melahirkan nanti "

Tapi siapa sangka setelah mendengar Wildan mengucapkan itu Rania mengalami kontraksi hebat hingga dengan cekatan Rania di bawa ke rumah sakit oleh Wildan.

" Auh.. pa.. sakit.." Rania mencengkram tanga wildan yang sedang mengemudikan mobilnya menuju rumah sakit, beruntung Talia tidak ikut bersama Wildan ke rumah Rania sehingga memudahkan Wildan membawa Rania.

" kamu harus kuat Rania, demi anak kamu dan semua cita cita yang belum kamu capai " ucap Wildan yang mengemudikan mobil dengan kencang.

Tak butuh waktu lama mereka telah sampai di rumah sakit dan Rania langsung di bawa ke ruang bersalin di ikuti Wildan yang tak pernah melepaskan genggaman tangannya dari tangan Rania.

Hampir dua jam Rania berjuang melahirkan anak yang selama sembilan bulan iya kandung, dan kini usaha dan penantiannya terbayar lunas saat anak yang iya kandung lahir dengan selamat dan berjenis kelamin laki laki.

" selamat ya Ra, mulai sekarang kamu sudah punya penjaga yang akan melindungi kamu dan menjaga kamu dari orang orang yang akan menghancurkan kamu " ucap Wildan sambil mencium kening Rania.

Entah apa arti ciuman Wildan di kening Rania tapi Rania bersyukur Wildan mau membantunya selama ini.

" mulai saat ini saat nya kamu mengejar semua cita cita kamu agar kamu bisa membalas semua yang pernah merendahkan dan menyakiti kamu termasuk Ridzwan ayah dari anak ini "

" tidak.. dia bukan ayah dari anak ku " ucap Rania sambil menatap Wildan.

" ayah anak ini adalah orang yang selama ini selalu menjaga dan melindungi nya meskipun diantara keduanya tidak ada hubungan darah sekalipun " ucap Rania.

" bapak masukan jadi ayah dari anak saya, saya tidak meminta bapak menikahi saya tapi saya hanya ingin anak saya merasakan kasih sayang ayah dan ibunya dan saya yakin bapak pasti bisa "

Tanpa pikir panjang Wildan langsung mengangguk menyetujui permintaan Rania.

" ya .. mulai saat ini Raja Mahendra akan menjadi anak Wildan Mahendra " ucap Wildan yang langsung memberi nama tanpa minta persetujuan dari Rania.

" bagus Rania suka, terima kasih..

✍️✍️✍️ Raja Mahendra yang akan menjadi perisai untu rania dari orang orang yang pernah merendahkan ibunya.

Pantengin terus ya ceritanya biar R-kha lebih semangat lagi UP nya.

Jangan lupa like dan tinggalkan jejak ya biar R-kha lebih semangat lagi.

Love you moreeeee 😍😍😍