Assalamu'alaikum Suamiku

Seminggu kemudian , pernikahan Ilham dan Maryam akan dimulai, Aisyah yang sedaritadi terdiam karena orangtua nya membawa abangnya ke tempat yang Aisyah kenal, ya ini adalah rumah sahabatnya .

Berarti emang benar apa yang aku pikirkan kalau Abang ilham dijodohin sama Maryam sahabat aku, lantas aku dijodohkan dengan siapa?. Batin nya bertanya tanya.

"Abang gugup?". Tanya Aisyah pada abangnya.

"Iyaa dek abang gugup, oh ya dek abang juga ngundang Adam ke pernikahan abang". Jawab Ilham pada Aisyah.

"Ya terus kenapa bilang sama aku?". Tanya Aisyah merasa aneh pada abangnya.

"Ya gapapa sih dek". Jawab Ilham pada Aisyah.

Seperti nya abang tidak tau ini rumah Maryam, ah iyaa lupa abang memang tidak pernah tau rumah Maryam, karena waktu itu Maryam diantar sampai depan Alfamart. Batin Aisyah dengan tersenyum.

"Kenapa kamu dek senyum senyum sendiri?". Tanya Ilham padanya.

"Gapapa abang". Jawab Aisyah sambil tersenyum.

"Abang, Aisyah yakin sekali abang pasti bahagia menikah dengannya, ingat bang pernikahan terjadi hanya sekali seumur hidup". Ujar Aisyah pada abangnya.

Ilham sudah jujur tentang perasaannya pada Aisyah membuat Aisyah yakin abangnya akan senang, jika ia mengetahui bahwa yang dijodohkan oleh Abi Ali padanya adalah orang yang dia suka, Aisyah berharap pernikahan abang serta sahabatnya langgeng.

Ngga nyangka, sahabatku jadi ipar Haha. Batin Aisyah sambil tertawa kecil.

"Dek daritadi abang perhatiin, kamu senyum senyum sendiri sekarang malah ketawa, ada yang lucu apa gimana?". Tanya Ilham saat melihat adiknya.

"Gapapa bang gapapa hehe". Jawab Aisyah pada abangnya.

Ijab Qabul telah Ilham lantunkan, semua saksi berkata sah, dan Aisyah berucap alhamdulillah melihat abangnya dengan lancar melakukan Ijab Qabul, Aisyah tersenyum saat abangnya mulai menyadari nama pengantin perempuan.

Aisyah pergi meninggalkan pelaminan untuk pergi ke kamar pengantin, dia mengetuk pintu kamar Maryam dan membuat pengantin perempuan yang sudah sah menjadi iparnya tersebut terkejut.

"Assalamualaikum pengantin baru". Salam Aisyah sambil tersenyum pada Maryam.

"Waalaikumussalam, loh Aisyah katanya abang kamu nikah kan hari ini? kok bisa kesini?". Tanya Maryam kaget.

"Ya karena abang aku nikah, makanya aku ada disini". Jawab Aisyah pada sahabatnya.

"Ohh gitu yaa Syah". Ujar Maryam yang masih belum menyadari.

"Ehh maksud kamu abang kamu nikahnya sama aku?". Tanya Maryam yang baru sadar mengapa Aisyah berada disini.

"Iyaa Maryam, kamu sudah sah menjadi istri abang aku". Jawab Aisyah pada sahabatnya.

"Beneran Syah?". Tanya Maryam dengan berkaca kaca.

"Beneran dong masa bohong, ingat jika berjodoh pasti akan dipertemukan, dipertemukan kembali di pelaminan hihi". Jawab Aisyah membuat Maryam menangis terharu.

Akhirnya Aisyah menggiring pengantin perempuan untuk turun ke bawah, disana Ilham ditemani oleh Adam yang memang baru beberapa menit datang, mereka berdua refleks melihat kearah Aisyah dan Maryam.

"Masya Allah Cantiknya walau tertutup cadar". Gumam Adam saat melihatnya.

"Siapa yang kau bilang cantik?. Tanya Ilham padanya.

"Ku kira kau tidak mendengar". Ujar Adam pada Ilham.

"Ya dengarlah orang kau berada disampingku". Ujar Ilham padanya.

"Tadi ku tanya siapa yang kau bilang cantik, kenapa ngga jawab?". Tanya Ilham padanya.

"Cantik dekornya kok". Jawab Adam padanya.

"Jangan berdusta kau Dam". Ujar Ilham kesal padanya.

"Iyaa emang dekornya yang cantik". Ujar Adam pada pengantin pria.

"Ishh sudah sudah kalian jangan bertengkar". Ujar penghulu pada mereka berdua.

"Maaf pak". ujar mereka berdua pada pak penghulu.

Saat Aisyah dan Maryam sampai di pelaminan, Maryam pun duduk disamping kursi yang diduduki oleh suaminya yang tak lain dan tak bukan adalah abang dari sahabatnya yang sudah menjadi iparnya, sungguh Maryam masih merasa ini seperti mimpi.

"Kalian sekarang sudah sah menjadi suami dan istri, oleh karena itu silahkan mempelai lelaki mencium kening istrinya, serta istrinya mencium tangan suaminya". Ujar Penghulu diangguki oleh mereka berdua.

Semuanya menonton dengan hikmat termasuk Aisyah yang sedaritadi tersenyum selama acara berlangsung, Adam yang melihat senyuman Aisyah langsung memalingkan padangannya seraya beristighfar.

Setelah Maryam dan Ilham duduk dikursi pelaminan, Aisyah maju mengucapkan selamat pada mereka berdua serta memeluk Maryam yang sudah menjadi kakak iparnya, Adam pun sama mengucap kan selamat padanya yang langsung dibalas senang oleh Ilham.

"Alhamdulilah ya, ternyata jodoh ngga akan kemana". Ujar Aisyah pada pengantin baru.

"Iyaa syah, memang kalau jodoh sudah ditetapkan oleh Allah swt, pasti akan bertemu lagi, apalagi ini di pelaminan". Ujar Ilham membuat Maryam memerah malu walau tertutup cadar.

"Yaudah Aisyah mau makan dulu ya laper hehe". Ujar Aisyah pada mereka berdua.

"Iya silahkan Syah, kamu padahal tadi makan loh shubuh". Ujar Ilham padanya.

"Itu beda lagi abang ihh, yaudah dahh assalamualaikum". Ujar Aisyah pada mereka Bertiga.

"Waalaikumussalam". Jawab mereka bertiga kompak.

"Kamu mau sampai kapan berdiri di situ? ngga ikut Aisyah ambil makan?". Tanya Ilham pada Adam yang sedaritadi berdiri disampingnya.

"Eh Iyaa lupa, yaudah saya juga pamit mau makan dulu, sekali lagi selamat ya buat kalian berdua". Ujar Adam pada mereka berdua.

Adam pun pergi ke stand makanan, membuat Aisyah tak sengaja menoleh ke arah Adam, langsung saja mereka saling memalingkan pandangannya.

Aisyah pergi lebih dulu meninggalkan stand makanan, Adam melihatnya dari kejauhan hingga akhirnya ia pun pergi dari stand makanan, lalu duduk dikursi tamu.

"Assalamu'alaikum Adam, kamu juga di undang?".Tanya Abi Ali padanya.

"Waalaikumussalam, iya pak saya diundang oleh Ilham". Jawab Adam pada Abi Ali.

"Baiklah, silahkan dinikmati makanannya". Ujar Abi Ali diangguki oleh Adam.

Hingga beberapa jam kemudian acara pernikahan Ilham dan Maryam selesai pada pukul 5 sore, setelahnya Adam berpamitan pada semuanya karena hari kian semakin mendekati waktu magrib.

Aisyah yang telah kelelahan bulak balik menghantarkan makanan khusus tamu penting pun memilih masuk ke kamar tamu, ia sangat lelah seli hari ini namun Aisyah bahagia melihat keduanya telah sah menjadi suami dan istri.

"Seminggu lagi aku yang akan menikah? akan kah aku bahagia? akankah nanti yang menjadi suamiku akan memperlakukanku dengan baik? apakah pernikahan aku akan langgeng seperti Abi dan Umi?". Banyak pertanyaan Aisyah lontarkan pada dirinya sendiri.

"Ahh sudahlah, mending sekarang mandi dulu karena lengket banget ini badan, untung aja aku lagi datang tamu bulanan jadi bisa tenang deh". Ujar Aisyah sebelum masuk ke kamar mandinya.

Ting!

...Unknown Number...

...Online...

Selamat sore Aisyah, ini saya Devan

Aisyah yang baru kembali dari kamar mandi beberapa menit langsung meliat ponselnya, ia beristighfar melihatnya, sungguh ia melupakan tentang dirinya yang ingin pindah tempat kuliah.

Astagfirullah tau dari mana pula nomor aku?. Batin Aisyah muak.

Aisyah bergegas keluar kamar , ia menghampiri Abi serta Umi yang sedang berbincang dengan abang dan istrinya.

"Assalamualaikum". Salam Aisyah pada mereka.

"Waalaikumussalam, Aisyah kamu dari mana nak?". Tanya Abi Ali pada putrinya.

"Tadi Aisyah membersihkan badan dulu Abi, lengket soalnya ga enak banget". Jawab Aisyah diangguki oleh Abi Ali.

"Oh IyA Abi, Aisyah mau bicarakan sesuatu". Ujar Aisyah padanya.

"Mau bicara tentang apa sayang?". Tanya Umi Humairah pada putrinya.

"Tapi nanti saja deh, sesudah makan malam aku bilangnya". Ujar Aisyah sambil tersenyum.

"Yasudah kalau begitu". Ujar Umi Humairah padanya.

Ilham dan Maryam saling melirik lalu memalingkan wajahnya kemudian, Aisyah yang melihat itu menahan tawa namun kemudian dia malah terpikir pernikahannya.

Astagfirullah, bantu hambamu ini ya Allah. Batin Aisyah sambil menundukkan kepalanya.