Aku[Bukan] Pelakor

"selamat pagi mah"sapaku pada mamah risma saat aku sudah sampai diruang makan untuk sarapan

"pagi sayang,kamu kok sudah rapih mau kemana?"tanya mamah risma yang melihat penampilanku yang telah rapih dengan pakain kerjaku

"yana mau ijin masuk kerja lagi mah,bolehkan?"

"kerja?kenapa harus kerja na?kan kamu sudah punya suami yang mampu memberikan kamu nafkah?"

"ini bukan masalah uang mah,yana akan merasa bosan kalau dirumah terus dan tidak ada kegiatan jadi boleh ya kalau yana kembali bekerja?lagi pula yana kerja kan cuma sampai jam 3sore mah setelah pulang bekerja yana akan selalu menemani mamah,bagaimana boleh ya?"

"baiklah jika memang itu mau kamu tapi ingat jangan sampai kamu kecapean ya,mamah tidak mau kalau kamu kecapean malah menghambat mamah untuk mendapatkan seorang cucu"

Deg...

'cucu?mamah bilang barusan cucu?astaghfirullahaladzim apalagi ini?aku harus apa ya allah?kepastian tentang hubunganku dengan bima saja belum aku dapatkan kini datang lagi perkara cucu,lalu aku harus apa?'

teriakku dalam hati,aku hanya bisa tersenyum kaku mendengar penuturan yang mamah risma utarakan tentang ke inginan nya mempunyai cucu dari aku dan juga bima sungguh sesuatu yang mustahil aku wujudkan

"kok diam?kamu nggak mau ya melahirkan cucu buat mamah?"tanya mamah risma sendu saat aku fokus dengan pikiranku sendiri

"te_tentu yana mau mamah,mana mungkin yana tidak mau mamah doakan saja ya semoga yana cepat cepat isi"jawabku yang walaupun aku tidak yakin bisa mewujudkna nya

"ya sudah lebih kita sarapan dulu kamu juga sebelum berangkat kerja harus sarapan dulu ya biar badan nya sehat dan kuat saat bekerja nanti"

"oh iya mah bang andri tidak ikut sarapan?"tanya ku saat tidak melihat sosok pria tampan yang sangat bersahaja dan juga berkarisma itu

"abangmu pergi pagi pagi sekali katanya ada metting penting bahkan saking buru buru nya sampai lupa nggak sarapan,dasar anak itu memang gila kerja"jawab mamah dengan nada yang sedikit kesal

ya bang andri memang tipekal yang gila kerja saking gila nya dia sampai lupa untuk mencari pasangan hidup karena semua waktunya dia habiskan didalam kantor

"baiklah kalau begitu yana pamit dulu ya mah"pamitku pada mamah risma untuk kembali bekerja setelah cuti selama tiga hari karena masih dalam kondisi berduka atas kepergian papah wahyu

"iya hati hati ya nak,oh iya didepan pak asep sudah menunggu untuk mengantar dan menjemput kamu ingat mamah tidak mau kamu pulang pergi menggunakan bis atau pun taksi lagi pergilah bersama pak asep dan nanti pak asep akan menjemput kalau sudah waktunya pulang"

"tapi mah___"

"tidak ada tapi tapian na,kalau kamu tidak mau berarti mamah tidak mengijinkan kamu untuk kembali bekerja"

"baiklah,terima kasih mah untuk perhatian nya"

"iya sama sama sayang,pergilah lakukan tugas mu dengan baik ya dan senyum dong sayang dari dulu mamah itu paling suka dengan senyum kamu"

akhirnya walaupun berat dan dikala hati sedang tidak dalam kondisi baik baik saja aku tetap harus tersenyum demi melihat orang yang aku sayangi dan menyayangi aku bahagia.

setelah berpamitan dengan mamah aku pun berangkat menggunakan mobil yang telah mamah risma persiapkan untuk aku pergi dan juga pulang dari butik tempat aku bekerja

kurang nyaman sih memakainya secara mamah memberikan mobil yang cukup mewah dan juga terbilang mahal untuk aku

namun aku tetap harus memakainya untuk mendapat kan ijin dan juga restu untuk kembali bekerja karena hanya inilah yang bisa menyamarkan rasa sesak didada karena ujian kehidupan yang beratas namakan 'Pernikahan'.

*

*

"assalamualaikum ran,maaf ya baru bisa masuk kerja"ucapku pada rani teman satu shif ku yang baik dan juga ramah itu

"wa'alaikumsalam,kamu sudah masuk lagi yan?turut berduka ya atas meninggalnya om wahyu,terus bagaimana kabar bima dia baik baik sajakan secara dia kan deket banget sama papah nya?"

"satu satu dong nanya nya kan jadi bingung mau jawab yang mana"protesku akan banyak nya pertanyaan yang rani ajukan padaku

*

*

🌸🌸🌸🌸🌸