NovelToon NovelToon
Selir Alam Gaib

Selir Alam Gaib

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Iblis / Kutukan / Hantu / Tumbal
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: Maple_Latte

Sinopsis:
Liora, seorang gadis muda, dipaksa menjadi pengantin pengganti tanpa mengetahui siapa calon suaminya. Namun saat tirai pernikahan terbuka, ia terseret ke dalam Azzarkh, alam baka yang dikuasai kegelapan. Di sana, ia dinikahkan dengan Azrakel, Raja Azzarkh yang menakutkan, dingin, dan tanpa belas kasih.

Di dunia tempat roh jahat dihukum dengan api abadi, setiap kata dan langkah bisa membawa kematian. Bahkan sekadar menyebut kata terlarang tentang sang Raja dapat membuat kepala manusia dipenggal dan digantung di gerbang neraka.

Tertawan dalam pernikahan paksa, Liora harus menjalani Upacara Pengangkatan untuk sah menjadi selir Raja. Namun semakin lama ia berada di Azzarkh, semakin jelas bahwa takdirnya jauh lebih kelam daripada sekadar menjadi istri seorang penguasa neraka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maple_Latte, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EP: 27

“Baiklah, malam nanti kita akan menyiapkan baju dan perlengkapan yang akan kita bawa,” kata Liora dengan semangat yang hampir menular.

Ia baru saja menerima kabar dari kampus di dunia manusia, mereka akan mengadakan study tour selama tiga hari dua malam. Bagi Liora, ini bukan sekadar perjalanan kampus, ini adalah kesempatan langka untuk menghirup udara dunia atas lagi, meski hanya sebentar.

“Baju? Perlengkapan? Apa itu perlu, Putri?” tanya Vaelis, salah satu dayangnya, dengan nada bingung.

“Iya, tentu saja perlu,” jawab Liora cepat, sedikit tersenyum. “Kalian tak mungkin memakai pakaian seperti ini ke duniaku.”

Namun, tatapan Dreya dan Vaelis justru membuatnya mengerutkan dahi.

“Jangan bilang kalian memang akan memakai pakaian itu?” katanya, menatap keduanya penuh curiga.

“Iya, Putri,” jawab Vaelis mantap, diikuti anggukan malu-malu dari Dreya.

Liora terdiam. Ia menatap penampilan mereka dari ujung kepala hingga kaki. Pakaian kuno bergaya istana, sutra panjang dengan sabuk perak, kain berlapis, dan sepatu bersol keras, semuanya tampak indah, tapi jelas tidak cocok untuk berjalan di kota modern.

“Apa kalian tidak punya pakaian lain? Yang seperti punyaku?”

Kedua dayangnya menggeleng bersamaan, wajah mereka polos seperti anak kecil yang tertangkap basah.

Liora menghela napas panjang dan menggaruk kepalanya yang sebenarnya tidak gatal. “Apa yang harus kulakukan pada kalian berdua?” gumamnya. Ia berjalan mondar-mandir, mencoba berpikir cepat. Bajunya sendiri jelas tak bisa dipinjamkan, perbedaan ukuran mereka seperti bumi dan langit.

Ia butuh solusi. Dan solusi itu, sayangnya, butuh uang.

Namun, uang bukanlah sesuatu yang mudah ia miliki di dunia bawah. Semua transaksi di Azzarkh menggunakan batu sihir atau tanda energi, bukan uang kertas manusia. Liora memejamkan mata sejenak, mencoba menghubungi seseorang yang mungkin bisa menolongnya.

Dalam hening itu, suara dalam yang lembut namun berwibawa bergema di pikirannya.

“Kau tampak kebingungan, Putri kecil,” suara itu dalam dan berat, suara Raja.

“Yang Mulia,” jawab Liora pelan lewat kontak batin, “aku ingin membeli baju dan perlengkapan untuk Dreya dan Vaelis, tapi aku tak punya cukup uang manusia.”

Beberapa detik berlalu tanpa jawaban. Hanya keheningan dingin yang terasa, hingga tiba-tiba udara di sekitarnya bergetar. Di depan Liora, cahaya hitam keunguan berputar membentuk pusaran kecil, lalu dari sana muncul sebungkus uang tunai tebal yang jatuh tepat di atas meja batu hitam di hadapannya.

Liora menatap benda itu dengan mata membesar. “Yang Mulia… ini… ini uang sungguhan?”

“Tentu saja,” sahut Raja tanpa ragu. “Uang dunia manusia. Gunakan sesukamu.”

Liora memegang bungkusan itu, jari-jarinya gemetar. Jumlahnya banyak sekali, lebih dari yang pernah ia lihat selama hidup di dunia manusia. “Tapi ini terlalu banyak…” gumamnya.

“Pertimbangkan itu sebagai hadiah pertamaku untukmu,” suara Raja terdengar rendah dan misterius, lalu menghilang begitu saja dari pikirannya.

Liora masih menatap uang itu lama sekali, antara kaget, kagum, dan bingung. Tapi akhirnya, ia tersenyum. “Kalau begitu,” katanya pelan, “aku akan pastikan hadiah ini tidak sia-sia.”

Keesokan harinya, Liora membawa Dreya dan Vaelis menembus gerbang dimensi menuju dunia manusia. Aroma tanah, angin lembut, dan suara bising kendaraan segera menyambut mereka. Dunia ini begitu terang dibandingkan Azzarkh, dan dua dayangnya tampak silau.

“Putri… dunia ini terlalu ramai,” gumam Dreya, menatap gedung-gedung tinggi dengan takjub.

“Kau akan terbiasa,” jawab Liora sambil menahan tawa. “Sekarang ayo. Kita ke tempat yang namanya mal.”

Begitu mereka melangkah ke dalam pusat perbelanjaan besar, seluruh mata langsung tertuju pada mereka. Orang-orang menatap Dreya dan Vaelis dengan heran. Sebagian berbisik, sebagian lagi memotret diam-diam.

Beberapa bahkan mengira mereka sedang cosplay atau syuting film kolosal.

“Putri, semua orang menatap kami,” bisik Vaelis, sedikit gugup.

“Karena kalian cantik,” jawab Liora ringan. “Sekarang cepat, kita cari toko pakaian.”

Di toko busana modern, Liora memilih beberapa pakaian kasual, kemeja lembut, celana panjang, dan gaun sederhana. Ia menyerahkan semuanya ke Dreya dan Vaelis.

“Masuk ke ruang ganti dan coba satu per satu,” katanya tegas.

Keduanya saling pandang, bingung dengan sistem tirai dan cermin besar di ruang ganti. Namun, mereka menuruti Liora. Suara langkah dan tawa kecil terdengar dari balik bilik, hingga akhirnya keduanya keluar dengan pakaian yang pas.

Dreya memakai gaun putih sederhana dengan pita hitam di pinggang.

Vaelis mengenakan kemeja biru tua dan celana panjang, terlihat lebih ramping dan gagah.

Liora berdecap kagum. “Sempurna! Sekarang kalian terlihat seperti manusia sungguhan.”

Setelah memilih beberapa pasang baju lagi, mereka lanjut membeli sepatu, tas, dan peralatan pribadi. Liora juga tak lupa membeli pakaian baru untuk dirinya. Rasanya seperti mimpi, bisa berbelanja lagi di dunia manusia setelah sekian lama terkurung di istana bawah.

Di sela kesibukan memilih, Dreya sempat menarik ujung bajunya pelan. “Putri… semua ini sangat mahal. Apakah uangnya cukup?”

Liora tersenyum tipis. “Jangan khawatir. Yang Mulia memberiku cukup banyak. Bahkan terlalu banyak.”

Dreya dan Vaelis saling pandang. Mereka tak tahu apa yang lebih membuat mereka kagum, keberanian Liora berbicara langsung dengan Raja, atau kenyataan bahwa Raja benar-benar memberinya uang manusia.

Setelah hampir setengah hari berkeliling, mereka pun keluar dari mal dengan banyak kantong belanja. Matahari hampir tenggelam ketika mereka kembali ke tempat portal bawah tanah, jalan masuk menuju Azzarkh yang tersembunyi di balik reruntuhan tua.

Begitu mereka melangkah ke dalam gerbang, udara dingin khas dunia bawah langsung menyelimuti tubuh mereka.

“Letakkan semua di ruang tengah,” kata Liora sambil menepuk ringan bahu Dreya. “Kita akan mulai mengemasi barang-barang yang akan dibawa besok.”

Dreya dan Vaelis menurut tanpa banyak bicara. Mereka menyusun pakaian baru di atas meja batu panjang, memisahkan mana yang untuk perjalanan dan mana yang akan disimpan. Setiap helai kain tampak berkilau samar di bawah cahaya api biru istana.

Liora tersenyum melihat keduanya bekerja. Mereka tampak bahagia, dan itu cukup membuat hatinya hangat.

Namun, di balik rasa senangnya, terselip sedikit kekhawatiran. Jika pihak kampus tidak mengizinkan Dreya dan Vaelis ikut, maka ia sendiri tidak bisa pergi. Raja sudah menegaskan, “Selama kau belum boleh bebas sepenuhnya, dayangmu harus selalu bersamamu.”

Liora menghela napas. “Aku akan mencari cara,” gumamnya pelan.

Setelah semua selesai dikemas, malam pun tiba. Liora merebahkan diri di atas ranjang hitam berhias batu obsidian. Ia menatap langit-langit istananya yang berpendar lembut, mengingat kembali hari ini, suara Raja, uang yang tiba-tiba muncul, dan sorot mata orang-orang di dunia manusia.

Untuk pertama kalinya sejak berada di Azzarkh, Liora merasa sesuatu yang mirip dengan kebebasan.

Ia menutup mata, tersenyum kecil.

“Besok akan jadi hari yang menyenangkan,” bisiknya.

Ada Dinda, sahabatnya di dunia manusia. Ada Dreya dan Vaelis, dua dayang setianya.

Dan, Liora yakin perjalanan ini akan membuka sesuatu yang lebih dari sekadar study tour.

1
Cucu Doank
liora dah mulai berubah , 😄
Cucu Doank
bagus, akhirnya keadilan di tegakkn..
Kustri
☕teman u/menulis thor
Kustri
☕💪💪💪
Lyza Yessy
bs gak ya sang raja jd bucin😁
Lyza Yessy
semangat up ya kak author 💪💪💪😊😊
Irsyad layla
tolong diperiksa lagi typonga ya thor
Lyza Yessy
aku tunggu up nya thor, semangat up nya ya thor💪💪😊
Kustri
☕semangat UP yaa
Kustri
👍👉👉👉
Kustri
hehee... kirain pengen balik ke dunia nyata, ealah malah betah

krn di dunia nyata kamu g diperhatikan, g disayang
Kustri
kira" yg diperjuangkan apa yaa🤔

apa mungkin bgmn cara'a spy kembali ke dunia sebenar'a, bgtukah thor🤭💪
Kustri
apa liora dijadikan tumbal🤔😩
Lyza Yessy
d tunggu up nya thor
Maria Mariati
hellehhhh 🤣🤣🤣
Ririn Wati
great
Ben Aben
goodddddddd......
Syifa Nabila
suka semua novel karya author
Nanda
🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟
M.S Inisial
menarik Thor, genre baru y thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!