NovelToon NovelToon
Dikala Cinta Menyapa

Dikala Cinta Menyapa

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / CEO / Pernikahan Kilat
Popularitas:625
Nilai: 5
Nama Author: Phoenixsoen

Hari ini adalah hari pernikahanku, ya aku akan menikah dengan pemuda yang baru kukenal sebulan lalu. Seorang pemuda tanpa identitas yang kutemui dijalan saat hendak pulang dari desa sebelah setelah mengantar pesanan ayam kepada pelanggan di desa sebelah. Aku menolongnya karena kasihan melihat kondisinya yang berantakan dengan pakaian yang compang camping dan di penuhi luka di tubuhnya. Aku menikahinya karena terpaksa atas permintaan ibu tiriku agar aku tidak menjadi duri dalam pernikahan saudari tiriku Ayana dan kekasihnya Hendrik, meski berat untukku menikahinya tapi aku terpaksa menyetujuinya agar aku tidak diusir dari rumah ayahku yang kutinggali sejak kecil dan agar aku bisa merawat ayahku yang sakit. Akankah pernikahan ini berakhir bahagia ataukah akan menjadi neraka kedua untukku?! Ayah sanggupkah aku menjalani semua ini!? Semoga keputusan ini bukanlah keputusan yang salah untuk kebahagian semua orang. Semoga suamiku akan menjadi suami yang baik untukku.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Phoenixsoen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24

"Joon Gi ya~ ini aku... kamu masih ingat suaraku... Joon Gi ya~ benar... ini Kim Joon Gi. Joon Gi ya~ coba tebak dengan siapa aku saat ini?! Dengar... Joon Gi ya~ hari ini... aku akan membunuh istrimu... jika....kau mau dia selamat kau harus dengarkan akau baik-baik kalau kau mahu menuruti perkataan ku aku akan melepaskan istrimu, aku mahu kau menukarnya dengan uang tebusan"  ancam Hyun Min dalam telpon. Namun telpon terputus karena baterai ponsel Joon Gi yang lemah Joon Gi pun menyambungkan pengisi daya. Dia mencoba menelpon ibu mertuanya dan bertanya soal istrinya.

"Oh....menantu tersayang ku... aku kira kau sibuk karena wajahmu muncul di semua saluran TV" oceh ibu mertuanya.

"Ibu... apa Min A sudah pulang ke rumah?! Aku dengar Min A mampir ke rumah ibu.." tanya Joon Gi dengan hawatir.

"Min A... ya.. tadi dia memang mampir kesini tapi sudah pulang setelah makam malam" ucap ibunya Min A. 

"Baiklah jika memang begitu, terima kasih bu" ucap Joon Gi sambil menutup telpon. Joon Gi pun merasa lega mendengar istrinya sudah pulang. Telpon pun berbunyi lagi dari penelpon yang mengancamnya tadi. Joon Gi mengabaikannya kali ini, dan mencoba untuk fokus pada pekerjaannya. Namun telpon itu berdering lagi dari penelpon yang sama, telpon itu diangkat oleh kepala staff Ahn Guk Tae.

"Joon Gi ya~" ucap Hyun Min. Namun bukan Joon Gi yang mengangkatnya.

"Oh...maaf akan saya berikan telponnya pada pak Joon Gi" ujar Ahn Guk Tae panik. Dia pun menyerahkan telponnya pada Joon Gi. 

"Joon Gi ya~ apa kamu kira aku sedang bercanda saat ini?!.. jika kau tidak menuruti aku, maka aku akan membunuh istrimu sekarang juga. Kecuali kau akan memberiku uang tebusan yang aku minta" ucap Hyun Min.

"Apa kamu kira aku akan percaya dengan telpon iseng seperti ini?! Jangan berharap aku akan menuruti perkataan mu. Tebusan... apa kamu pikir aku akan percaya dengan penipuan ini...?! Jangan berharap kau akan dapat sesenpun dari aku. Dan... apa kau tahu... siapa istriku..?! Jika.. kau akan membunuhnya, maka lakukanlah dan telpon aku kembali jika kau menemukan mayatnya. Dan.. jangan pernah kau hubungi aku lagi kalau hanya ingin menipuku" kata Joon Gi dengan tegas.

Joon Gi pun menutup telponnya, dan hal itu semakin membuat Hyun Min murka. Hyun Min marah dan terus menendang kursi kemudi dia pun menusuk-nusuk sandaran kursi sampai melukai leher Min A. Min A hanya diam dan fokus mengemudi.

"Ya.... ya.... ya... lagi-lagi dia mengabaikan aku dan menutup telpon dariku. Dia mengira semua ini hanya lelucon, apa dia....tidak peduli padamu sebagai istrinya?! Atau.... apa mungkin dia punya istri selain dirimu..?! Ah... tidak.. tidak.. dia tidak mungkin memiliki istri yang lain. Aku berharap kau adalah istrinya yang paling dia sayang... , jika tidak... aku akan lebih menyakitinya. Onnieya~ apa kau... benar-benar mengenal suamimu?!... hemhn... tidak bukan... aku rasa kamu tidak begitu mengenal suamimu itu. Karena akulah yang paling mengenalnya" ucap Hyun Min percaya diri.

Min A merasa kesal dengan ucapan suaminya di telpon dia pun mulai memutar kemudi dan memacu mobilnya dengan lebih cepat sehingga membuat Hyun Min terjungkal ke belakang. Min A terus menambah kecepatan mobilnya dan bahkan membuat mobilnya terpental naik saat melalui polisi tidur. Hyun Min berteriak dan mencoba merebut kemudi, tapi Min A terus melaju dan akhirnya mobil pun menabrak pembatas jalan dan mobil pun berputar karena jalan yang licin di guyur hujan.

Akhirnya mobil pun berhenti di bibir jurang, Min A pun keluar dari mobil dan menelpon bantuan. Min A terus berlari untuk berlindung sampai bantuan datang. Hyun Min yang sempat pingsan akhirnya terbangun dan mendengar suara sirine polisi datang, dia pun keluar mobil dan berlari untuk menghindari polisi. Saat polisi datang Min A pun keluar dari persembunyiannya dan menceritakan kejadian kecelakaan yang terjadi padanya tanpa melaporkan penculikan. Min A pulang dengan di antar mobil polisi.

"Dong Min, laporkan semua pada saya jika ada media yang membocorkan berita ini tanpa embargo. Dan jangan sampai berita ini di muat sebelum konfirmasi dengan kantor kepresidenan, awasi semua jejaring sosial dan juga media online" ucap Joon Gi dengan tegas.

"Baik pak, akan kami awasi semua sampai berita ini di konfirmasi oleh pemerintah" ucap Dong Min.

"Saya akan pulang lebih dulu laporkan jika terjadi sesuatu" ucap Joon Gi sebelum pergi.

Setelah semua pekerjaan selesai Joon Gi pun pulang lebih awal, meski Joon Gi tidak memercayai tentang penelpon itu. Namun entah mengapa dia merasa ada sesuatu yang janggal dan merasakan perasaan yang aneh dan membuatnya khawatir. Joon Gi pun menelpon temannya dan meminta tolong.

"Seok Jin, aku minta tolong padamu untuk melacak nomor yang aku kirimkan ke handphone mu dan cari tahu dari mana asal nomor itu" ucap Joon Gi dengan gelisah.

"Nomor apa maksudmu, apa ada yang terjadi?!" Seok Jin merasa heran dan juga khawatir.

"Akan aku jelaskan nanti setelah memastikan semuanya" Joon Gi pun menutup telpon.

Joon Gi terus memacu mobilnya dengan cepat untuk memastikan istrinya baik-baik saja dan berada di rumah. Perasaannya terus gelisah karena penelpon itu, beberapa saat kemudian Seok Jin menelpon dan memberi kabar tentang nomor tersebut.

"Joon Gi, aku sudah dapat informasi tentang nomor itu, nomornya berasal dari Amerika tapi nomor ini adalah nomor elektrik dan tidak bisa di lacak karena nomornya bahkan tidak lengkap" ucap Seok Jin menjelaskan.

"Jadi maksudmu, kita tidak bisa melacak keberadaannya?!" Tanya Joon Gi penasaran.

"Ya, kecuali dengan waktu real dia menelpon . Mungkin kita bisa menganalisisnya" ucap Seok Jin.

"Jadi aku harus menunggu dia menelpon lagi?!" Joon Gi pun merasa kesal.

"Ya kurasa begitu, kita harus melacaknya saat dia menelpon lagi" ujar Seok Jin.

Joon Gi pun merasa kesal dengan situasi ini, namun dia tidak bisa berbuat apapun saat ini dan hanya bisa memukul kemudi mobilnya. Setelah sampai di rumah dia tidak menemukan mobil istrinya terparkir di tempat parkir apartemennya dan semakin merasa khawatir. Sementara Min A, setelah lolos dari peristiwa penculikan dia pun pulang ke rumah dan langsung mandi dan menyiapkan makan malam. Joon Gi pun segera naik ke lantai apartemennya dengan gelisah, Joon Gi segera menuju kerumahnya dan dia pun segera mencari istrinya. Saat melihat istrinya ada di rumah dan baik-baik saja dia pun merasa lega dan senang karena istrinya tidak terluka.

"Kau sepertinya baik-baik saja, hari ini aku mendapat telpon iseng yang menyatakan bahwa dia akan membunuhmu dan meminta uang tebusan" ucap Joon Gi santai.

"Lalu kamu berfikir bahwa semua itu hanyalah lelucon dan menertawakan keadaan itu?! Apa kamu tahu aku disana mempertaruhkan nyawa untuk bisa lolos dari penculikan itu?! Dan apa kamu tahu bagaimana ketakutannya aku saat itu...?! Dan kamu... kamu bilang apa... jika menemukan mayatku kamu memintanya menelpon mu kembali?! Apa kamu pikir... semua ini lucu bagimu?" Min A merasa kesal dan marah sampai membuatnya ingin menangis dengan sikap suaminya.

"Jadi....itu semua bukan lelucon?! Dan kamu benar-benar di culik oleh penculik itu dan ancaman itu benar adanya?! Ah....maaf aku mengira itu semua hanya lelucon belaka untuk membuatku tertipu. Karena situasi akhir-akhir ini membuatku merasa orang-orang hanya ingin memanfaatkan kondisi negara saat ini. Apa kamu terluka? Atau dia memcoba untuk melukaimu?" Joon Gi merasa bersalah karena menganggap situasi ini lelucon belaka.

"Sudahlah kamu memang tidak pernah perduli dengan aku apapun yang terjadi padaku" Min A marah dan akan masuk kamar, tapi langkahnya terhenti karena tangannya di pegang Joon Gi. Joon Gi menarik Min A dan memeluknya erat.

"Maaf, aku benar-benar minta maaf aku akan melindungi mulai sekarang dan kamu harus selalu berada di dekatku. Aku akan membuatmu bekerja di kantorku sebagai penerjemah bahasa isyarat dan mulai sekarang aku akan menempatkan penjaga di dekatmu" Joon Gi merasa menyesal telah meremehkan penelpon itu dan berjanji akan selalu melindungi Min A di manapun.

Satu minggu berlalu sejak peristiwa penculikan kini Min A selalu di dampingi pengawal kemana pun dia pergi. Setelah peristiwa itu tidak ada lagi telpon dari si pengancam, namun sekitar jam 09:00 malam telpon Joon Gi pun berbunyi, nomor telpon yang sama kembali menghubungi Joon Gi. Kali ini dia mengancam akan mengirimkan bom ke kantor tempat Joon Gi bekerja.

"Joon Gi ya~ aku sudah menyiapkan sesuatu untuk kamu sebagai hadiah, dan juga sebagai peringatan agar kamu tidak lagi mengabaikan aku" ucapnya memberi peringatan. 

Tidak lama berselang seorang kurir datang untuk mengantarkan paket dan meletakkannya di depan pintu kantor. Saat salah seorang staff membuka pintu dia melihat ada sebuah paket tergeletak di depan pintu dan mengira jika itu adalah makanan cepat saji yang di pesan oleh rekan kerjanya, dia pun membawa masuk paket tersebut dan bertanya siapa yang memesannya.

"Siapa yang memesan pizza di jam segini?!" Tanya staff itu. 

Seseorang yang menyadari jika itu bukanlah makanan mencoba berteriak untuk mencegahnya membuka kotak "jangan di buka..." teriaknya,  namun semua sudah terlambat dan akhirnya terjadilah ledakan yang cukup besar dan melukai semua staff yang tengah bekerja dan juga Joon Gi yang berada di ruangannya. Kantor Joon Gi pun terbakar dan semua staff di kantor tersebut mengalami luka-luka. Joon Gi dan semua staff yang terluka dilarikan kerumah sakit terdekat untuk di berikan perawatan. Min A yang mendengar suaminya terluka langsung mendatangi rumah sakit untuk melihat kondisinya. Ketika sampai di rumah sakit Min A segera mencari keberadaan suaminya dengan gelisah. 

"Bagaimana kondisi suami saya" tanya Min A dengan gelisah.

"Bu Min A keadaan pak jubir Kim Joon Gi baik-baik saja dan tidak ada luka serius, sekarang beliau sedang ada di ruang perawatan" ucap Dong Min asisten pribadi Joon Gi.

"Apa yang sebenarnya terjadi dengan suami saya?" Tanya Min A gelisah

"Sepertinya ada seseorang yang ingin mencelakai pak jubir Kim, dan seseorang telah mengirimkan sebuah paket yang berisi bom dengan daya ledak yang kecil" terang Dong Min.

"Siapa yang telah melakukan ini semua?!" Tanya Min A dengan penasaran

"Kami belum tahu semua masih dalam penyelidikan polisi" ucap Dong Min lagi.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!