NovelToon NovelToon
Pembalasan Anak Korban Pelakor

Pembalasan Anak Korban Pelakor

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Pelakor / Cerai / Keluarga / Balas dendam pengganti / Balas Dendam
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Tiga Dara

"Aku akan menghancurkan semua yang dia hancurkan hari ini."
Begitulah sumpah yang terucap dari bibir Primordia, yang biasa dipanggil Prima, di depan makam ibunya. Prima siang itu, ditengah hujan lebat menangis bersimpuh di depan gundukan tanah yang masih merah, tempat pembaringan terakhir ibunya, Asri Amarta, yang meninggal terkena serangan jantung. Betapa tidak, rumah tangga yang sudah ia bangun lebih dari 17 tahun harus hancur gara-gara perempuan ambisius, yang tak hanya merebut ayahnya dari tangan ibunya, tetapi juga mengambil seluruh aset yang mereka miliki.
Prima, dengan kebencian yang bergemuruh di dalam dadanya, bertekad menguatkan diri untuk bangkit dan membalaskan dendamnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tiga Dara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tuan Pram Bermain Api

"Kau ingat restaurant jepang yang dulu pernah kita datangi saat meeting dengan client kita dari Dubay, Burhan?"

Tuan Pram menutup pintu mobil dengan cepat lalu memasang sabuk pengaman. Burhan yang berada di belakang kemudi mengangguk dan memperhatikan Tuan Pram yang terlihat buru-buru dari kaca spion tengah mobil milik tuan Pram yang ia kendarai.

"Segera meluncur ke sana, aku ada janji temu dengan orang penting."

"Baik Tuan."

Burhan menjalankan mobil yang sudah menyala menunggu tuan Pram sejak Samuel memintanya untuk bersiap tadi. Menyusuri jalanan basah sisa hujan pagi tadi dalam diam sesekali ia melirik kaca spion Tengah memperhatikan wajah kaku Tuan Pram yang tampak tegang.

Entah apa yang majikannya pikirkan, dan entah tamu penting siapa yang ia maksud, Burhan sama sekali tidak tahu. Lagi pula bukan hal yang biasa bagi Burhan untuk menyopiri Tuan Pram. Tugas Burhan sesungguhnya adalah asisten pribadi Tuan Pram untuk pekerjaannya di kantor, sama seperti tugas Samuel. Sedangkan tugas menyupir sudah ada pak Yusuf. Tetapi sejak kepulangan tuan Pram dari perjalanan bisnisnya, Burhan belum melihat tuhan belum bepergian diantara oleh pak Yusuf.

"Kamu tunggu saja di dalam mobil Burhan, nanti kuminta pramusaji membawakan makanan kemari."

Tuan Pram bergegas turun dari mobil begitu mobil terparkir di basement sebuah resto jepang bergaya klasik berlantai tiga. Tanpa menunggu jawaban dari Burhan, ia masuk melalu lift basement menuju privat room dilantai dua.

Burhan tercengang, ia bahkan belum sempat mematikan mobilnya namun Tuan Pram sudah buru-buru pergi.

"laporkan dengan siapa Tuan Pram bertemu hari ini."

Burhan mengingat pesan dari Samuel saat menelponnya meminta untuk bersiap. Namun ternyata ia tidak diberi kesempatan untuk melihat siapa orang yang akan ditemui oleh Tuan Pram. Burhan celingak celinguk sendiri. ia berfikir keras, bagaimana caranya agar ia bisa mengetahui siapa tamu dari Tuan Pram. Meskipun sebenarnya ia sudah memiliki kecurigaan, mengarah kepada satu nama.

Iya tak mau kehabisan akal. Burhan perlahan masuk ke dalam lobi restoran melalui tangga basement menuju pintu utama restoran. Menengok kanan kiri dengan cepat sambil terus berjalan dengan berusaha percaya diri hingga ke tengah ruangan lobi.

"Permisi. Sudah reservasi pak?"

"Oh ya, sudah. Atas nama Tuan Pramudya."

Burhan yang sempat kaget oleh sapaan seorang pramusaji, berusaha untuk menjawab dengan tenang.

"Sudah tau di privat room atau di reguler?"

"Wah, belum tau tuh saya. Tadi saya diminta buru-buru jadi saya lupa tanyakan."

"Baik, tunggu sebentar saya cek dulu."

Perempuan muda itu berjalan menuju meja resepsionis dan membuka sebuah catatan di layar komputer. Burhan dengan hati-hati dan masih melirik ke kanan kiri mengikuti perempuan itu berjalan.

"Atas nama Tuan Pramudya ada di VIP privat room nomer 32 di lantai 2 bapak. Silahkan."

"Oh, ya. Terimakasih."

Dengan menutupi rasa gugupnya, Burhan berjalan perlahan menuju pintu lift, namun ia berbalik badan sejenak mendekati meja resepsionis.

"Apa tamu Tuan Pram juga sudah datang? Erm, kalau tidak salah namanya, nyonya Julia?"

"Sudah bapak, beliau sudah datang sejak tadi."

Burhan menelan ludah, kecurigaannya terbukti. Tuan Pram hari ini memang datang untuk menemui selingkuhannya, Julia. Wanita yang juga ia datangi beberapa hari yang lalu di Singapura, saat mereka sedang melakukan perjalanan bisnis di Swiss. Beberapa hari yang lalu ia sempat mendengar dari Samuel bahwa Tuan Pram pulang ke Indonesia membawa Nyonya Julia. Namun ia pikir setelah Tuan Pram kembali ke rumahnya, Nyonya Julia sudah kembali ke Singapura. Namun ternyata dugaannya salah besar.

"Baik terima kasih, banyak saya akan naik ke atas. Saya sudah ditunggu Tuan Pram."

Bergegas Burhan masuk ke pintu lift dan menekan angka 2 di panel tombol lift. Adrenalinnya terpacu, ia berasa seperti seorang detektif yang sedang menuntuti sasarannya.

Burhan teringat pesan Samuel untuk melaporkan padanya tentang siapa tamu yang ditemui oleh Tuan Pram. Dengan sigap ia mengambil ponselnya dan mengaktifkan kamera, lalu mengantongi ponselnya ke dalam saku kemeja dengan posisi kamera yang terbuka.

"Bagaimana caraku masuk ke dalam dan mengambil gambar di sana?"

Sambil menunggu pintu lift terbuka, Burhan berbicara sendiri. Ia menimbang-nimbang, apakah masih perlu melanjutkan investigasi itu atau cukup sampai dengan informasi bahwa tamu yang tuan Pram temui adalah Yuni Julia.

Tuan mematikan kamera ponselnya. Ia merasa tidak menemukan jalan untuk bisa menggambil gambar atau vidio Tuan Pram bersama Julia. saat pintu lift terbuka Burhan keluar dari lift dan berdiri di depan pintu lift. Alih-alih mendatangi ruangan 32 di mana Tuan berat dan Julia berada, ia justru menelpon Samuel.

"Aku sudah tahu siapa yang bertemu dengan Tuan Pram hari ini. Tapi aku tidak bisa mengambil gambar atau video sebagai bukti. Bagaimana menurutmu Sam?"

"Dari mana kau tahu siapa tamu Tuan Pram kalau kamu tidak melihatnya sendiri?"

"Resepsionis restoran tempat ku berada sekarang yang memberitahu."

"Memangnya kamu berada di restoran mana Burhan?"

"Sebuah restoran Jepang tidak jauh dari kantor. Kamu ingat dulu kita pernah datang ke sini dengan tamu dari Dubai?"

"Jangan bilang kalau Tuan Pram hari ini menemui Nyonya Julia?"

"Dari mana kau tahu Sam?"

"Ayolah Burhan jangan terlalu bodoh. Apa kamu lupa di mana pertama kali Tuan Pram bertemu dengan Nyonya Julia?"

Burhan termendung sejenak ia merasa bodoh seperti yang dikatakan oleh Samuel. Mengapa ia sampai lupa bahwa, lebih dari 2 tahun yang lalu, ia menyaksikan sendiri bagaimana Tuan Pram bertemu kembali dengan Julia, cinta pertamanya dulu ketika muda, di tempat ini.

Iya bahkan masih mengingat dengan jelas, ekspresi wajah Tuan Pram ketika pertama kali melihat Julia dari kejauhan di restoran ini. Burhan mengurut keningnya mengingat semua kejadian itu.

"Ah kenapa aku bisa lupa."

"Sudah Burhan tidak perlu melanjutkan lagi. Menjauhlah dari tempat itu, jangan sampai Tuan Pram tahu bahwa kamu mengikuti dan mengawasinya. Kamu tahu sendiri, Tuan Pram kalau sudah tidak percaya dengan orang pasti akan membuang orang itu."

"Ya ya, baiklah aku akan turun kembali dan menunggunya di mobil."

Burhan kembali ke dalam lift dan kali ini ia menekan panel tombol di dalam lift langsung menuju ke basement. Iya tidak mungkin kembali melewati resepsionis dan akan membuat mereka curiga, mengapa ia sudah kembali dan tidak bergabung dengan Tuan Pram seperti yang Burhan katakan sebelum ia naik.

Sesampainya di dalam mobil, iya masuk dan duduk di belakang kemudi. berusaha untuk mengendalikan detak jantungnya yang tak beraturan karena terkejut.

"Tuan Pram bermain api rupanya."

Gumam Burhan sendirian.

***

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!