Tidak pernah terbayang jika malam yang dia habiskan bersama pria asing yang memberinya uang 1M akan menumbuhkan janin didalam rahimnya.
Salsabila, gadis cantik berusia 26 tahun itu memutuskan merawat calon anaknya seorang diri. Selain tidak mengenal ayah dari calon anaknya. Rupanya pria itu sudah memiliki tunangan dan akan segera menikah.
Mampukah Salsabila menghadapi kerasnya hidup saat dia hamil tanpa suami?. Apalagi dia hamil diluar nikah!.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AfkaRista, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mencari Bila 1
"Ada apa? Sepertinya kamu sedang memikirkan sesuatu, hm??," Dirga memeluk belahan jiwanya. Sebagai pria yang sudah mendampinginya selama puluhan tahun, ia tahu jika sang istri tengah memikirkan sesuatu.
"Bagaimana kalau Azka tidak jadi menikah dengan Salwa?."
Perkataan Gita membuat alis Dirga terangkat, "Apa terjadi sesuatu?."
Gita menggeleng, "Jangan bohong. Aku hafal betul dengan sikapmu, sayang. Apa Azka melakukan kesalahan?," tebak Dirga.
Gita menghela nafas, "Sudah beberapa minggu Azka mual dan muntah, tapi hanya dipagi hari!."
Dirga langsung paham dengan maksud perkataan sang istri. "Aku akan mencari tahu. Kamu jangan terlalu banyak pikiran, nanti kamu bisa sakit!."
"Aku hanya takut Azka akan menyesal nanti. Kalau boleh jujur, aku kurang setuju dengan dia menikahi Salwa!."
Dirga terdiam, walau Gita baru mengatakan hal ini sekarang, namun dia tahu jika sang istri sebenarnya enggan memiliki hubungan dengan orang-orang dari masa lalunya. Walau sudah melupakan dan memaafkan semua kejadian dimasa lalu, tetap saja Gita akan mengingat semuanya saat berhadapan dengan Danar. Selama dia bersikap biasanya saja hanya karena menghormati Anya juga anak-anak mereka. Entah kenapa takdir seolah mempermainkan hidupnya dengan mempersatukan Azka dan Salwa dalam ikatan cinta.
"Percayalah, Allah sudah menyiapkan rencana yang indah untuk putra kita. Kita hanya perlu mendukung dan mengarahkannya ke arah yang baik. Lagipula putra kita sudah dewasa, dia pasti tahu mana yang baik dan buruk untuk dirinya sendiri!."
Gita menggeleng, "Azka bukan Saga. Perasaannya mudah goyah. Aku takut dia akan melakukan kesalahan fatal yang membuatnya menyesal!."
"Ssttt, sudah. Masalah ini kita serahkan pada Yang Diatas. Lagipula, aku percaya jika Azka akan melakukan hal yang benar. Sekarang, sebaiknya kamu istirahat. Tenangkan pikiran dan nanti malam, jangan lupa doble jatahnya!!."
"Awh ...!." Dirga meringis karena sikutan sang istri.
"Sudah tua juga. Sudah waktunya punya cucu. Masih saja sok muda!."
"Kan aku bilang jatah. Yang rencana buat anak lagi siapa? Atau jangan-jangan, kamu ingin punya anak lagi, ya?."
"Ish, sebel deh. Udah tua masih saja kayak bocah!."
"Eleh. Tua-tua begini juga, aku masih bisa membuatmu mendes--."
"Sudah sana. Aku mau istirahat!."
Dirga terkekeh, Gita selalu malu-malu membahas soal ranjang. Padahal dia tak kalah ganas darinya.
*
*
"Bos, nama Bila di Indonesia ini hampir puluhan ribu. Kalau hanya dengan petunjuk nama sependek itu, sampai lebaran monyet juga tidak akan ketemu. Setidaknya ada foto yang membuat tugasku semakin mudah!," keluh Alvin
Azka malah menatapnya tajam, "Baiklah, aku akan berusaha!."
Alvin keluar dari ruangan Azka dengan sumpah serapah yang ia lontarkan dalam hati.
"Wes, kenapa itu muka? Dapat tugas berat bro?", tanya Redi.
Alvin menghela nafas, "Tau nih, Azka. Ngasih tugas nggak ngira-ngira. Istilahnya nih, mencari jarum ditumpukan jerami. Ribet!! Udah mau merried juga masih nyari wanita lain!."
Alis Redi terangkat sebelah, ia sibuk mengurus restorannya beberapa bulan ini, dan mungkin dia sudah melewatkan beberapa informasi penting mengenai sang sahabat.
"Siapa?," tanya Redi penasaran
"Tanya sendiri saja. Aku sedang kesal. Ya sudah, aku pergi dulu!."
Setelah Alvin pergi, Redi segera masuk kedalam ruangan Azka.
"Selamat pagi, Ka!."
"Sudah siang!," sahutnya datar.
"Kau benar. Kenapa mukamu dan Alvin tidak enek dipandang. Ada masalah?."
Azka menatap Redi, dia kemudian menghela nafas. "Sepertinya, pernikahanku dengan Salwa terancam batal!."
"Kenapa?."
"Kamu ingat? Saat malam pertunanganku dengan Salwa, kita minum di klub. Setelah kalian pergi badanku terasa begitu panas. Aku memutuskan pulang. Lalu dalam perjalanan, aku tidak sengaja menabrak seorang gadis. Tanpa pikir panjang, aku membawanya ke apartemen--."
"Lalu kau tidur dengannya?," tebak Redi
"Hmm!."
"Dan kamu tidak bisa melupakan wanita itu!?."
Azka menatap sahabatnya tajam, "Aku bukan tidak bisa melupakannya. Tapi ada satu hal yang mengganjal dipikiranku. Dan aku harus menemukannya untuk memastikan sesuatu!."
"Berapa yang kamu berikan padanya!." Redi yang hafal sifat Azka tentu tahu jika pria itu selalu enggan berhutang budi pada orang lain.
"1M!."
"Wah, gila. Kamu mengeluarkan uang sebanyak itu untuk sekali tidur bahkan dengan wanita yang tidak kamu kenal!."
"Dia masih gadis. Harga itu sepadan dengan apa yang aku terima!."
Redi menghela nafas, "Lalu apa masalahnya? Kamu sudah membayarnya. Dia juga bisa hidup nyaman dengan uang yang kamu berikan!."
Azka menyugar rambutnya, ada kantung mata dibawah matanya yang menandakan jika pria itu kurang tidur belakangan ini.
"Kamu tahu istilah morning sickness?."
Redi mengerutkan alisnya, "Mual muntah yang dialami wanita hamil. Lalu apa hubungannya dengan masalahmu?."
"Aku mengalaminya beberapa minggu ini. Mungkin sudah hampir dua bulan!."
"Maksudnya, wanita yang kamu tiduri sedang mengandung anakmu, begitu?."
"Aku sendiri tidak yakin. Tapi Saga dan Bunda mengatakan hal yang sama. Bunda bahkan bertanya apa aku pernah tidur dengan Salwa atau Salwa sedang mengandung anakku. Aku jadi bingung, pernikahanku dengan Salwa sudah didepan mata. Apa yang harus aku lakukan? Mana bisa menemukan wanita itu di negara sebesar ini hanya dengan petunjuk nama!."
"Apa yang akan kamu lakukan jika menemukan wanita itu?."
"Memastikan bahwa dugaan Saga dan Bunda tidak benar!."
"Lalu bagaimana jika wanita itu memang sedang mengandung anakmu?."
Pertanyaan Redi membuat Azka terdiam, "Kamu tetap harus bertanggung jawab, Ka. Terlepas kamu sudah memberinya ganti rugi atas kehormatan yang sudah kamu nikmati!."
"Aku tidak menikmati! Jangan asal bicara!."
Redi mencebik, "Jangan bohong padaku. Kalau kamu tidak menikmatinya, mana mungkin dia bisa hamil. Lagipula, aku yakin kamu tidak hanya menikmatinya sekali!."
Pikiran Azka berputar kembali pada malam panasnya dengan Bila. Dia akui, kala itu Azka memang gila. Dia memuja tubuh Bila dan Azka lupa dengan janjinya untuk melakukannya sekali. Dia begitu menikmati malamnya bersama wanita itu. Bahkan lekuk tubuh indah Bila masih dia ingat sampai sekarang.
"Kamu harus bertanggung jawab pada wanita itu. Nikahi dia dan jadilah ayah yang baik untuk anakmu kelak!."
"Lalu bagaimana dengan Salwa?."
"Dia memang akan terluka. Tapi seiring berjalannya waktu, lukanya akan sembuh dengan sendirinya. Ingat Ka, kamu adalah seorang pria. Dan pria sejati tidak akan pernah menyakiti hati pasangannya. Aku harap kamu bisa tegas. Karena aku yakin, Salwa tidak akan menyerah begitu saja!."
Azka membenarkan ucapan Redi. Selama ini Azka bukan tidak pernah dekat dengan gadis lainnya. Tapi karena Salwa yang melarangnya berhubungan apalagi dekat dengan gadis lain. Salwa bahkan terang-terangan mendatangi para gadis yang mendekatinya. Dia begitu over protective terhadap dirinya. Bukan tidak mungkin dia akan mengganggu dirinya kelak. Azka menyadari satu hal, selama ini mungkin Salwa bukan mencintainya, tapi terobsesi padanya.
"Lalu bagaimana aku harus mencari wanita itu?."
Redi tertawa, "Dasar bodoh. Kita hanya tinggal melihat CCTV apartemenmu!."
semangat thor