Menjadi tak terkalahkan mungkin itu tujuan seorang pendekar mereka dengan berbagai cara dalam mencapai puncaknya, namun kesaktian dimiliki bukanlah segalanya.
Di tanah Jawa Dwipa lahir seorang pendekar yang dibekali dengan tubuh kesatria suci salah satu tubuh istimewa yang setiap pendekar ingin membangkitkan nya.
Mampukah dia menjadi pendekar terkuat di dunia persilatan dan bisa membasmi kejahatan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dede Cahya Agung, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertempuran Di Kalangsawu 2
Pria dengan penutup wajah berupa topeng hitam, mengawasi dibalik pohon sedang mengawasi anak buahnya yang sedang bertempur dengan para pemuda kampung.
Sudawira terlihat gesit dan tangkas dalam memainkan pedangnya sangat cepat dan tajam sudah tak terhitung lawan yang telah meregang nyawa oleh pedangnya.
Sebagai seorang pendekar ia merasa ada yang mengintanya. "Apa kisanak tidak punya nyali hanya bersembunyi seperti seorang pengecut!" teriaknya.
Setelah beberapa saat kemudian orang bertopeng hitam melayang ke arahnya.
"Sebenarnya aku tidak memiliki kepentingan denganmu!" katanya sambil mendaratkan kedua kakinya ketanah. Sehingga posisi mereka sekarang berhadap-hadapan.
"Kalau tidak memiliki kepentingan, kenapa kamu mengawasiku!" Sudawira menatap tajam.
Orang bertopeng itu tertawa kemudian berkata, "Hahaha, aku tertarik dengan kemampuan kamu!"
Sudawira mengernyitkan keningnya.
"Jadi apa mau anda kisanak?" tanya Sudawira.
Pria bertopeng memasang kuda-kuda.
"Mari kita bermain-main sedikit!"
Dirasa lawannya tidak menggunakan senjata Sudawira menyarungkan pedangnya kembali. Ia memasang kuda-kuda juga.
Pria bertopeng melesat menyerang. Di sisi lain Sudawira juga melesat menyerang.
Sudawira dengan jurus tapak matahari andalannya orang bertopeng dengan jurus tapak hitam miliknya.
Jurus Tapak Matahari Jurus ini merupakan jurus pukulan yang dimana orang yang terkena pukulan tersebut akan mendapatkan luka bakar. Sedangkan Jurus Tapak Hitam sama saja yang membedakan adalah epek pukulannya memiliki racun berbahaya.
Sebenarnya pendekar bertopeng hitam dapat bergerak selincah burung walet yang menari-nari diudara pada senja hari diatas pantai. Gerakan nya cepat dan cekatan. Sesekali ia mampu menyambar seperti burung elang, namun kadang-kadang ia menukik seperti merpati jantan.
Tetapi Sudawira sendiri mirip seekor burung rajawali yang tangguh. Dengan kedua tangannya yang kokoh kuat, sekuat sayap-sayap rajawali,ia selalu berhasil melindungi tubuhnya dari sergapan yang tiba-tiba. Bahkan sepasang kakinya itu pun sangat mendebarkan jantung. Dengan putaran-putaran yang berbahaya kaki Sudawira itu merupakan sebuah perlawanan tersendiri di samping geraka tangannya yang cepat cekatan. Sehingga Sudawira itu seakan-akan memiliki sepasang otak yang masing-masing dapat mengatur kaki dan tangan dalam gerak pasangan yang tersendiri.
Demikian lah perkelahian itu menjadi semakin lama semakin seru. Pendekar bertopeng yang lincah menjadi semakin lincah, dan Sudawira yang kokoh itu pun menjadi semakin tangguh.
Kini mereka seakan-akan telah luluh dalam satu lingkaran yang berputar-putar. Bayangan mereka melontar-lontar seakan-akan tak terkendali lagi.
Saling menyerang dan saling melibat dalam gerakan-gerakan yang aneh dan membingungkan.
Tetapi Pendekar bertopeng dan Sudawira tidak menjadi bingung karenanya. Mereka memiliki daya pengamatan yang cukup kuat. Meskipun tangan Pendekar bertopeng yang cepat itu bisa berubah menjadi berpasang-pasang dan menyerang dari segenap penjuru, namun kaki Sudawira itu pun seolah-olah menjadi berpuluh-puluh jumlahnya, melontar-lontarkan tubuhnya dari satu titik ketitik yang lain. Sekali-sekali terjadi benturan antara keduanya. Namun ternyata bahwa kekuatan mereka pun berimbang.
Ketika peluh telah membasahi tubuh-tubuh mereka, maka perkelahian itu pun menjadi bertambah sengit. Sekali-sekali orang bertopeng harus merasakan, betapa dadanya menjadi panas oleh sengatan tangan Sudawira yang berat dan mantap.
Sekali ia terdorong surut, dan sebelum ia berhasil memperbaiki keseimbangannya, tangan Sudawira telah menyusulnya.
Jika dibandingkan memang kesaktian mereka. berbeda satu tingkat Sudawira berada di tingkat jagoan tanpa tanding sedangkan orang bertopeng berada ditingkat jagoan pilih tanding. Membuktikan bahwa Sudawira lebih unggul. Namun pria bertopeng memiliki pengalaman bertarung.