Runa cinta pertama Reno, namun harus menjadi istri yang kedua. Semua terjadi karena dua sahabat saling menjodohkan anaknya yang tidak saling mencintai yaitu Reno dan Vina. Membuat Runa tidak lagi bersama Reno dan harus merelakan Reno menjadi milik orang lain.
Reno dan Vina tidak bahagia dengan pernikahanya. Semenjak pernikahannya mereka saling menjaga jarak saat dalam satu kamar. Mereka berdua tidur terpisah.
Karena jebakan Mamanya Vina, mereka melakukan hubungan suami istri tanpa mereka sadari, dan Vina jadi hamil dan melahirkan anak Reno yang tak pernah di inginkannya.
Apa yang terjadi setelah mereka punya anak? Akankah cinta tumbuh di antara mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon munasih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terjebak lagi
"Tidak terjadi apa-apa Bi di sini," ucap Runa terbata-bata.
Runa pura-pura memegang kaki Reno, dan bilang kalau Reno terjatuh di kamar mandi.
"Mana yang sakit Ren," ucap Runa sembari memijit kaki Reno.
Sedangkan kedua Bibi, tersenyum geli melihat tingkah Runa, dan tanpa jawaban kedua Bibi meninggalkan mereka berdua. Runa malu pada kedua Bibi.
"Semua ini gara-gara kamu Ren," ucap Runa marah.
"Siapa suruh kamu menjerit-jerit bikin heboh aja."
"Aku kan malu, ngelihat kamu sedikit telanjang kita kan sudah dewasa bukan anak kecil lagi."
"Tapi kamu suka kan," bisik Reno menggoda.
"Ih... Reno, cepat kamu ganti baju kamu nggak malu apa."
Runa menyuruh Reno segera ganti baju, yang sedari tadi masih telanjang dada.
"Baju gantiku mana, kamu belum menyiapkanya."
"Oh iya, aku lupa."
Runa pun bergegas mengambil baju di lemari untuk Reno. Dan menyuruh Reno untuk segera memakainya. Runa memilih keluar dari kamar Reno, karena Reno akan ganti baju.
Dari ruang dapur terdengar Bibi sedang mengobrol. Runa yang melewati dapur berhenti sejenak, kala namanya di sebut dalam obrolannya Bibi.
"Lucu ya, tadi lihat Neng Runa sama Tuan Reno, mereka sebenarnya terlihat serasi seperti pasangan suami istri, kenapa Pak Sanjaya nggak jodohin aja sama Neng Runa."
"Iya ya, kasihan Mas Reno, dia sebenarnya nggak suka sama calon istrinya, tapi kenapa dia setuju," ucap kedua Bibi.
Mereka tidak tau kalau Runa mendengarkan obrolan mereka. Runa pun masuk ke kamarnya yang berada di dekat ruang dapur.
"Apa Reno sekarang sedang bersusah hati, karena perjodohanya, aduh kasihan ya Reno. Tapi dia tidak memperlihatkanya padaku dia ceria-ceria aja bersamaku," gumam Runa sembari berbaring di kamarnya.
"Berarti benar kata Pak Sanjaya aku harus menghibur Reno yang sedang lara hati," gumamnya lagi.
Reno yang ada di kamarnya terlihat kembali bersedih, mengingat pernikahanya tinggal beberapa hari lagi. Tak ada yang bisa di lakukan Reno, selain menerimanya.
Reno masih dalam kesedihanya. Runa yang tadi berbaring santai di kamarnya, terbangun karena teringat dengan tugasnya kalau dia harus selalu menemani Reno dan menghiburnya, titah Pak Sanjaya.
Runa pun bergegas keluar kamar dan menuju kamarnya Reno. Dan ternyata benar Runa mendapati Reno yang berada di kamarnya sedang menatap kelyar jendrla dengan tatapan kosong dan raut wajahnya nampak bersedih yang tak bisa di memgerti.
Runa menepuk punggung belakang Reno, dan Reno pun tau yang menepuk punggungnya adalah Runa. Dengan reflek Reno pun memeluk Runa pengasuh kesayanganya itu, untuk melepaskan penat kesedihannya.
Runa pun tidak bisa menolak pelukan Reno yang begitu kuat, Runa tau Reno saat ini sedang bersedih, dia butuh sandaran. Runa membiarkan Reno bersandar dalam pelukanya supaya hatinya yang terasa sakit sedikit terobati.
Mereka berdua tanpa mengatakan sepatah kata pun dalam berpelukan, dan Reno sangat menikmati pelukan hangat Runa hingga tak mau melepaskanya. Namun Runa yang merasa sudah terlalu lama di peluk Reno, terasa gerah di badanya, dan ingin berusaha melepaskan pelukan Reno.
Reno malah semakin kuat memeluk Runa, kala Runa berusaha melepaskanya. Reno semakin mencengkeram Runa.
"Reno sangat berlebihan, ini tidak bisa di biarkan," gumam Runa dalam batinnya.
Runa pun berusaha mendorong tubuh Reno sekuat tenaga dengan kedua tangannya, Reno pun terpental ke dinding. Dan akhirnya Runa berhasil terlepas dari pelukan Reno.
"Apa-apaan sih kamu, mendorongku sampai aku terpental," keluh Reno yang masih menyandarkan badanya di dinding.
"Kamu kelamaan meluknya, aku jadi gerah," gurau Runa semembari mengibas-ngibaskan tanganya.
"Kenapa kamu nggak bilang kalau merasa gerah, aku kan bisa melepaskanmu."
"Bisa aja Reno beralasan, aku kalah lagi deh," gumam Runa.
"Kenapa kamu tiba-tiba memelukku dan terlihat sedih?" tanya Runa yang pura-pura tidak tahu tentang penyebab kesedihan Reno.
"Itu karena kamu tidak menjadi istriku," gurau Reno lagi.
"Apa!!!," ucap Runa dengan mulut menganga dan matanya melebar.
"Apa kamu bilang, jadi istrimu. Itu tidak mungkin Reno. Aku ini pengasuhmu apa pantas aku menjadi istrimu. Jangan terlalu kau harapkan." ucap Runa serius.
Reno tertawa terbahak-bahak, kala Runa bicara sangat serius.
"kenapa kamu tertawa," ucap Runa menyerngit.
"Runa, Runa, aku hanya bercanda kenapa kamu menganggap serius."
Runa hanya tersipu malu, ternyata dia kena jebakan Reno lagi. Namun Runa senang melihat Reno tertawa lepas karena dia. Sepertinya kesedihan Reno sedikit hilang.
Reno sangat terhibur dengan adanya Runa yang selalu menemaninya, Reno sering tertawa karena Runa walaupun saat ini dia dalam kesedihan. Reno sangat menyayangi Runa, dan rasa sayang itu sungguh berlebihan untuk Runa, entah rasa apa yang entah Reno rasakan saat ini pada Runa. Reno belum memahaminya.
Runa memilih keluar kamar Reno karena merasa canggung. Namun Reno tak mengizinkanya, Reno mau Runa tetap menemaninya di sini. Reno sangat butuh di temani saat ini. Runa adalah orang yang sangat berkenan di hati Reno.
"Aku tidak ingin kau meninggalkanku, aku ingin kau selalu di sisiku." ucap Reno.
"Maksud kamu apa?" tanya Runa.
"Apa kau ingin melihatku bersedih dan terpuruk," ucap Reno serius.
Runa tidak menjawab lagi dan memilih tinggal di kamar Reno untuk menemaninya. Runa mendekati Reno yang duduk ditepi ranjang. Runa juga ikut duduk di samping Reno.
"Aku tau, kamu sangat bersedih dengan perjodohanmu, dan pernikahanmu yang sangat mendadak, kalau kamu tidak suka kenapa kamu tidak menolaknya."
"Kata itu sudah tidak bisa di ucapkan lagi dalam masalah ini, hanya kata setuju yang harus aku ucapkan, karena ini menyangkut semua penghuni rumah ini. Karena perusahaan Ayah telah bangkrut, dan saat ini telah di rangkul oleh perusahaanya Pak Wijaya yaitu orang tuanya Vina.
Aku harus menyelamatkan banyak orang supaya tidak kehilangan pekerjaan dengan menikah dengan Vina."
"Oh begitu, ceritanya. Jadi kamu sekarang sedang berjuang untuk orang banyak, jadi kamu harus semangat Reno. Perjuangan butuh pengorbanan Reno, kamu harus ikhlas dan menerimanya," ucap Runa menyemangati Reno sembari menepuk-nepuk punggung Reno.
"Tapi aku tidak mencintai Vina," keluh Reno.
"Kamu belum mengenalnya, mana mungkin kamu bisa mencintainya," tutur Runa.
"Ada pepatah mengatakan, tak kenal makanya tak sayang. Itu yang sedang terjadi dalam hidupmu saat ini. Kamu harus bisa menerima ini Reno, demi orang banyak. Kamu nggak usah terlalu memikirkan tentang pernikahanmu yang tidak membuatmu senang, biarkanlah semua berjalan seperti air mengalir," tutur Runa lagi.
Runa sangat mudah mengucapkan itu semua kepada Reno. Namun terasa sangat berat untuk melakukanya.
"Itu sangat mudah kau ucapkan Runa, tapi untuk menjalaninya itu sangat susah," keluh Reno
sukses
semangat
tetap semangat
like 3 episode terakhir playboy mengejar cinta y
baca karya ku juga yuk😍