Evereet Long , Generasi keempat . pemegang utama kekuasaan lini bisnis kelurga Long. Pria sombong dan berwatak dingin.
PROLOG :
Braak , pintu kamar mandi terbuka lebar, nampak pria tinggi tegap menatap celina dengan perasaan haus di kerongkongan, badannya bergetar seperti menahan sakit yang teramat dalam. Wajah putihnya memerah seperti sedang menahan sesuatu dengan keras
Pria itu mendekati Celina , menatapnya dan menariknya keluar dari bath up.
Celina Hua tercengang kaget.
"Maaf Tuan, aku salah aku hanya ingin beristirahat sebentar di bath up ini". Celina menjelaskan sambil mempertahankan tubuhnya agar tidak ditarik keluar.
Celina Hua tidak bisa mempertahankan tubuhnya. Tarikan pria itu benar-benar kuat, Tubuh Celina seakan terbang dibuatnya.
____________***********
Buat New Readers
Jangan lupa kasih Boom like yah, dan masukan ke List FaVorit kalian. Juga Vote dan beri Author bintang lima ^__^
Arigato- Terima kasih
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
RUMAH BARU
Keadaan Alex Hua semakin membaik. dalam beberapa minggu kedepan jadwal operasi sudah ditetapkan. Paman yue sudah mengatur tempat tinggal baru untuk Celina Hua.
Siang ini Paman Yue menjemput Celina Hua. Tuan Muda Evereet Long menempatkan Celina Di Villa Spring Mansion. Villa Terpisah dari keluarga Long.
"Ini tidak baik," gumam Celina dalam hati. Jarak Villa Spring Mansion ke Rumah Celina cukup jauh. Celina berfikir akan mencari rumah atau apartemen yang disewakan dekat sekitar villa. Agar Celina lebih mudah untuk menjenguk Ayah dan adiknya.
Paman Yue memberikan Celina Hua sebuah kartu. "ini dari Tuan Muda, harap nona menerimanya, jika nona ada keperluan untuk si bayi maka jangan sungkan menggunakannya."
"Untuk Pelayan akan datang dua hari sekali untuk bersih-bersih. Begitu juga dengan petugas taman. Selama disini Nona akan ditemani oleh koki dan petugas keamanan saja." Paman Yue menjelaskan.
"Baik, paman terima kasih."Hati Celina sangat senang tidak di kelilingi banyak orang artinya dia akan lebih mudah untuk menjenguk ayah dan adiknya. Begitu paman yue pergi, Celina bergegas keluar mencari rumah atau apartemen yang bisa disewakan untuk Ayahnya dan juga Jason.
Setelah berkeliling beberapa jam akhirnya Celina menemukan apartemen yang tepat untuk di tinggali. Celina Hua langsung membayar sewa untuk satu tahun penuh. Celina segera menelpon Ayahnya untuk bersiap-siap pindah. Celina beralasan jika Bosnya memindahkan dia bekerja di daerah ini.
Celina kembali ke Villa, merebahkan tubuhnya dan mengusap-usap perutnya. Tak perduli seberapa buruk perlakuan Evereet kepadanya, hal yang harus celina lakukan adalah bertahan untuk bayinya, Ayahnya dan Adiknya.
Celina semakin tenang setelah Ayah dan Adiknya pindah. Celina sengaja memilihkan apartemen yang tidak luas. Agar dia memiliki alasan untuk bisa tidak tinggal bersama mereka. Hari-hari Celina dilewati dengan tenang.
Karena mengandung anak Evereet Long maka Celina mengikuti pengaturan dari Evereet. Celina dilarang bekerja dan hanya fokus menjaga kehamilannya yang masih masuk dalam usia muda.
Paman Yue yang mengawasi jadwal Celina check up ke dokter kandungan. Dokter menyatakan kandungan Celina dalam keadaan baik. Beberapa minggu tinggal di Villa sekalipun Evereet belum pernah menemuinya. Tapi itu bukan masalah besar bagi Celina Hua.
Celina lebih menyukai moment bersama anaknya tanpa kehadiran Evereet. Celina membingkai hasil USG si bayi dan menaruhnya diatas meja. setiap Pagi Celina rutin mengajak si bayi yang ada di dalam kandungan untuk mengobrol sambil mengelus-elus perutnya.
Menyemangatinya untuk kelak menjadi anak yang kuat, penuh kasih, dan tak lupa celina selalu meminta maaf jika dia tidak akan ada bersamanya nanti .
Celina selalu mengulang-ulang perkataan bahwa dia sangat mencintainya, sangat-sangat mencintainya. Celina benar-benar ingin memanfaatkan waktu kehamilan sembilan bulan ini untuk memberikan kasih sayang penuh kepada anaknya.
Kelak jika sudah berpisah maka adalah sesuatu yang tidak mungkin lagi untuk bisa merasakan detak jantungnya dan berbicara dengannya sampai puas.
"Anak-ku, ibu benar-benar minta maaf." Celina mengelus perutnya sambil menahan air matanya agar tidak terjatuh. Hatinya terasa perih sampai mengerut tiap kali memikirkan bahwa dia akan berpisah dengan anaknya ini kelak.
"Berbahagialah, meski tanpa ibu di sisimu." Celina berucap tetap terus mengelus-elus perutnya yang belum terlihat membesar itu.
kalau yang lain panjaaaang lamaa mbulet aja ,ini Novel setiap bab nya asik untuk di baca ....sudah balik ke sewidak rolas Kali ni aku kak Nita.....🥰