NovelToon NovelToon
Cinta Atau Obsesi??

Cinta Atau Obsesi??

Status: sedang berlangsung
Genre:Obsesi / Teen School/College / Crazy Rich/Konglomerat / Mafia / Romansa / Nikah Kontrak
Popularitas:231
Nilai: 5
Nama Author: nhaya

Kanaya hidup dalam gelembung kaca keindahan yang dilindungi, merayakan tahun-tahun terakhir masa remajanya. Namun, di malam ulang tahunnya yang ke-18, gelembung itu pecah, dihancurkan oleh HUTANG GELAP AYAHNYA. Sebagai jaminan, Kanaya diserahkan. Dijual kepada iblis.Seorang Pangeran Mafia yang telah naik takhta. Dingin, cerdik, dan haus kekuasaan. Artama tidak mengenal cinta, hanya kepemilikan.Ia mengambil Kanaya,gadis yang sepuluh tahun lebih muda,bukan sebagai manusia, melainkan sebagai properti mewah untuk melunasi hutang ayahnya. Sebuah simbol, sebuah boneka, yang keberadaannya sepenuhnya dikendalikan.
​Kanaya diculik dan dipaksa tinggal di sangkar emas milik Artama. Di sana, ia dipaksa menelan kenyataan bahwa pemaksaan adalah bahasa sehari-hari. Artama mengikatnya, menguji batas ketahanannya, dan perlahan-lahan mematahkan semangatnya demi mendapatkan ketaatan absolut.
Bagaimana kelanjutannya??
Gas!!Baca...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nhaya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pelukan hangat

Di sudut lain penthouse,tepatnya dari balik sistem monitor yang tersembunyi dan jelas Kanaya tak mengetahuinya,Sofia memperhatikan seluruh adegan tersebut.Dari yang Kanaya yang sedang menggeledah hingga ekspresi yang berbinar-binar saat menemukan kulkas berisi cemilan dan es krim.Sofia tersenyum kecil dan menggeleng kecil,mencatat informasi.

Perhatian gadis ini sangat mudah teralihkan dengan makanan apalagi es krim.

Sofia pun segera mengambil ponselnya lalu menekan nomor Artama.

"Tuan.Nona sudah selesai melakukan 'tur' di penthouse.Dan sekarang dia sedang......".Ucapannya pun berhenti berniat agar Artama sendiri yang melihatnya.

"Sedang apa..?".Tanya Artama dari seberang telepon.Suaranya terdengar dingin dan datar,sepertinya masih tenggelam dalam dokumen pekerjaan nya.

" Dia sedang menontin film,Tuan.Sambil di temani...banyak cemilan.Sepertinya kulkas anda baru saja mengalami penjarahan damai.".Jawab Sofia berusaha menahan senyum.

"Hubungkan aku ke feed kamera ruang tengah sekarang.".

Sofia segera menjalankan perintah itu.Dalam hitungan detik,Artama menggeser dokumen tebal di mejanya,dan membuka aplikasi di iPad-nya.

Layar itu pun langsung menampilkan Kanaya yang bersandar nyaman di sofa besar,memeluk mangkuk es krim,matanya terpaku pada layar film yang menyala.Di sekitarnya,tersebar beberapa bungkus cemilan.

Artama yang sejak pagi tidak fokus bekerja karena terus memikirkan kesempatan langka yang kini terasa bodoh karena ia lewatkan,tiba-tiba merasakan ketegangan di dadanya perlahan mengendur.

​Melihat ekspresi polos Kanaya saat menikmati es krim, pipi nya yang sedikit menggembung karena mengunyah keripik, dan cara gadis itu sesekali tertawa kecil pada adegan di film, seolah tidak ada beban di dunia, membuat Artama akhirnya tersenyum tipis. Itu bukan senyum lebar, hanya lekukan kecil di sudut bibirnya.

​“Lihat dia, Sofia,” bisik Artama, suaranya kini melunak dan mengandung kehangatan yang jarang terdengar.

“Benar-benar...terlihat seperti anak kecil.”

​Namun, dalam bisikan itu terkandung rasa memiliki.Gadis yang sedang menonton film dengan santainya itu,adalah gadis miliknya.Dan tingkah lucu yang kekanak-kanakan itu, entah mengapa, terasa sangat memuaskan di mata si monster.

​Ia pun mengabaikan setumpuk pekerjaan yang menantinya. Untuk beberapa saat, Artama hanya membiarkan iPad itu menyala, mengawasi Kanaya, mengumpulkan kembali fokusnya melalui pemandangan damai yang disajikan oleh gadis itu.​

...----------------...

Waktu berlalu dengan cepat dan menunjukkan telah pukul 21.45.Ketika Artama akhirnya kembali ke penthouse.Pintu pun akhirnya terbuka,dan pemandangan pertama yang menyambutnya adalah kekacauan manis yang berada di ruang tengah.

Kanaya tertidur pulas di sofa panjang.Mangkuk es krim yang miring di sampingnya sudah kosong dan hampir kering.Beberapa bungkus cemilan yang terbuka dan ludes.Serta bantal sofa sudah berpindah posisi menjadi tumpuan kepala yang pastinya tidak nyaman.Gadis itu pasti kekenyangan dan kelelahan setelah menyelesaikan 'misi' pencarian informasi,dan tontonannya.

Sofia pun dengan gercep mematikan layar TV yang masih menampilkan beberapa cuplikan film lainnya.Bersamaan dengan Artama yang melonggarkan dasi di lehernya,lalu menyimpan jas di sandaran sofa sembari meletakkan iPadnya di sofa pula.

Tatapannya tertuju pada Kanaya,perpaduan antara sedikit kesal karena kekacauan ini dan gemas melihat pose tidur gadis itu.

Artama tiba-tiba menoleh ke Sofia yang berada di belakangnya.

"Sofia,angkat dia ke kamarnya.".Pinta Artama dengan suaranya yang rendah.

Sofia pun menjawab dengan hormat.".Maaf,Tuan.Saya wanita.Akan lebih baik jika anda yang melakukannya.".

Artama mengernyit.Sofia tahu betul,dalam kode etik Artama,kontak fisik tidak perlu dilakukan jika bisa didelegasikan.Tapi,Sofia hanya menahan senyumnya.Ia tahu betul jika Artama tidak akan membiarkan Kanaya tidur di sofa dengan posisi seperti itu.

Ia pun menghela nafas,Artama akhirnya berjongkok,berniat membangunkan gadisnya,tapi saat ia melihat betapa pulas nya tidur gadis itu,ia mengurung niatnya.Dengan perlahan,Artama menyelipkan tangan kokoknya di bawah lutut dan punggung Kanaya,mengangkat nya dengan posisi bridal.

Saat terangkat,kedua tangan Kanaya secara refleks melingkari leher Artama dengan,seolah mencari pegangan.Sentuhan Kanaya yang terasa hangat dan lembut itu membuat Artama sejenak terdiam.Meskipun wajah nya tetap datar,Artama merasakan sedikit semburat aneh di pipi nya,di tambah dengan jantungnya yang berdegup dengan kencang.

Sofia yang berdiri tak jauh dari sana,segera memalingkan wajah dan berpura-pura memeriksa jam tangannya,menahan senyum kemenangan melihat Artama yang terlihat sedikit salting.

Artama pun membawanya ke kamar Kanaya,tanpa di temani Sofia lagi.Ia membuka pintu kamar dengan satu tangannya dan berjalan menuju ranjang.Dengan hati-hati,berusaha menurunkan Kanaya perlahan di atas kasur.Namun,saat punggungnya menyentuh bantal,Kanaya malah mengeratkan lingkaran tangannya di leher si monster.

​Kanaya bergumam pelan seperti anak kucing yang terganggu tidurnya,menolak untuk melepaskan diri.Artama pun kini tertahan.Tubuhnya condong di atas Kanaya yang tersenyum.

​"Ha..ha..ha..aku akan menghabiskan es krim pria itu..".

Racau Kanaya membuat Artama si es beku itu mencair.

Artama pun membeku. Posisinya sangat rentan, tertahan oleh pelukan kuat Kanaya.Cahaya lembut dari lampu kamar itu pun menyoroti paras Kanaya, memperlihatkan bulu mata yang tebal dan sedikit lentik,kedua alis dengan garis rapi tapi tipis,dan kulitnya yang mulus. Artama bahkan menatap lama keindahan wajah yang kini sangat dekat dengannya, pandangannya perlahan turun, terpaku pada bibir ranum Kanaya yang sedikit terbuka.

S!4l!!!Artama!kau tidak boleh tertarik padanya!!.Batin Artama mengingat kan dirinya.

​Ia menelan ludah dengan susah payah melihatnya. Godaan itu begitu kuat, tetapi Artama berusaha keras mengendalikan diri. Ia pun perlahan berusaha lagi melepaskan lingkaran tangan Kanaya dari lehernya, mencoba menarik lengannya dengan hati-hati.

Tapi alih-alih terlepas, Kanaya justru semakin mengeratkan cengkeramannya. Lebih parahnya lagi, kaki Kanaya ikut terangkat dan melingkar kuat di pinggang Artama, mengunci pria itu sepenuhnya karena Kanaya sudah menggantung di tubuh Artama.S!4l!!!.Batin Artama.

​“Eskrim ku... jangan diambil...” racau Kanaya pelan dalam tidurnya tiba-tiba.

​Artama pun terkejut dan tidak bisa menahan senyum tipisnya. Ia membungkuk sedikit, berbisik pelan di telinga Kanaya dengan nadanya yang menggoda,

“Dasar rakus. Jadi ini yang membuatmu bersemangat?”.

Tapi hari ini Artama sungguh kelelahan di kantor.Ia tidak punya lagi energi untuk bergumul melepaskan diri dan beresiko membangunkan Kanaya,yang pasti akan berujung pada pertengkaran setelahnya.

Dan entah kenapa,rasa nyaman yang dipancarkan tubuh Kanaya yang hangat itu tiba-tiba terasa menarik.Lalu akhirnya, Artama pun menghela napas pasrah.Daripada bertarung, ia memutuskan untuk memutar tubuhnya sekaligus gadis itu sedikit, dan dengan perlahan, membiarkan tubuhnya ikut berbaring di samping Kanaya.

Saat tubuhnya mendarat, Kanaya otomatis bergerak lebih dekat, mengeratkan pelukannya seolah Artama adalah guling favoritnya.Artama kemudian tertegun.Rasa nyaman yang menjalar dari kontak fisik yang intim ini begitu asing,namun sangat menyenangkan.

Artama merasa terpaku,seolah ia tidak ingin melepaskan diri dari ikatan hangat ini.Perlahan ia mengangkat kedua tangannya dan menyelipkan satu tangannya ke leher gadis itu dan membalas pelukan hangat Kanaya.

Hidungnya pun kini mencium aroma manis Kanaya,perpaduan lembut antara sampo dan aroma tubuh gadis itu.Gaya tidur mereka pun menjadi terlihat sangat intim, Artama memeluk pinggang Kanaya, dan kepala gadis itu bersandar di bahunya.

Di luar kamar,Sofia yang sejak tadi mengintip dari celah pintu yang sedikit terbuka,memastikan bahwa tuannya tidak membutuhkan bantuan.Melihat seluruh adegan itu,Sofia tersenyum geli.Ia menutup pintu dengan sangat pelan,lalu terkekeh.Akhirnya setelah sekian lama,Artama mendapatkan waktu istirahat dan kenyamanan yang sesungguhnya.

Next....

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!