CEO paling disegani meninggal dan bangun di tubuh Anggun, putri yang sudah dilupakan semua orang.
Bagaimana bisa Anggun mendapatkan kerja sama dengan Alvin?
Dari mana kemampuan bahasa inggris,, oh, dia juga bisa bahasa arab?
Gawat!
Beberapa orang merasa terancam!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon To Raja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
20. Siapa yang dekat dengan pangeran arab
"Tolong jaga jarak," ucap sang pengawal dalam bahasa English dengan nada suara yang tegas dan tanpa sedikitpun celah bagi Berlin untuk membela diri, karena selain berbicara, pengawal itu juga sedikit mendorong Berlin ke samping membuat Berlin yang menggunakan high heels hampir saja terjatuh.
"Apa yang kau lakukan?!" Berlin menggerutu, "kau tidak tahu siapa aku?!" Bentak Berlin sambil menepuk pakaiannya yang sempat disentuh oleh sang pengawal.
"Tolong minggir!" Suara sang pengawal yang tegas kembali lagi terdengar membuat Berlin akhirnya sadar kalau percuma berbicara dengan pengawal yang tak tahu apa-apa.
Berlin kemudian melihat ke arah pangeran arab, "bisa hentikan pengawal anda?" Tanya Berlin berusaha menahan emosinya.
Tetapi yang mengejutkan ialah pangeran arab tersebut sama sekali tak menghiraukan Berlin dan hanya melangkah menuju sala satu meja yang terletak di dekat jendela.
Berlin terpaku atas kejadian itu, kenapa pria itu mengabaikannya?
Bukankah pangeran arab itu datang ke mari karena menerima pesan darinya?
Teman-teman Berlin yang menghampiri Berlin juga merasa heran.
"Kenapa dia mengabaikan mu?"
"Bukankah dia kemari karena kau memanggilnya?"
Mendengar pertanyaan teman-temannya, Berlin mengepal tangannya, "maaf, sebenarnya aku tidak memberi tahu dia kalau di sini ramai. Sepertinya dia melakukan itu karena tidak ingin kedekatan kami terekspos. Akulah yang salah," kata Berlin masih berusaha membela diri.
"Apa? Jadi dia.... Tapi sikapnya barusan itu sungguh keterlaluan! Bisa-bisanya dia membiarkan pengawalnya bersikap kurang ajar seperti itu."
"Iya, padahal dia bisa bicara baik-baik. Tapi sebegitu inginnya dia tidak menarik perhatian, bahkan dengan pemilik hotel tempat ia berada, dia sampai berbuat kasar begitu. Tapi apa alasannya dia tidak ingin orang-orang tahu kalau kalian dekat?" Tanya sala seorang teman Berlin yang merasa heran.
"Aku rasa itu karena--"
"Putri!" Tiba-tiba sang pangeran yang sedari tadi diam kini berseru ke arah Berlin dan teman-teman nya.
"Ada apa dengan?" Ucap sala seorang teman Berlin.
"Apa dia berubah pikiran? Ayo cepat pergi Berlin. Tidak masalah kalau dia tidak mau menemui kami, yang penting kau saja," kata salah seorang teman Berlin mendorong Berlin.
"Ah, iya, dia biasa memanggil putri," ucap Berlin akhirnya melangkah ke arah pangeran arab.
Saat itu juga pangeran Arab berdiri, berjalan ke arah Berlin.
"Wah, sungguh bikin iri," ucap salah seorang teman Berlin.
Tetapi detik kemudian ketika Berlin dan sang pangeran arab begitu dekat, saat Berlin hendak menyapa pangeran arab, pangeran arab malah melewati Berlin membuat Berlin terkejut.
Begitu Berlin berbalik melihat kemana arah perginya pangeran Arab itu, Berlin terdiam saat melihat di belakang teman-teman Berlin ternyata berdiri Anggun yang sedang memegang paper bag.
'Sial! Anggun sialan ini, bagaimana bisa dia di sini?' geram Berlin dalam hati.
"Putri!" Ucap sang pangeran Arab menghampiri Anggun.
"Halo paman putih," kata Anggun sambil tersenyum.
"Kau semakin cantik saja. Bagaimana kabarmu?" Tanya sang pangeran Arab dalam bahasa Indonesia.
"Baik, bahasa Indonesia paman semakin lancar saja," kata Anggun tersenyum.
"Tentu saja bahasa Indonesia harus lancar supaya kau tidak lagi berani mengejek, " ucap sang pangeran arab.
"Hehe," Anggun tertawa kecil lalu memiliki ke arah perempuan yang merupakan teman-teman Berlin yang tampak melongo melihat ke arah mereka.
Tak hanya itu saja, Berlin yang berdiri di tempatnya juga terlihat begitu pucat seperti baru saja tersambar petir.
"Ayo duduk," kata pangeran arab dijawab anggukan Anggun hingga mereka kemudian pergi menuju meja yang sebelumnya ditempati oleh pangeran arab.
"Apa yang terjadi?" Teman-teman Berlin kemudian tersadar setelah dua orang itu pergi.
"Kenapa pangeran arab malah dekat dengan Anggun, bukannya dengan Berlin?"
"Iya, pangeran arab juga tampak tidak mengenali Berlin, seperti... Hm,,, jangan-jangan berlian hanya mengarang cerita saja?"
Para perempuan itu menatap kearah Berlin hingga membuat Berlin merasa begitu kesal.
"Apa yang terjadi?" Salah seorang teman Berlin menghampiri Berlin dengan penuh rasa penasaran.
Berlin menatap kearah Anggun dan raja arab yang sedang menikmati kue yang dibawa oleh Anggun, dia benar-benar kesal atas apa yang baru saja terjadi.
"Aku rasa Anggun telah mempengaruhi pangeran arab untuk mempermalukan aku hari ini," ucap Berlin dengan penuh kesedihan membuat teman-teman Berlin terkejut.
"Benar-benar keterlaluan kalau dia melakukan itu. Sejak kembali dari luar negeri setelah mengabaikan ayahnya, sepertinya Anggun sudah banyak berubah. Apa jangan-jangan dia pergi keluar negeri untuk mempelajari sikap buruk seperti itu?"
"Saking tidak maunya dia kau saingi sampai melakukan hal-hal licik seperti itu. Bukankah kau harus menyadarkan pangeran arab tentang betapa liciknya dia? Kasihan sekali pangeran arab jika terus dibodohi oleh orang seperti Anggun."
"Iya, kau harus melakukannya Berlin."
Berlin tersenyum kecil, "tidak usah dipikirkan, kalian nikmatilah makanannya dulu, aku akan bicara dengan koki untuk menyiapkan makanan terbaik untuk kita semua," kata Berlin kemudian berlalu meninggalkan teman-temannya.
Seluruh teman-teman Berlin kembali ke meja mereka dengan mata masih sesekali mengawasi ke arah meja tempat pangeran arab bersama Anggun yang tampak sangat akrab berbincang-bincang.
"Dia bahkan tidak tahu berbahasa inggris apalagi berbahasa arab, tapi dia malah dengan begitu akrab nya dengan pangeran arab itu," komentar sala seorang teman Berlin.
"Ya, tapi bagaimanapun, kita tetap diri padanya. Tapi apa kalian benar-benar percaya apa yang dikatakan Berlin? Sekarang tiba-tiba aku merasa aku mulai meragukan nya, masakan pangeran arab tidak mau menunjukkan kedekatannya dengan Berlin di depan umum, tetapi malah menunjukkan kedekatannya dengan Anggun di depan umum?"
"Kalau dipikir-pikir omonganmu bener juga, jangan-jangan Berlin hanya mengarang cerita saja?"
"Mau membuktikannya?"
"Bagaimana caranya?"
Teman-teman Berlin bercakap-cakap hingga akhirnya mereka memutuskan untuk membuktikan apakah omongan Berlin itu benar atau tidak dengan sebuah cara.
Sementara dari mejanya, Anggun yang akrab dengan pangeran Arab sesekali melirik ke arah teman-teman Berlin.
'Hari ini aku akan mengacaukan lingkungan pertemanan Berlin supaya kelak ketika Anggun dan ibunya membutuhkan pertolongan, semua teman-temannya akan mengabaikan mereka,' ucap Anggun dalam hati.
### kalo cepat2, novel ini akan tamat di bab 10, otor jadi ngk dapat komisi deh... Tolong tonton iklan untuk mendukung otor ya....