Rossa memeiliki suami yang selalu berpihak kepada keluarganya karena dia satu-satunya lelaki dalam keluarganya
Dirinya selalu merasa tersisihkan manakala ipar dan mertuanya selalu berusaha memonopoli suaminya dari segala sisi baik keuangan maupun perhatian,
Dia beruntung dibalik sikap mertua dan ipar bak Seorang madu untuknya, suaminya akhirnya sadar dengan semua perbuatannya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ummu Umar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 8
Fatan menatap sendu istrinya, di tahu luka istrinya terlalu dalam sehingga sangat sulit untuk memaafkannya.
"Jangan yah, aku janji akan bersikap adil padamu kedepannya, maafkan aku atas segala kesalahanku, tolong berikan aku kesempatan untuk membuktikan semuanya".
Dia menatap istrinya dengan tatapan memohon, dia sudah tidak tahu bagaimana cara meluluhkan hati istrinya ini.
"Tapi aku sudah lelah dengan semua perlakuan ini, anakku juga menjadi korban, tidak cukupkah kalian mengorbankan aku?? ".
Airmata itu mengalir tanpa dia sadari, hatinya betul-betul sakit mengetahui anaknya juga mendapatkan hal yang tidak baik dari keluarga suaminya selama ini.
"Maafkan aku yah". Fatan menghapus air mata yang terus mengalir dipelupuk mata istrinya.
Dia merasa gagal menjadi suami maupun lelaki karena selalu berada di pihak ibunya hanya karena dirinya takut menjadi anak durhaka.
"Beri aku kesempatan sekali lagi, jika aku melakukannya, aku tidak akan melarang mu untuk melakukan apapun yang kau inginkan termasuk meninggalkanku, aku tidak berjanji tapi akan ku buktikan".
"Mau yah, kasihan anak-anak kalau kita berpisah seperti ini".
Rani yang melihat kedua orangtuanya seperti itu pun akhirnya mengeluarkan suaranya.
"Biarkan ayah mencobanya bu, berikan ayah kesempatan untuk berubah, kita akan meninggal dia seperti yang ayah katakan sendiri, bukankah setiap orang berhak mendapatkan kesempatan kedua??".
Keduanya menoleh pada sang anak, Fatan menghampiri sang anak dan menciumi semua wajah anaknya dengan sayang, dia akan bersikap adil dari sekarang.
"Terima kasih nak, maafin ayah atas sikap ayah selama ini sama kamu, ayah akan berusaha menjadi ayah dan suami yang baik untuk kalian, tegur ayah kalau salah yah nak".
Rani mengangguk kemudian membalas pelukan hangat ayahnya yang selama ini dia begitu rindukan, selama ini ayahnya tidak pernah ada untuknya dan sekarang ayahnya sudah berusaha berubah dan dia sangat senang.
Rossa hanya bisa menangis melihat pemandangan di depan nya itu, dia tidak mau egois, melihat kebahagiaan anaknya, dia berusaha mengurungkan niatnya untuk berpisah dari suaminya, anaknya benar, mungkin dengan memberi suaminya kesempatan semuanya akan baik-baik saja.
"Yah sudah, aku harus kembali ke toko, pekerjaan disana sangat banyak dan sedang ada masalah, tidak apa kan jika aku tinggal dulu, nanti aku akan pulang sedikit larut, jika masalahnya sudah selesai besok kita jalan-jalan karena libur, bagaimana?? ".
Wajah keduanya yang tadinya ditekuk kini berubah jadi binar bahagia, mereka sudah lama tidak berlibur karena Fatan selalu mendahulukan keluarganya.
"Benar ayah, kita akan liburan?? ". Tanya Rani dengan girang.
"Ayah selesaikan masalah di toko dulu yah, jika besok selesai kita jalan-jalan, tidak apa kan?? ".
Keduanya mengangguk senang, Fatan menghela nafas, ternyata tidak perlu memberikan banyak uang dan kemewahan , bahkan hanya sekedar jalan-jalan saja mereka sudah sangat senang.
"Ya sudah ayah pergi dulu".
Keduanya mengangguk membiarkan Fatan pergi dari hadapan mereka, Rossa pun kembali menidurkan anaknya dan masuk mengurus anak bungsunya.
Keesokan harinya Fatan memenuhi janjinya mengajak anak dan istrinya ber jalan-jalan untuk makan diluar dan bermain di taman bermain, walau masalah di tokonya belum kelar, dia tidak mau mengecewakan sang anak.
Setelah puas berkeliling dan lelah, Fatan kembali mengajak mereka pulang kembali kerumah dan dia akan kembali ke toko untuk mengurus masalahnya.
Saat suaminya sudah pergi Rossa pun mengurus rumah seperti biasanya, dia bersyukur dia anaknya ini enteng dan tidak rewel, Rani sebagai kakak sangat menjaga adiknya dengan baik.
Dia sengaja tidak menyebarkan foto kenangannya bersama keluarga kecilnya hari ini, dia takut kalau mertua dan keluarga suaminya mencari gara-gara dengannya karena suaminya membawa mereka jalan-jalan.
Baru juga dia duduk dan menemani anaknya bermain, mertua dan iparnya datang membuat masalah dengannya.
"Apa yang kau lakukan ha?, kau mau menghabiskan uang anakku dengan mengajaknya pergi ke taman bermain seperti itu??". Hardik Ratih dengan suara tinggi.
Rossa menghela nafasnya, dia berusaha untuk tidak meninggikan suaranya apalagi kurang ajar pada mertuanya.
"Maaf bu, mas Fatan sendiri yang mengajak kami, lagian kami belum pernah diajak jalan-jalan jadi wajar kan kalau mas Fatan melakukannya".
" Tapi itu uang anakku, kau tidak berhak sama sekali, dia bahkan mengurangi jatah bulanan ibu, itu artinya kamu yang melakukannya kan??".
Dia malas berdebat dengan mertuanya, dia mengambil handphone nya kemudian menelpon sang suami dan mengeraskan suaranya agar mereka semua mendengar nya
"Hallo dek, kok kamu menelpon mas, ada apa?? ". Tanyanya dengan khawatir.
"Maaf mas aku menelpon dan mengganggu mas, disini ada ibu dan kak Farah datang marah-marah padaku gara-gara kamu membawa kami semua ber jalan-jalan hari ini".
Keduanya terkejut mendengar suara Fatan dari handphone, mereka tidak menyangka jika Rossa langsung mengadukan perbuatan mereka kepada Fatan.
"Ya sudah biarkan ibu mendengar perkataan aku yah, kamu keraskan saja suaranya biar aku yang bicara sama ibu,
Dia harus segera menutup telponnya karena pekerjaannya sangat banyak tapi dia harus memberi ibunya ketegasan.
"Maaf bu, kami pergi jalan-jalan dengan jatah bulanan rumah tangga kami bu, jadi tidak ada hubungannya dengan jatah bulanan ibu yang dipotong".
"Tidak mungkin Fatan, kamu jangan berusaha membohongi ibu, pergi jalan-jalan seperti itu menguras uang, dan ibu tahu kalau bulanan Rossa lebih kecil dari ibu, itu tidak mungkin".
"Itu menggunakan sebagian simpanan dan tabungan Rossa bu, tolong jangan mengganggu istriku lagi, biarkan dia mengaturnya kan ibu sudah aku berikan jatah tersendiri, jadi gunakan itu saja".
"Tapi itu tidak cukup Fatan". Kesalnya kepada sang anak.
"Maaf bu, hanya itu kemampuanku untuk bulan ini, terserah ibu, jika ibu tidak bisa menerimanya, jika aku tahu ibu kembali mengambil uang istriku, aku tidak akan mengirimi uang bulanan untuk ibu lagi". Ancamnya.
Dia harus memberi ketegasan pada ibunya jika tidak ibunya akan semakin menindas istrinya dirumah dan dia tidak ada untuk membelanya.
"Kamu mengancam ibu Fatan?? ". Ningsih sang ibu kini meradang.
Dia tidak terima anak yang biasa menurut kini mulai membangkang dan juga mengancamnya.
"Aku hanya ingin bersikap adil bu, bukan hanya jatah bulanan ibu yang berkurang tapi punya istriku juga, aku tidak mungkin mengurangi jatah ibu kalau memang usahaku sedang bagus". Ucapnya dengan memelas.
Dia berharap ibunya akan luluh jika dia memberikan pengertian tapi sekali lagi dia salah karena ibunya langsung mematikan telponnya.
Dia hanya bisa menarik nafasnya dalam-dalam, dia tahu jika ibunya pasti marah setelah ini, dia berharap istrinya bisa menghadapi ibunya.
Dia segera mengirim pesan kepada sang istri agar istrinya itu tidak memberi uang kepada ibunya, karena jatah bulanannya memang kurang.
"Jangan dikasih uangnya sama ibu dek, bilang kalau aku akan marah jika ibu masih memaksa kamu untuk memberikannya".
sekarang sudah tau kan tindak tanduk kakak & ibumu... kasih ketegasan dong fatan. jangan menyudutkan rossa apalagi rani sering sekali di bully oleh keponakanmu... jangan buat mereka makin tertindas harusnya kamu bisa melindunginya...