ANAK KEMBAR RATU MAFIA KEJAM

Sesuai kesepakatan, Wisnu langsung memberitahukan kepada Bagas bahwa anaknya bersedia menikah denga Gibran. Bagas langsung memberitahukan kepada Gibran kabar tersebut, Gibran langsung menugaskan Bagas untuk menyiapkan keperluan untuk pernikahan karena pernikahannya akan dilaksanakan di apartemen milik Gibran.

Wisnu dan Thea suah tiba di apartemen, Thea langsung di dandani oleh MUA yang di utus oleh Bagas. Setangah jam kemudian, Gibran dan Bagas datang di apartemannya. Wisnu langsung berdiri, menyambut kedatangan mereka.

“Perkenalkan ini pak Wisnu tuan” Ucap Bagas, Gibran hanya mengangguk

“Pa Wisnu perkenalkan ini tuan Gibran Alverik” Lanjut Bagas

Mendengar pernyataan itu membuat Wisnu kaget, kalau laki-laki tampan yang ada di depannya itu yang akan menikahi anaknya.

“Ternyata pak Gibran masih muda dan tampan, kalau tagu begini lebih baik untuk anakku Rinka saja dari pada untuk anak sial4n ini” Ucap Wisnu dalam hati

“Salam kenal pak Gibran, suatu kehormatan bagi saya bisa mengenal anda” Ujar Wisnu

“Bagaimana apakah sudah siap ? Karena saya tidak bisa berlama-lama” Tanya Gibran

“Sudah pak, sebentar saya panggilkan mereka” Jawab Wisnu

Wisnu lalu meninggalkan ruangn tersebut, tidak lama kemudian Thea datang yang didampingi oleh perias pengantinnya.

“Ternyata cantik banget ni cewek” Ucap Gibran dalam hati

“Silahkan duduk nona Thea” Ujar Bagas sedangkan Thea hanya mengangguk dna langsung duduk dengan Gibran

“Bagaimana tuan ? Apa sudah bisa di mulai ?” Tanya Penghulu

“Sudah pak, silahkan” Jawab Gibran

Acara akad nikah pun di mulai dengan Wisnu sebagai wali Thea, acara berjalan dengan lancar hingga terdengar kata sah dari saksi nikah kedua belah pihak. Dengan perlahan Thea menghadap ke arah suaminya dan mencium tangan suaminya, Gibran membiarkan tangannya di sentuh oleh istrinya itu walau pun sebenarnya dia sangat jijik karena baginya Thea tidak lebih dari perempuan matre yang rela merendahkan dirinya sendiri untuk menjadi pelunas hutang keluarganya.

*****

Setelah acara selesai, penghulu dna saksi pergi meninggalkan apartemen Gibran hingga mengisakkan Gibra, Thea, Bagas dan Wisnu.

“Acara sudah selesai pak Wisnu, untuk itu hutang anda saya anggap lunas dna anda bisa pergi sekarang” Ucap Gibaran mendenagr itu membuat Wisnu tersenyum bahagia

“Baiklah tuan, saya permisi pulang. Thea, kamu harus ingat jadilah istri yang baik dna penurut apa yang dikatakan oleh suami kamu” Ucap Wisnu, Thea hanya mengangguk sebagai jawabannya karana dia snagat malas menghadapi ayahnya yang egois dan tidak tahu diri.

Tapi sebelum Wisnu benar-benar pergi, Thea memeluk Wisnu dan membisikkan sesuatu di telinganya.

“Kamu harus ingat perjanjian kita, tuan Wisnu” Ucap Thea dengan nada dingin

Wisnu sontak menelan savalinya dengan kasar mendengar itu, setelah itu Wisnu benar-benar pergi dan Thea kembali berjalan kearah suaminya.

“Sepertinya kamu sangat menyayangi papamu itu” Ucap Gibran dengan nada sinis

“Hem” Jawab Thea sambil mengangguk singkat

“Baik tuan, kalau begitu saya juga permisi” Ucap Bagas dan langsung pergi meninggalkan keduanya.

Gibran langsung menarik tangan Thea dengan kasar dan mendorongnya ke dinding, hingga Thea merasakan Pundak sebelah kanannya sakit karena terbentur dengan cukup keras.

“Apak amu bahagia bisa menikahi ku ? HAH ?!” Tanya Gibran sambil memegang dagu Thea dengan keras membuat dagunya memerah

“Apa maksud kamu mas ?” Tanya Thea pura-pura tidak mengerti

“Mas ? Jangan pernah kamu panggil aku dengan sebutan itu, aku tidak sudi kamu penggil aku dengan sebutan itu” Jawab Gibran

“Ba-ik tu-an” Ucap Thea dengan air mata yang terus mengalir membasahi pipinya

“Hentikan tangismu, j4lang” Ujar Gibran lalu mendorong Thea hingga terjatuh ke lantai

Gibran langsung pergi meninggalkan apartemennya, setelah Gibran pergi Thea bangkit dan menyeka air matanya dengan kasar.

“Baik tuan Gibran yang terhormat, terima kasih atas salam perkenalan kita” Ucap Thea lalu menghubungi seseorang

“Selamat malam queen, ada yang bisa saya bantu ?” Ucap Alvin

“Kamu bikin Gibran Alverik kecelakaan, karena sudah berani bermain-main denganku” Titah Thea dengan suara seramnya

“Baik queen, laksanakan” Jawab Alvin

Thea langsung mematikan sambungan telponnya, dan duduk di sudut tepat tidurnya.

“Wajah tampanmu tak sebaik hatimu Gibran, kamu sangat berbeda dengan orang tuamu” Ucap Thea lalu memejamkan matanya

*****

Di tempat lain, Gibran sedang ke tempat Rania sang kekasih untuk menghilangkan rasa amarahnya. Tapi sayangnya, sang kekasih sedang tidka ada di apartemennya yang dia berikan padanya.

“Kemana Rania ? dihubungi juga tidak diangkat” Ucap Gibran kesal

Karena kesal tidak ada jawaban dari kekasihnya, Gibran memutuskan pulang dengan kecepatan tinggi hingga di persimpangan jalan mendadak ada truk yang melintas. Gibran langusng banting setir hingga menabrak pembatas jalan, baruntungnya dia masih sempat keluar dari mobil sebelum mobil tersebut terjun bebas ke jurang.

Gibran langsung menghubungi Bagas, setelah Bagas sampai di TKP langsung membawa Gibran ke rumah sakit terdekat. Gibran langsung ditangani oleh pihak rumah sakit, dan beruntung dia hanya mengalami cidera ringa pada kakiya dna juga pada bagian kepalanya. Gibran langsung meminta untuk langsung pulang ke apartemennya, karena dia malas ke rumah orang tuanya yang terus membahas perihal jodoh karena tidak menyukai Rania.

“Tuan kenapa anda tidak pulang saja ke apartemen anda ? Kan sekarang anda sudah ada nona Thea yang bisa mengurus anda” Ucap Bagas

“Tidak, gara-gara dia aku kecelakaan seperti ini. Dia pasti sudah mendoakan aku yang tidak-tidak, karena aku mneyiksanya tadi siang” Jawab Gibran

“Apa ?, anda menyiksa nona Thea ?. Memangnya dia melakukan kesalahan apa hingga tuan menyiksanya ?” Tanya Bagas

“Aku hanya kesal dan jijik melihatnya karena dia wanita matre, dia menyetujui pernikahan kami pasti karena dia tahu kalau aku orang kaya” Jawab Gibran

“Ku rasa tidak mungkin nona Thea seperti itu tuan, dia pasti di paksa oleh pak Wisnu” Ucap Bagas

“Sudahlah tidak usah kamu sebut lagi namanya, bikin kepala aku pusing saja” Jawab Gibran sednagkan Bagas hanya mengangguk saja

“Apa kamu tahu dimana Rania ? Di apartemannya dia tidak ada, di hubungi juga tidak bisa” Tanya Gibran

“Saya tidak tahu tuan, apa perlu say acari tahu ?” Ucap Bagas karena dengan senang hati dia akan membongkar kedok kekasih bosnya itu

“Tidak perlu, biarkan saja” Jawab Gibran

“Sekarang kamu istirahat saja, pasti kamu capek seharian terus bekerja. Tenang, bonus kamu akan aku transfer nanti” Titah Gibran

“Terima kasih tuan, kalau begitu saya permisi dulu” Jawab Bagas

*****

Sedangkan di tempat lain, Rania sedang berlibur bersama teman-temanya. Dia sengaja tidka memberitahu Gibran, karena dia tahu Gibran tidak akan mengizinkannya.

“Kenapa kamu tidak bilang saja kepada Gibran, kalau kita di Bali ?” Tanya Sania teman Rania

“Dia tidak akan mengizinkan aku pergi, dia sangat posesiv banget sama aku” Jawab Rania

“Kenapa kamu mengkhianati dia Ran ? Padalah kamu tahu dia cinta mati sama kamu ?” Tanya Sania

“Aku sebenarnya Sudah tidak cinta lagi sama Gibran, aku masih bersamanya karena hartanya saja. karena aku mencintai Satria” Jawab Rania

“Satria pesaingnya Gibran di perusahaan ? gila kamu Ran, cari mati kamu” Ucap Sania

“Ya makanya kamu harus jaga rahasia aku dong, jangan sampai Gibran tahu soal itu. Apalagi saat aku tahu kedua orang tuanya sangat tidak menyukai aku, itu juga membuat aku tidak suka” Jawab Rania

“Jadi maksud kamu datang ke isni karena sengaja ingin bersama Satria ?” Tanya Sania

“Iya, apalagi dulu waktu SMA Satrialah yang sudah merenggut keperawan*nku. Kami sama-sama mabuk waktu itu dan aku sempat hamil, tapi aku menggugurkannya karena takut ketahuan sama papa, mama dan juga Gibran” Jawab Rania

“Apak amu juga pernah berhubungan dengan Gibran ?” Tanya Sania

“Tidak pernah, sampai detik ini hubungan kami tidak sampai sejauh itu. Itu juga yang membuat aku bosan dengannya, bed ajika bertemu dengan Satria, kita akan berci*ta sampai puas” Jawab Rania mmebuat temannya geleng-geleng kepala

“Sudahlah aku mau menghubungi Gibran dulu, ingat kalian jangan bilang apa-apa” lanjut Rania

Lalu dengan mengotak-ngatik handphonenya menghubungi Gibran, setelah diangkat.

“Hallo sayang, maaf tadi handphone aku lowbet. Makanya aku gak tahu kamu menghubungi aku” Ucap Rania dengan suara manja

“Tidak apa-apa sayang, sekarang kamu dimana ?. Aku cari kamu ke apartemen kamu tidak ada” Tanya Gibran

“Aku nginap di rumah Sania, karena orang tuanya lagi pergi ke London” Jawab Rania berbohong

“Oh begitu ya, yang sudah sayang hati-hati disananya. Salam buat Sania” Ucap Gibran lalu mematikkan telpnnya

Setelah telponnya benar-benar mati, Rania langsung tertawa puas.

“Bagaimana mudahnya aku mengelabuinya ?” Tanya Rania

Mereka pun mengangguk

“Aku ke kamar mandi dulu, siaps-siap mau bersenang-senang” Ucap Rania

Rania pun pergi meninggalkan keduanya, tapi mereka tidak menyadari kalau ada orang yang merekam percakapan mereka dua.

“Queen pasti senang dengan informasi ini, lebih baik aku pergi dna mengirimkan informasi ini” Ucap Alvin lalu mengirimkan rekaman tersebut kepada Thea

*****

Di apartemen Gibran, Thea yang terbangun dari tidurnya karena ada notifikasi di hpnya. Thea langsung membukanya dan dia berteriak puas,dari hasil kerja Alvin lalu Thea langsung mengirimkan bonus untuk Alvin.

Di rumah keluarga Gibran, Bagas menemui Saga.

“Tuan bagaimana dengan nona Thea ? Dua pasti kelaparan karena terkurung di apartemen itu, di sana belum ada lemari es. Apa tuan tidak memberi tahu nomor pin pada nona Thea ?” Tanya Bagas

“Tidak biarkan saja dia kelaparan, dia tidak akan mati seharian tidak makan” Jawab Gibran santai membuat Bagas membelalakkan matanya

“Kamu serius, astaga Gibran. Dia itu wanita lemah, bukan prajurit yang siap tempur” Ucap Bagas dengan mode sahabat Gibran

“Eh tunggu, kenapa kamu jadi khawatir begitu sama dia ? Jangan-jangan kamu suka sama wanita matre itu ?” Tanya Gibran

“Astaga ucapan kamu keterlaluan banget, aku tidak mungkin menyukai istri sahabatku sendiri kecuali kamu akan membuangnya. Lagian siapa yang tidak suka sama Thea ? dia sangat cantik, manis dan baik lagu” Jawab Bagas

“Awas kamu kalau macam-macam, akan aku buang kamu ke laut” Ancam Gibran

“Buang ke laut asmara maksudnya ?” Tanya Bagas sambil mengedipkan matanya

“Sudah sana, kamu urus wanita itu. Tapi awas jangan macam-macam” Jawab Gibran

“Baiklah, kalau begitu saya pergi dulu bos” Ucap Bagas langsung berlari meninggalkan Gibran sebelum sepatunya melayang ke mukanya