Kevin terbangun dari komanya ketika seorang iblis merasuki tubuhnya dan melenyapkan jiwanya.
bersikap layaknya iblis yang hendak menghancurkan dunia, namun tidak bisa membunuh satu manusia pun.
Ria masih belum sanggup kehilangan satu-satunya orang yang menjadi alasan untuknya bertahan sampai detik ini juga. Tidak, Ria tidak bisa, setelah orang tuanya meninggal 5 tahun yang lalu, Kevin lah satu-satunya orang yang terus mendampingi dan menyemangatinya untuk terus bertahan. dan kehilangannya adalah sebuah mimpi buruk paling mengerikan yang pernah Ria alami.
Sanggupkah Ria bertahan dengan kepingan dihatinya? lalu apa sebenarnya motif sang iblis? akankah Kevin bisa hidup kembali dalam raganya yang perlahan hancur?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sofiatun anjani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8
"Makasih ya Rama udah anterin gue pulang lagi" ucap Ria setelah turun dari motor dan memberikan helmnya pada Rama.
"Sama-sama, lain kali kalo lo butuh boncengan lagi, gue selalu siap anter jemput lo kok" ucap Rama sambil memberi hormat ala prajurit pada Ria yang tertawa karenanya.
"Nah gitu dong… ketawa jangan cemberut terus" ujarnya senang melihat tawa Ria. Hampir saja Rama refleks mengangkat tangannya hendak mengusap kepala Ria, saat Rama sadar dengan apa yang tak seharusnya ia lakukan, ia pun perlahan menurunkan tangannya sebelum Ria menyadarinya.
"Terimakasih ya buat hari ini, gue jadi mulai bisa nerima hujan, walaupun… gue tetep takut petir sih" ucap Ria jujur.
"Anggap aja petir itu teriakan hujan, kayak teriakan lo tadi gue sempet kaget lo tiba-tiba teriak tanpa aba-aba, tapi nggak seburuk itu kedengarannya. Teriak aja kalo ada petir, tunjukin kalo teriakan lo lebih besar dari teriakan hujan" ujar Rama memberi usul
Ria pun tertawa karenanya mendengar usul dari Rama yang terdengar lucu baginya. melihat hal itu Rama pun juga ikut tertawa. Rasanya Rama tidak ingin waktu ini berakhir dengan cepat ia benar-benar ingin merasakan hal seperti ini setiap saat, tertawa lepas seakan beban di pundaknya hilang walau untuk sesaat, Rama benar-benar bersyukur karenanya.
"Ya udah, sana masuk ntar masuk angin lagi"
"Ya… gue bener-bener basah kuyup sekarang" ucap Ria melihat dirinya sendiri yang sudah basah kuyup karena hujan hujanan tadi.
"Lo juga basah kuyup Rama" Ria memperhatikan Rama yang juga sama basahnya seperti dirinya.
"Gue udah biasa hujan-hujanan, sana gih masuk, keburu masuk angin nanti"
"Oke, hati-hati di jalan ya…! dah!!"
Ria pun berbalik dan masuk ke dalam rumahnya. sementara itu Rama yang masih duduk di atas motornya menatap tajam Rumah Ria, atau lebih tepatnya seseorang yang ada di dalam sana yang juga tengah menatapnya di balik gorden jendela
"Seandainya gue langsung membunuhnya waktu itu juga, semua ini nggak bakal terjadi, lo udah bikin banyak luka di hati manusia tak berdosa iblis terkutuk, gue pastiin lo nggak bakal hidup tenang di dunia ini"
***
Setelah selesai mandi dan ganti baju Ria pun memasak makan malam untuk dirinya dan… Kevin, bukan, tapi iblis bernama Aron yang ada di dalam tubuh Kevin. sejak kejadian di gang sempit itu iblis itu menceritakan semua awal kejadian yang membuatnya masuk ke dalam tubuh Kevin saat kejadian di rumah sakit yang juga ternyata adalah ulahnya, dia mengungkapkan bahwa nama aslinya adalah Aron, iblis yang dikirim untuk menghancurkan bumi.
Walaupun terlihat sulit dipercaya, tapi Ria perlahan mulai percaya dengan iblis itu, setelah dia dengan mudahnya membunuh seekor anjing yang tak salah apapun hanya dengan satu tangan. Benar-benar iblis yang kejam dan tak berperasaan.
Makan malam, tak ada percakapan sama sekali hanya terdengar denting sendok dan piring yang saling beradu. Setiap kali Ria melihat wajah laki-laki yang ada di depannya itu, Ria selalu berdoa kalau semua ini hanyalah mimpi buruk dan semua akan baik-baik saja setelah dia bangun. Namun, kenyataannya mimpi itu hanya ada dalam angannya saja.
"M… Aron…" panggil Ria menatap Aron yang masih sibuk dengan makanannya, sama sekali tidak merespon panggilan Ria.
"Apa gue boleh nanya sesuatu?" tanya Ria hati-hati.
"Asalkan itu bukan pertanyaan yang sama berulang kali" Aron memberi pengecualian sambil menatap tajam dan menunjuk Ria dengan sendok di tangannya.
"Nggak, gue nggak bakal ngulang pertanyaan yang sama lagi, gue… cuman mau nanya tentang… alasan lo mau ngehancurin bumi" Mendengar hal itu Aron pun menghentikan makannya dan meletakkan sendok di tangannya di atas piring yang hampir habis, lalu menghabiskan makanan yang ada di mulutnya dengan segelas air.
"Sepertinya kau sudah percaya dengan ucapanku itu ya" ucap Aron tersenyum sinis menanggapi pertanyaan Ria.
"Memang kenapa kalau aku ingin menghancurkan dunia ini, apa kau punya masalah dengan itu?" tanya Aron sinis sambil bersandar pada punggung kursi dan mengangkat wajahnya sambil tersenyum puas.
Ria pun sedikit terpancing emosi dengan pertanyaan Aron yang cukup menyinggungnya.
"Bukankah kau juga benci dengan dunia ini?" Aron sedikit menundukkan wajahnya sambil menatap tajam pada Ria.
"Dunia yang tak jauh berbeda dengan neraka, dimana manusia hidup dengan belati di belakang punggung mereka"
"Apa lo punya masalah dengan hal itu?" Ria balik bertanya sambil berusaha menenangkan dirinya agar tidak terpancing olehnya.
Mendapat pertanyaan balik dari Ria, Aron tak merespon sama sekali dan masih menatap tajam padanya.
"Yah… bukankah itu menyenangkan? melihat dunia ini hancur dengan mayat-mayat manusia yang tergenangi darahnya sendiri" ucapnya sambil tersenyum puas membayangkan apa yang ia ucapkan benar-benar terjadi.
Ria pun semakin muak melihat wajah angkuh Aron yang kini berubah jadi lebih gelap dengan bola mata yang berwarna merah menyala seperti bulan merah di tengah malam. Dan hal itu cukup untuk membuatnya sedikit ketakutan.
"Apa susahnya sih jawab pertanyaan gue! lo bahkan nggak berhak menyimpulkan tentang dunia ini. lo itu bukan manusia dan hanya iblis yang haus kekuasaan!" ujar Ria sedikit menaikkan nada suaranya "kalian iblis hanya menginginkan kekuatan nggak peduli dengan apa yang mereka lakukan demi ambisi mereka!" lanjutnya meluapkan semua emosinya.
PRANG!!
Tiba-tiba vas bunga yang ada di tengah-tengah meja makan pun pecah berhamburan, Ria yang hampir terkena pecahannya pun benar-benar terkejut dan ketakutan sampai tubuhnya sedikit bergetar.
Sementara Aron yang merupakan dalang dari pecahnya vas bunga itu bangkit berdiri dengan tatapan tajam yang tak lepas dari Ria.
"Kau bahkan lebih tidak berhak mengatakan hal itu padaku" ucapnya sebelum akhirnya pergi ke kamarnya dan membanting pintu membuat Ria kembali berjingkrak kaget untuk yang kedua kalinya.
***
Terlahir sebagai anak dari raja iblis, berbeda dengan kelima kakak laki-laki yang terpaut jauh darinya, Aron terlahir dengan tubuh yang lemah, dan oleh karena itu raja iblis yang adalah ayahnya sendiri tidak pernah memperdulikannya dan lebih sayang dengan kakak-kakaknya yang sudah tentu bisa mewarisi kekuatan tanpa batas yang selama ini diwariskan turun-temurun dari generasi ke generasi.
"Aron, apa anda ingin jadi lebih kuat?"
Aron yang masih kecil menatap laki-laki besar di depannya
"Ya tentu saja! aku ingin jadi kuat sepertimu!" Aron menjawab dengan antusias membuat laki-laki yang ada di depannya itu tertawa lepas karenanya.
"Bukankah raja iblis lebih kuat dari saya? kenapa anda tidak ingin jadi seperti raja iblis?"
Demi mendengar hal itu Aron kecil pun menunduk dengan tangan yang terkepal kuat "aku tidak mau seperti dia…" ucapnya menahan sakit di dadanya setiap kali teringat dengan sosok yang sangat disegani oleh semua iblis di dunia ini.
"Paman, apa aku bisa jadi lebih kuat?" tanya Aron dengan suara lirih.
"Tentu saja anda bisa" jawabnya sambil mengelus puncak kepala Aron dengan lembut.
"Tapi aku benci tubuh ini, mengeluarkan satu sihir saja aku langsung pingsan, aku juga ingin jadi kuat seperti paman, apa itu mustahil?" ucap Aron semakin menunduk dalam tak bisa lagi menyembunyikan matanya yang memanas.
Mendengar isakan Aron yang masih berusaha untuk tidak menangis, laki-laki dengan tubuh besar itu pun langsung memeluk tubuh kecil Aron berharap bisa jadi tempat ternyaman untuknya menangis.
Hingga takdir datang tanpa diduga-duga, bahkan melebihi dari apa yang terpikirkan, kakak pertamanya yang seharusnya jadi pewaris tahta ditemukan tak bernyawa di kamarnya tanpa diketahui penyebab kematiannya, dan di minggu yang sama kakak keduanya ikut menyusul juga tanpa ada yang tahu penyebab kematiannya. Belum selesai sampai disitu kakak ketiga dan keempat meninggal 2 minggu setelahnya lagi-lagi tidak diketahui penyebabnya.
Dan semua itu terjadi saat setelah kejadian tak terduga yang menimpa Aron yang melihat dengan mata kepalanya sendiri paman yang ia sayangi meninggal dengan luka besar di sekujur tubuhnya, Aron menangis keras dan setelahnya ia tidak bisa ingat apapun.
Dan ketika ia bangun, ia justru mendapatkan segel kekuatan iblis legendaris yang hanya muncul seratus tahun sekali, membuat heboh seluruh negeri atas bangkitnya kekuatan sejati sang penguasa kegelapan.
Namun, juga meruntuhkan kepercayaan mereka terhadap dirinya yang dianggap sebagai penyalahguna kekuatan atas semua kematian yang menimpa saudara-saudara nya. Meskipun harapannya ingin menjadi lebih kuat, tapi bukan hal yang seperti ini yang ia inginkan.
Ditambah dengan fakta bahwa tubuhnya masih tetap lemah dan bahkan semakin melemah sejak kekuatan itu ada dalam tubuhnya. Dan saat itulah raja iblis mulai melihatnya yang tanpa diduga memberinya jiwa untuk mempertahankan tubuhnya yang melemah agar bisa menampung kekuatan sebesar itu.
Tidak ada yang tahu apa yang sebenarnya raja dari semua raja iblis itu pikirkan saat itu, ia hanya diam dan terus memberi perawatan pada Aron tanpa tahu apa niatnya, bahkan setelah semua kabar burung tentangnya yang dikabarkan pembunuh saudara-saudara nya, mencuri segel kekuatan, bahkan berusaha untuk menyingkirkan semua penguasa.
Namun bagi Aron semua perawatan itu hanyalah omong kosong agar raja iblis bisa mengambil kekuatan itu dan membiarkan tubuhnya hancur dengan rasa sakit karena sudah percaya dengan semua kepedulian raja.
Itulah yang dikatakan oleh salah satu pengawal setia raja padanya yang membuatnya memutuskan untuk kabur dari istana tanpa memikirkan kondisinya yang butuh lebih banyak perawatan lagi.
Namun, fakta yang didengarnya dan juga yang memang kenyataannya membuatnya tidak bisa menahan semua ini begitu saja, jika memang raja menginginkan kekuatan ini dan juga kematian paling menyakitkan untuk dirinya lebih baik jika kekuatan itu lenyap bersama dirinya.
Dan begitulah ia kabur dengan bantuan pengawal itu yang menuntunnya agar pergi ke dunia lain jika ingin bunuh diri bersama kekuatan legendaris itu, hingga sampai ke bumi yang sekarang ia tinggali.
***