[UPDATE 2–3 CHP PERHARI]
Liu Xian, seorang anak yatim piatu yang sejak kecil dirawat oleh Liu Long, pemimpin Sekte Naga Langit. Meski tidak memiliki bakat dalam kultivasi, Liu Xian menyimpan mimpi besar: menjadi seorang kultivator yang mampu membawa kedamaian bagi dunia.
Namun, kenyataan berkata lain. Semua orang percaya bahwa Liu Xian hanyalah pemuda biasa tanpa masa depan. Hingga suatu hari, ketika sedang menjalankan sebuah tugas sederhana di hutan, ia tanpa sengaja menemukan sebuah kristal misterius yang tiba-tiba menyatu dengan tubuhnya.
Apa sebenarnya benda itu? Dan jalan seperti apa yang akan terbentang bagi Liu Xian setelah pertemuan takdir tersebut?
Ikuti perjalanan Liu Xian menapaki jalannya menuju puncak kekuasaan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Y. Septra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 08: Wajah Yang Serupa
BAB 08: Wajah Yang Serupa
Liu Xian yang baru saja mendengar kabar bahwa ia akan diikutsertakan dalam turnamen antar kultivator muda dari seluruh kekaisaran merasa sangat senang. Setelah perjuangan selama lima tahun, akhirnya ia diakui sebagai seorang kultivator sejati. Kini, ia akan ikut serta dalam ajang bergengsi antara para pemuda berbakat dari seluruh kekaisaran.
"Xian'er, sekarang Ayah ingin kau fokus menambah pengetahuan tentang dunia kultivator. Selain itu, pelajarilah juga jurus-jurus sekte kita yang tersimpan di aula khusus para murid," ucap Liu Long.
"Baik, Ayah. Kalau begitu, aku akan segera ke sana," jawab Liu Xian bersemangat, sebelum berlari meninggalkan ruangan.
Namun, di tengah perjalanan menuju aula, langkah Liu Xian tiba-tiba berhenti. Suara familiar terdengar di dalam kepalanya.
"Tuan, bisakah Anda ke dunia jiwa sekarang?" tanya Liu Yuan.
"Memangnya ada apa?" tanya Liu Xian, bingung.
"Begini Tuan, aku dan Qing Long ingin mengajarkan jurus-jurus yang pernah Tuan gunakan di masa lalu," jawab Liu Yuan tenang.
Liu Xian terdiam beberapa saat, lalu melangkah ke bawah pohon besar di tepi jalan. Ia duduk bersila, menarik napas dalam, lalu menutup matanya. Dalam sekejap, kesadarannya berpindah ke dunia jiwa.
Begitu membuka mata, Liu Yuan dan Qing Long sudah berlutut di hadapannya.
"Selamat datang, Tuan," ucap mereka serempak.
"Berdirilah. Aku tidak nyaman jika kalian terus berlutut begitu," kata Liu Xian.
Awalnya Liu Xian sempat kaget melihat dua sosok itu dalam dunia jiwanya, tapi segera ia mengenali energi mereka. Salah satunya adalah Qing Long.
"Jurus apa yang akan kalian ajarkan padaku?" tanya Liu Xian.
"Bukan kami yang mengajarkannya, Tuan, tapi Tuan sendirilah yang akan mempelajarinya." jawab Liu Yuan sambil menyerahkan gulungan berwarna emas.
"Apa ini?" tanya Liu Xian heran.
"Itu adalah gulungan yang pernah Tuan tulis sendiri di masa lalu. Aku yang bertugas menjaganya," jelas Liu Yuan.
Liu Xian mengernyit. Ia lagi-lagi dibuat bingung dengan perkataan Liu Yuan maupun Qing Long, yang tidak dia mengerti adalah bagaimana mungkin dia bisa menjadi tuan kedua orang tersebut, terlebih lagi ia tidak ingat pernah menulis gulungan apa pun. Namun, anehnya, ia bisa merasakan keakraban mendalam dengan benda itu, seolah pernah menjadi bagian dari dirinya. Karena rasa penasaran yang semakin kuat, ia perlahan membuka gulungan tersebut.
Begitu ia membaca halaman pertamanya, ingatan asing mulai muncul di pikirannya, seperti potongan mimpi yang sangat nyata. Ia melihat seorang pemuda berambut panjang tengah duduk di bawah pohon, menulis sesuatu di selembar kertas. Rasa takut bercampur penasaran membuat Liu Xian melangkah mendekat, dan saat wajah pemuda itu terlihat jelas, matanya terbelalak. Wajah itu sama persis dengan dirinya.
Sebelum sempat berpikir lebih jauh, Pandangan Liu Xian tiba-tiba di halangi oleh cahaya yang sangat terang hingga memaksa Liu Xian untuk menutup kedua matanya untuk beberapa saat, setelah cahaya tersebut menghilang, ia sudah berdiri di hamparan padang rumput luas. Di tengah padang, pemuda yang sama sedang berlatih dengan sebuah tombak.
Gerakannya sangat indah, tiap tusukan, ayunan, dan putaran tombak pemuda itu tampak seperti dia sedang menari dengan tombak tersebut. Semakin lama gerakan pemuda tersebut semakin cepat dan juga lincah, lalu perlahan-lahan aura biru menyelimuti tubuh pemuda itu, dan dari aura itu lahirlah seekor naga berwarna sama yang melayang mengitari tubuhnya.
"Woaaah… gerakannya sangat indah," gumam Liu Xian takjub.
Liu Xian memperhatikan semua gerakan pemuda tersebut dengan seksama dan perlahan setiap gerakan jurus itu terekam jelas di ingatannya. Saat Liu Xian tengah memperhatikan pemuda tersebut dengan serius, tiba-tiba saja pemuda tersebut langsung muncul di depan Liu Xian hingga membuatnya kaget dan sampai terjatuh.
"Untuk apa kau repot-repot mengamati? Semua jurus yang kulakukan tadi sudah ada di dalam ingatanmu," ucap pemuda itu tenang.
"Hah…!!" Liu Xian hanya mampu menatapnya dengan tercengang.
"Tak perlu kaget. Kau hanya perlu mengingat siapa dirimu sebenarnya. Tapi sebelum itu..." Pemuda itu berhenti sejenak, menatap Liu Xian dengan senyum samar. "...sebaiknya kau mencari keberadaan Dragon Spear terlebih dahulu."
Setelah mengucapkan itu, sosok pemuda tersebut langsung menghilang dari sana. Liu Xian berdiri terpaku, memegangi kepalanya yang berdenyut nyeri, pikirannya kacau oleh pertanyaan-pertanyaan yang tak berujung.
**
Sementara itu di dunia nyata, Liu Xian yang tengah duduk di bawah pohon tidak menyadari bahwa dirinya telah menjadi pusat perhatian para murid Sekte Naga Langit. Sejak tadi, tubuh Liu Xian diselimuti oleh aura biru pekat yang terus beriak pelan, seperti lautan yang bergejolak di bawah cahaya bulan. Sesekali, kilatan cahaya berbentuk naga tampak melingkari tubuhnya.
"Aku tidak menyangka bahwa adik Xian akan sehebat ini," ucap salah satu murid dengan mata berbinar.
"Benar sekali, aku bahkan tidak menyangka bahwa adik Xian memiliki aura sebesar ini. Rasanya seperti berdiri di hadapan gunung raksasa," sahut yang lain sambil menelan ludah, tubuhnya sedikit gemetar.
"Hey, lihat! Seperti ada kilatan cahaya yang menyerupai naga tengah mengelilingi tubuh adik Xian," seru seorang murid dengan nada tak percaya.
"Jangan perhatikan itunya, tapi coba kau rasakan energi yang ada di sekitarnya," balas seorang murid yang tampak lebih tenang, meski matanya jelas dipenuhi rasa penasaran.
Kekaguman mereka seketika berubah menjadi kebingungan ketika salah satu dari mereka memejamkan mata, mencoba merasakan energi di sekitar Liu Xian. Begitu ia melakukannya, ekspresinya langsung berubah, matanya terbuka lebar, napasnya tersengal, dan tubuhnya sedikit mundur.
"E-energi apa ini?" tanyanya dengan nada bergetar.
Yang lain segera meniru, dan dalam hitungan detik, wajah mereka semua menegang. Udara di sekitar langsung terasa berat, seperti menekan mereka dari segala arah.
"Benar," gumam salah satu murid, "kenapa energi adik Xian terasa sangat asing, dan juga aneh?"
Mereka saling bertukar pandang, namun tak satu pun berani mendekat. Beberapa bahkan menatap Liu Xian dengan rasa takut yang samar.
Saat mereka masih diselimuti kebingungan, suara berat yang penuh wibawa tiba-tiba terdengar dari arah belakang. "Lihat saja wajah kalian, seolah baru melihat iblis bangkit dari jurang."
Semua murid langsung menoleh, dan begitu melihat sosok berjubah biru keperakan berdiri dengan tenang, mereka serempak membungkuk hormat.
"Hormat, Pemimpin Sekte!" seru mereka bersamaan.
Liu Long berjalan perlahan mendekati putranya, matanya sempat berkilat tipis sebelum akhirnya ia tersenyum tenang. "Energi milik Liu Xian adalah energi khusus yang tergolong langka," ucapnya datar namun tegas. "Energi ini merupakan bawaan sejak lahir. Karena itulah kalian merasa asing dengan energi Liu Xian."
Nada bicaranya tenang, tapi dalam hatinya bergemuruh. Ia tahu ia sedang berbohong, sebagian besar dari kata-katanya hanyalah tameng untuk menutupi sesuatu yang bahkan ia sendiri belum sepenuhnya pahami.
Para murid mengangguk dengan ekspresi penuh hormat. Meski ada sedikit keraguan di mata beberapa dari mereka, namun otoritas Liu Long membuat tak seorang pun berani menanyakan lebih jauh. Mereka mempercayai penjelasan itu, karena yang menjelaskannya adalah Liu Long yang tentunya memiliki pengetahuan Melebihi mereka.