Pembalasan Mantan Istri

Seorang pria tampan dengan menggunakan kemeja putih dan celana kain keluar dari bandara dan masuk ke dalam mobil yang sudah menjemputnya. Pria tersebut melihat kearah luar jendela, tatapan pria tersebut begitu tenang, namun terkesan tegas dan dingin.

Pikirannya melayang ke masa lalu, masa dimana ia memutuskan untuk pergi ke luar negeri dan mengatakan jika ia tidak akan kembali ke negara yang penuh akan luka tersebut, namun ternyata setelah beberapa tahun, akhirnya ia kembali ke negera ini dengan membawa segala perubahan.

Pria tersebut adalah Rafael Elard Evandra, pria berusia 34 tahun itu akhirnya pulang ke negara A setelah tiga tahun berada di luar negeri, pria tampan Itu memutuskan kembali ke negara A untuk mengelola bisnis keluarganya.

Awalnya ia ragu untuk kembali karena bagaimanapun negara A adalah negara yang memberikan luka di hatinya, dimana mantan istri yang ia cintai berselingkuh dengan sahabat dari Elard itu sendiri, Elard tidak pernah berkomunikasi dengan keduanya, Elard juga tidak tau bagaimana keadaan keduanya saat ini karena bagi Elard mereka berdua sudah mati sejak tiga tahun yang lalu.

Setelah perceraian itu, Elard langsung memutuskan untuk pergi ke luar negeri, sikapnya sekarang sudah berubah. Ia bukan Elard yang dulu lagi, sikapnya sekarang lebih tegas, dingin, datar dan misterius. Elard sengaja menutup semua akses tentang dirinya, ia tidak mengizinkan siapapun untuk mempermainkannya lagi sama seperti yamg dilakukan mantan istrinya.

Beberapa saat kemudian, Elard pun sampai di sebuah mansion mewah bahkan bisa dibilang ini adalah istana yang berdiri kokoh di negara A, pintu gerbang tinggi menjulang dan di hiasi dengan pahatan mewah, begitu memasuki gerbang terdapat sebuah air mancur dengan pantung indah di tengah-tengah, lalu pintu masuk mansion yang tak kalah mewahnya.

Elard memandang mansion tersebut, lalu melangkahkan kakinya ke dalam mansion hingga ketika pintu terbuka, terlihatlah kemewahan didalamnya. Namun, bukan itu yang di perhatikan oleh Elard, melainkan kedua orangtuanya yang berada di hadapannya.

"Selamat datang, Elard," ucap Papa Darel yang mengulurkan tangannya berniat memeluk Elard.

"Terimakasih, Pa," balas Elard lalu memeluk Papa Darel.

"Gimana kabar kamu?" ganya Papa Darel.

"Seperti yang Papa lihat, Elard baik-baik aja," ucap Elard.

"Mama kangen banget sama kamu," ucap Mama Rina lalu memeluk Elard.

"Elard juga kangen sama Mama," balas Elard yang juga membalas pelukan Mama Rina.

"Kamu pasti capek, kamu istirahat saja. Untuk masalah lain, kita bahas nanti," ucap Papa Darel dan diangguki Elard.

Elard pun pergi ke kamar dan merebahkan tubuhnya di atas kasur empuknya, ia melihat sekeliling kamu itu, kamar yang tidak pernah berubah sedikitpun meskipun Elard tidak tinggal disana.

Setelah menikahi dulu, Elard memang tidak tinggal di mansion mewah ini karena kedua orangtuanya yang sejak awal tidak setuju dengan hubungan Elard dan Sonya. Namun, karena Elard begitu keras kepala saat itu akhirnya mereka pun merestui Elard dan Sonya, dengan syarat setelah menikah Elard tidak boleh membawa Sonya ke mansion ini.

Dan selama Elard berhubungan dengan Sonya saat itu, Sonya tidak pernah menginjakkan kakinya di mansion mewah ini, bahkan Sonya tidak tau semewah apa mansion ini.

.

Keesokan harinya, Elard berada di ruang kerja Papa Darel. "Jadi, untuk peluncuran robot humanoid, kamu gak akan menjalin kerjasama dengan perusahaan lain?" tanya Papa Darel.

"Iya," jawab Elard.

"Kenapa?" tanya Papa Darel.

"Acara itu hanya sebuah peluncuran, tudak ada keuntungan yang akan didapatkan oleh perusahaan kita karena skalanya bukan eksklusif, kalau untuk perusahaan kecil memang acara ini bisa jadi kesempatan mereka apalagi jika berhasil kerjasama dengan Evandra grup," ucap Elard.

"Lalu, untuk apa kamu datang?" tanya Papa Darel.

"Untuk melihat peluang," jawab Elard.

"Peluang apa?" tanya Papa Darel.

"Peluang mengakuisisi beberapa perusahaan yang ada," ucap Elard.

"Itu cara yang kejam, tapi Papa setuju," ucap Papa Darel.

"Tapi, Papa jangan berharap banyak karena tidak semua perusahaan akan pantas diakuisisi," ucap Elard.

"Papa tau itu, kamu ini orangnya terlalu pemilih," ucap Papa Darel.

Setelah itu, suasana pun berubah menjadi hening. Papa Darel menghela napas panjang lalu menatap Elard, bukan sebagai rekan kerja melainkan sebagai seorang Ayah.

"Bagaimana rencanamu tentang pernikahan?" tanya Papa Darel.

"Baru tiga tahun, Pa. Elard belum ada pandangan mengenai pernikahan," ucap Elard.

"Apa kamu belum bisa melupakan mantan istrimu itu?" tanya Papa Darel.

"Bahkan nama dia sudah tidak ada dalam hati Elard, Pa. Elard sudah tidak mengingat dia lagi, Elard sangat membencinya," ucap Elard tegas.

"Bagas juga?" tanya Papa Darel.

"Tentu, baik Sonya ataupun Bagas, keduanya hanya ingatan yang sudah Elard lupakan dan tinggalkan, Elard tidak ingin berlarut-larut dalam kesedihan," ucap Elard.

"Baguslah, Papa hanya takut dengan kedatanganmu ini kau masih mengingat masa lalumu itu," ucap Papa Darel.

"Tujuan Elard kembali adalah untuk membuat Evandra grup menjadi puncak bisnis di negara A," ucap Elard.

Elard keluar dari ruang kerja Papa Darel lalu melangkah kembali ke kamarnya, ketika ia batu saja masuk tiba-tiba ponselnya berdering yang menandakan panggilan telepon dari seseorang, Elard melihat ponselnya dan mengangkat sambungan telepon tersebut yang ternyata adalah Felix salah satu sahabatnya.

[Udah ada di rumah?]

^^^[Udah]^^^

[Gue, Ryan sama Max itu ke rumah lo]

^^^[Gak usah]^^^

[Oke, tunggu ya ini udah dijalan, jangan kangen!]

Tanpa menjawabnya lagi, Elard memutuskan sambungan telepon tersebut.

Tak butuh waktu lama, ketiga sahabatnya sampai dan mereka langsung masuk ke dalam kamar Elard. "Lo makin cakep aja, El," ucap Felix.

"Emang pernah gue jelek?" tanya Elard.

"Sombong banget, tapi ya gak pernah sih," ucap Felix.

Dibalik sifat dinginnya, Elard sendiri memiliki sahabat yaitu Felix, Ryan, Max dan Bagas. Namun, pengkhiatan dari Bagas bersama Sonya mantan istri Elard membuatnya tidak lagi diterima dalam persahabatan mereka.

Sahabat Elard tentu saja bukan dari kalangan bawah, Felix berasal dari keluarga pembisnis, meskipun keluarganya tidak memiliki bisnis di negara A, namun bisnis keluarga mereka di luar negeri yak terhitung jumlahnya. Ryan sendiri berasal dari keluarga militer bahkan Ayahnya menjadi panglima tinggi dan paling di hormati. Untuk Max sendiri meskipun tidak sekaya teman-temannya yang lain, namun kekayaannya tentu saja patut di perhitungkan, bagaimana tidak keluarganya memiliki bisnis hotel, bar dan beberapa restoran mewah yang tentunya sudah memiliki cabang di beberapa wilayah di negara A.

"Eh, lo jadi ikut peluncuran robot?" tanya Felix.

"Hem, Evandra grup di undang jadi gue harus datang," ucap Elard.

"Pasti bakal banyak yang nawarin kerjasama sama Evandra grup," ucap Felix.

"Kita lihat aja nanti," jawab Elard.

.

.

.

Bersambung.....