seorang budak menemukan keberuntungan yang mengubah hidupnya membuatnya menapaki jalan kultivasi yang diidam-idamkan semua orang. Jiwa misterius yang membimbingnya dan sosok kegelapan yang bersemayam di lautan kesadarannya menemani nya dalam perjalanannya menjadi seorang kuktivator.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yogasurendra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tuan dan Bawahan
Li Yun berada di dalam lautan kesadarannya tengah bermeditasi. Warna lautan kesadarannya begitu kontras seperti terbelah dan perbedaan mencolok terlihat darinya. Disisi lain Li Chen hanya duduk bersila menatap Li Yun dari kejauhan.
Perlahan-lahan mata Li Yun terbuka menghela nafas panjang menatap Li Chen dari kejauhan.
"Kau bisa berkultivasi tertutup dimari dan aku yang akan menggantikan jiwamu,"ucap Li Chen disetujui oleh Li Yun.
Ia menghilang yang kemudian membuka kedua matanya melihat langit-langit kediaman begitu sederhana.
"Hei Qing!"panggil Li Chen.
Sosok hitam misterius muncul yang merupakan Hei Qing memberikan hormatnya.
"Lama tak bertemu untuk sekedar mengobrol,"ucap Li Chen tertawa pelan.
Hei Qing tak berani untuk mengangkat kepalanya merasakan aura yang dipancarkan oleh tubuh Tuannya.
"Apakah kau tak ingat siapa kau?"
Hei Qing bingung mendengarnya menggelengkan kepalanya pelan. Li Chen duduk mengangkat jarinya menyentuh kening Hei Qing yang seketika membuatnya terhuyung ke belakang. Segela ingatan dimasa lalu terbuka membuatnya merasakan pusing yang teramat sakit. Beberapa saat kemudian kesadarannya kembali pulih melihat Li Chen yang kemudian seketika membungkuk hormat.
"Yang Mulia,"ucapnya sopan
"Ribuan tahun semenjak pertarungan terakhir itu aku telah bereinkarnasi tak terhitung jumlahnya dan disetiap era aku menjadi yang terkuat. Tak disangka di kehidupanku ini aku bisa bertemu denganmu sekaligus jiwa musuh bebuyutan ku sendiri,"balas Li Chen menyunggingkan senyumnya.
"Maksud Yang Mulia hidup dalam satu wadah bersama dengan jiwa Kaisar Cahaya Abadi?"tanya Hei Qing.
"Benar. Dia adalah reinkarnasi darinya dan kebetulan sebelum aku tewas aku memindahkan jiwa ku pada tubuhnya. Dia tak bisa mengingat masa lalu berbeda denganku yang memiliki ingatan disetiap era,"jawab Li Chen membuat Hei Qing mengerti.
Aura penekan ke luar dari dalam tubuh Li Chen seakan-akan monster tua yang telah berkultivasi selama ribuan tahun. Hei Qing tak berani menatap wajah Tuannya lebih lama karena pancaran tatapan menusuk membuatnya bergidik ngeri.
"Selama aku bereinkarnasi memahami satu hal bahwa takdir mengikat siapapun tanpa terkecuali. Namun, itu semua tidak berarti apa-apa bagi mereka yang tak percaya takdir!"ucapnya menahan amarahnya begitu mengingat kekalahan masa lalunya yang begitu memalukan. Dikalahkan oleh Kaisar Cahaya Abadi kemudian ditekan oleh Buddha hingga disegel Guru Agung. Beruntungnya ia berhasil memisahkan serpihan jiwanya untuk bereinkarnasi disetiap era.
Amarah yang memuncak membuat tekanan energi spiritual hingga menyebabkan Hei Qing tertunduk tak berdaya. Li Chen murka matanya memerah dan tubuhnya dipenuhi aura hitam kemerahan.
"Dahulu aku mempraktekkan jalan kultivasi iblis dan tak terlepas dari takdir. Namun, sekarang aku mengubah jalan kultivasiku yakni 'Melawan Surga' hanya dengan menelan siapapun baik kultivator jalan iblis ataupun jalan abadi,"ucapnya tertawa terbahak-bahak.
"Tuan.....!!"panggil Hei Qing lirih.
Li Chen menarik auranya kembali membuat Hei Qing bernafas lega.
"Tuan. Jika anda melawan surga maka Kaisar Giok pasti mengetahui keberadaan Anda,"ucap Hei Qing mengingatkan junjungannya secara sopan.
"Kau benar. Namun, jiwa asli tubuh ini mempraktekkan jalan abadi dan Kaisar Giok tak mungkin gegabah untuk menentukan hukuman surgawi. Jika aku berhasil menggenggam dunia fana maka aku memiliki kekuatan untuk melawan surga,"balas Li Chen tersenyum senang.
Ia menoleh ke arah luar memandang langit malam yang dipenuhi bintang dan bulan bersinar.
"Apakah kau ingat ketika malam tiba siapa yang berkuasa?"
"Kegelapan!"jawab Hei Qing.
Seutas senyuman licik terlihat dari wajah Li Chen yang memandang kegelapan remang-remang kota dengan tatapan misterius.