Cinta Untuk Elena

Elena hanya duduk dengan tenang dengan memasang senyum manis nya di kursi pelaminan, kamera para wartawan bergantian menyoroti wajah cantik nya tapi Elena mencoba abai. Dan dia yakin akan banyak berita tentang diri nya yang di tinggal Luke di atas pelaminan seorang diri, komentar para nitizen pasti akan seperti cabe level paling pedas extra. Sudah pasti dia hanya bisa menelan hujatan serta hinaan tanpa bisa melawan nya.

Bukan hal baru dia menerima hinaan bahkan diri nya lebih dari siap karena jauh jauh hari diri nya sudah mempertimbangkan dampak dari pernikahan ini.

"lihat kasihan ya? istri nya di tinggal sendirian, terlihat sekali kalau tuan Luke tidak menginginkan wanita itu.."

"pria mana yang tidak malu jika mempunyai istri bodoh tidak berguna, lihat apa Tuan Luke memperkenal kan dia pada teman teman nya?

"sayang sekali memakai gaun mahal rancangan ibu nya sendiri tapi semewah apa pun bahkan secantik apa pun kalau hanya di buat sebagai pajangan, aku sih lebih baik bersembunyi dari pada malu.."

"iya sudah tidak di inginkan, malah di tinggal pula..sangat menyedihkan.."

" Elena pasti setelah ini mendapat julukan pengantin paling menyedihkan tahun ini, dan kita lihat besok semua orang pasti mentertawakan nya.."

"aku sangat menantikan hal itu besok pasti sangat seru.."

Ketiga wanita yang sedang menggunjing diri nya sangat terdengar jelas di telinga nya, Elena hanya tersenyum masam. Bahkan wanita itu sangat tidak manusiawi tertawa di atas penderitaan orang lain. Tapi itulah manusia tidak semua orang mempunyai rasa empati tinggi dan kemampuan mereka hanya bisa nyinyir. Sebenar nya yang bodoh diri nya atau kah mereka? Luka hati nya semakin terbuka lebar, dia harus berdiam diri menahan sakit hati seorang diri. Entah apa keluarga nya mau melindungi nya atau suami? Elena terkekeh dalam hati.

Acara pesta akhir nya berakhir juga, dia sudah melepaskan topeng ke pura puraan yang dia tunjukan pada semua orang. Rasa sesak akan hinaan tadi seolah hilang begitu saja, dia berasa terbebas dari jeratan yang mengikat tubuh nya.

Elena menghempaskan tubuh nya di atas ranjang hotel tempat dia menginap malam ini, dia tidak perduli dengan dekorasi kamar yang terlihat begitu indah. Bahkan kelopak bunga mawar serta handuk berbentuk angsa dia lempar begitu saja, sehingga berserakan di lantai.

Dia hanya ingin mengistirahatkan badan nya, duduk diam membuat otot sendi nya butuh rileks. "badan ku terasa sakit semua, seperti habis lari marathon.." gumam gadis cantik itu. Baru kali ini dia merasakan hari yang cukup panjang dan melelahkan, padahal hanya duduk diam.

Mata nya menatap langit kamar dengan sorot sendu, mengingat kejadian hari ini. Mulai dari di gereja sampai pesta tadi semua tidak ada hal yang bisa membuat diri nya tersenyum bahagia.

Dia menatap cincin pernikahan di jari manis nya, tidak ada kebahagiaan sama sekali walau pun dia menyandang jadi istri seorang Luke.."aih istri yang tak di anggap."

Setelah puas menangis sendirian tanpa ada orang lain yang tahu, Elena beranjak dari ranjang. Dia melepaskan gaun beserta aksesoris yang melekat di badan nya, mungkin dengan berendam air hangat bisa membuatnya lupa akan rasa sakit hati.

Satu jam lama nya dia berendam di ait hangat bahkan Elena sampai tertidur, keluar dari kamar mandi wajah nya nampak segar dan wangi. Tapi sayang nya dia hanya sendirian di dalam kamar pengantin ini.

Elena bersikap cuek, apa yang mau dia harapkan? Dengan santai dia cepat memakai baju dan langsung naik ke atas tempat tidur untuk melanjutkan istirahat nya. Karena esok hari pertama dia menyandang status istri dan harus menghadapi nya dengan tegar dan kuat . "aku ngga boleh kalah sebelum perang di mulai.."

"semangat Elena!! Kau pasti bisa membuktikan pada semua orang kalau kamu terbaik.."gumam Elena menyemangati diri nya sendiri. Lama kelamaan mata nya kembali terpejam dan membawa nya ke alam mimpi.

Pagi hari perlahan cahaya masuk melalui celah gorden , kamar yang di tempati nya masih nampak sepi seperti semalam. Tidak ada yang berubah, sosok Luke seharusnya bersama nya seperti nya pria itu tidak datang sama sekali.

Ranjang di sisi nya masih kosong bahkan masih rapih belum ada yang menyentuh, Kenyataan pahit itu membuat perih hati nya.

"apa yang kau tunggu Elena? Dia tidak akan datang atau mau menghabiskan malam bersama dengan mu.." Elena terkekeh geli dia mentertawakan nasib nya.

wajah nya terlihat sedih, ingin rasa nya dia terlihat biasa saja namun kenyataan nya tidak bisa. Di abaikan suami nya sendiri membuat harga diri nya merasa di permainkan hanya karena Luke tidak menyukai diri nya atau memang tidak sudi menyentuh nya. dia hanya berharap Luke mau menemani nya walau hanya sebentar.

Andai dia ada tempat untuk mengadu, atau ada orang yang bisa memarahi Luke karena meninggalkan nya seorang diri tapi itu mustahil. Karena dia sadar jika diri nya tidak pernah di terima oleh siapa pun.

Dia bukan istri yang di inginkan, hanya sebatas perjodohan sialan. Elena berdiri , dia memilih menyegarkan tubuh nya. Perut nya sudah mulai lapar, karena energi nya terkuras habis meratapi nasib tragis malam pengantin nya.