Habis kontrak pernikahan dengan Tuan Muda Alfred, Nona Ariel menghilang bagai ditelan bumi tanpa meninggalkan pesan apapun.
Hubungan yang awalnya dianggap hanya sebatas perjanjian nyatanya lebih dari itu. Alfred mulai merasa ada yang hilang dari dirinya padahal dia sudah mendapatkan kembali apa yang menjadi tujuannya termasuk sang cinta pertama, Milea.
'Nona Ariel, dialah yang membawa separuh hidup tuan muda',
Tapi wanita itu menghilang tanpa jejak.
Hingga beberapa tahun kemudian, takdir membawa Alfred bertemu kembali dengan Ariel, tapi sudah ada laki-laki lain yang mengisi hati wanita itu.
Apa Alfred terlambat?
Note : Sangat disarankan untuk membaca (Perjanjian Dengan Tuan Muda) terlebih dahulu, karena ini sekuel dari cerita tersebut ✌🏻🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon acih Ningsih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 08. Janda Perawan
"Tidak perlu sungkan, ini memang sudah menjadi tugasku," balas Justin ikut memeluk Ayunda.
....
Kastil.
"Nyonya Ayunda yang mengirim ini semua untuk Anda, nona. Lusa, nona akan mendampingi tuan muda, dalam acara peresmian kembalinya tuan muda di rumah utama," ucap Imel setelah menjejerkan semua gaun dengan berbagai model dan brand kiriman Ayunda.
Lusa... mendampingi tuan muda... Pelantikan yang dibahas Arthur, benar itu kan! Artinya tugasku hanya tinggal sampai lusa saja, setelah itu aku bisa bebas.
"Nona!" Melihat Ariel termenung Imel menepuk pundaknya.
"Iya bi, aku akan memakainya. Tolong sampaikan ucapan terima kasih ku pada Nyonya Ayunda."
....
Ariel duduk di taman belakang, setelah insiden ciuman itu Ariel belum lagi bertemu Alfred, laki-laki itu seharian sibuk bersama Arthur.
Hari sudah gelap langit pun menampilkan keindahannya dengan hiasan bulan dan bintang-bintang yang saling menunjukan cahaya berwarna yang menakjubkan.
'lusa...itu artinya tinggal dua hari lagi aku terlepas dari perjanjian itu, tapi aku harus masih menunggu satu minggu sampai menerima surat cerai darinya', gumam Ariel.
Cerai.... Ariel terkekeh kala mendengar ini? Mereka menikah saja seperti main-main dan penuh sandiwara, tapi akte cerai akan Ariel dapatkan secara nyata.
Sungguh menggelikan, tapi...aku akan menyandang gelar janda perawan! Haha....
Ariel melihat tembok penghalang antara Hutan dan Kastil, Laki-laki itu! Apa aku tidak akan bisa bertemu dengannya lagi setelah perpisahan ni? aku ingin menemuinya....
Merasa semuanya aman, Ariel memanjat tembok, ini pukul 23:00. Kemarin pun dia bertemu dengan pria itu di waktu yang sama. Ya... wanita ini memutuskan untuk bertemu dengan laki-laki yang sudah menolongnya itu, setidaknya ingin mengucapkan selamat tinggal.
Setelah menunggu selama 35 menit yang Ariel tunggu akhirnya datang, Ariel mengulas senyum senang dia juga sedikit bersorak kala laki-laki itu mendekatinya.
"Aku tau kau pasti akan datang!" Ucap Ariel dan laki-laki itu hanya mengangguk, dia melihat kaki Ariel.
"Ini sudah membaik."
Laki-laki Hutan itu mengangguk dan menepuk pundak Ariel dia seperti sudah terbiasa berinteraksi dengan wanita itu, tidak lagi menghindari Ariel seperti sebelumnya.
"Aku ingin bicara denganmu." Ucap Ariel.
Laki-laki yang masih belum bersedia mengeluarkan suaranya itu kembali mengangguk.
"Dalam satu minggu kedepan aku sudah tidak lagi tinggal di Kastil ini. Tapi aku masih ingin bertemu denganmu," Ariel diam sesaat dan menatap wajah laki-laki yang hampir tertutup seluruhnya itu, "Jika aku merindukanmu... bagaimana caraku untuk bertemu denganmu?"
Laki-laki itu tersentak! Rindu....apa mungkin wanita itu akan merindukannya?
"Kenapa? Apa ada yang salah? Haha.. jangan salah paham, rindu sebagai teman, kau terlihat tegang sekali," Ralat Ariel yang tertawa, selama tinggal di Kastil, ini kali pertama wanita itu tertawa dengan leluasa tanpa adanya rasa takut dan canggung.
Tiba-tiba laki-laki itu meraih tangan Ariel.
"Ada apa?"
Laki-laki itu menarik lembut tangan Ariel menuntunnya ke suatu tempat.
"Kemana? Kamu tidak berniat menculik ku, kan? Harus kamu tahu, sekalipun aku tinggal di kastil orang kaya ini, jika kamu meminta tebusan tuan muda durjana itu tidak akan menebusku, dia sangat pelit."
Laki-laki itu terkekeh tapi hanya sesaat, dia cepat sadar setelah suaranya sedikit terdengar Ariel.
"Aku tidak sedang bercanda, aku serius," cetus Ariel.
Laki-laki yang seperti burung itu kembali mengangguk lalu menuntun Ariel, dia memastikan lewat bahasa isyarat jika dia bukan orang jahat.
.....
Setelah blusukan kurang lebih 15 menit. Ariel sampai di pondok yang terbuat dari kayu dan bahan-bahan alam lainnya.
Tempat apa ini? Rumah?
Pondok kecil yang mungkin hanya cukup untuk ditinggali 1 sampai 3 orang saja, kenapa bisa ada bangunan di tempat itu? Apa Arthur dan Alfred tahu jika ada orang lain yang tinggal di lingkungan Kastil selain dirinya?
"Ini... tempat tinggal mu?" Tanya Ariel tidak percaya. Walaupun pondok itu terbuat dari kayu dan sangat kecil, tapi bangunan sederhana itu sangat indah dan rapih. Dari sisi luarnya memancarkan aura positif yang jika dipandang mata akan langsung menenangkan jiwa dan pikiran.
Laki-laki itu mengangguk dan kembali menuntun Ariel untuk memasuki tempat rahasianya.
Banyak busur dan anak panah di dalam tempat itu, ada juga beberapa alat olahraga yang sedikit membuat Ariel terheran-heran. Pasalnya, itu alat olahraga moderen, benda-benda yang kurang masuk akal jika dimiliki manusia yang sejak lahir hingga dewasa tinggal didalam hutan. Dan tidak ada alas untuk tidur juga barang-barang lainnya yang dipergunakan sehari-hari. Tapi tempat itu sangat nyaman untuk didiami.
Suatu saat mungkin aku bisa menumpang disini untuk melarikan diri.....
"Apa sudah ada orang lain yang pernah mendatangi rumahmu ini?" tanya Ariel.
Laki-laki itu menggeleng.
"Aku yang pertama?" Tanya Ariel lagi dan kembali dijawab respon kepala, yaitu anggukan.
Laki-laki hutan mempercayai Ariel, tidak hanya itu dia juga mulai tertarik dan menyukai Ariel meskipun dia tahu jika wanita yang sedang bersamanya adalah istri dari tuan pemilik Kastil. Jika Ariel membuka diri dan hati, tidak ada yang tidak mungkin, bagi lelaki itu.
...
Disinilah mereka sekarang, duduk bersama didepan pintu pondok yang hanya mengandalkan penerangan dari lampu alami kecil dan sinar bulan.
Tidak dapat dipungkiri, Ariel sangat nyaman dan merasa terlindungi saat bersama pria yang tidak pernah dia ketahui seperti apa wajahnya.
"Apa aku benar-benar tidak diizinkan untuk melihat wajahmu?"
Pria itu menatap mata bulat Ariel, dia kembali menggunakan bahasa isyarat dan Ariel secara kebetulan sangat memahami bahasa itu. 'belum waktunya, suatu hari nanti aku akan datang menemui, tidak dalam keadaan seperti ini ', kurang lebih inilah yang disampaikan laki-laki itu.
"Oke! Aku akan menunggumu."
Karena terbawa suasana yang hening dan dingin pria itu mendekatkan wajahnya, sangat dengan nyaris tidak berjarak.
*Apa yang ingin dia lakukan*? Batin Ariel seketika mengingatkan kejadian kemarin malam bersama Alfred.
Saat laki-laki melakukan sesuatu yang tidak berjarak, Ariel langsung mendorongnya, dia juga mengatakan, "Aku sudah bersuami."
Ini fakta, meskipun pernikahan mereka hanya sebatas kontrak dan tinggal menghitung hari akan selesai. Ariel harus menjaga diri untuk menuntaskan pekerjaannya.
Laki-laki itu langsung meminta maaf.
"Kalau begitu aku pulang dulu, sampai jumpa."
Aku akan mengantarmu, kata laki-laki itu dan Ariel tidak menolaknya.
.....
Persiapan sudah seratus persen besok malam acaranya dimulai. Pagi ini tepatnya pukul 8:00. Milea mendatangi Alfred di kediaman utama Smith.
"Selamat!" inilah kata yang ingin gadis itu sampaikan tapi bukan hanya ini tujuan Milea datang.
"Terima kasih," timpal Alfred singkat.
Saat gadis itu melihat Jonas yang baru kembali entah dari mana, dia mengungkit pertemuannya tempo hari dengan Ariel juga Jonas di Rumah Sakit.
"Aku pikir Jonas bener menganggap dan menghormati Ariel sebagai kakak iparnya, tapi sepertinya lebih dari itu," mendengar nama istrinya disebut Alfred mulai melihat intens Milea.
"Jonas menyukai Ariel, dia memang sangat kurang ajar menaruh hati pada istri kakaknya. Tapi Jonas juga tidak bisa disalahkan karena hati itu alami. Tergantung bagaimana respon dan perasaan Ariel itu sendiri."
sehat selalu untuk mu kak author💪💪