kembali hilang setelah peperangan usai namun ketidakadilan senantiasa datang untuk merobohkan kedamaian
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon krist junior., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8
Tiga hari setelah pertarungan terakhir di hutan, Kiwang berdiri di kaki gerbang besar dari logam rune yang menjulang tinggi. Di atasnya, simbol lima elemen terukir menyatu dalam pusaran — merah, biru, hijau, putih, dan kuning. Akademi Rune Arkanis, pusat pembelajaran dan kekuatan bagi para pemilik rune di seluruh wilayah timur.
"Kamu yakin bisa lolos ujian tanpa afiliasi klan?" suara seorang pemuda terdengar dari belakang.
Kiwang menoleh. Seorang calon peserta lain menatapnya dengan senyum meremehkan. Ia mengenakan jubah keluarga Mulvane, salah satu klan pemilik garis darah elemen api.
"Aku datang bukan untuk mengemis. Aku datang untuk menantang takdirku sendiri," jawab Kiwang datar.
Pemuda itu mendengus dan melangkah pergi.
Peringatan: Level saat ini Lv. 9. Ujian Akademi Arkanis dikalibrasi untuk peserta Lv. 9 – Lv. 15. Risiko kematian: sedang-tinggi.
Hadiah Pemenang Ujian: Stone Rune utuh + akses jalur elit Akademi.
Kiwang mengepalkan tangan. Ini kesempatannya menembus batas pertama dan menemukan tempat di dunia rune.
Para peserta berkumpul di aula luar ruangan berbentuk lingkaran. Seorang instruktur wanita berambut perak berdiri di tengah.
"Selamat datang di Ujian Masuk Akademi Rune Arkanis. Hari ini, kalian akan memasuki Alam Tersembunyi yang terhubung ke ruang uji spiritual. Setiap peserta akan dipindahkan ke medan berbeda. Di sana, kalian harus bertahan dan mengalahkan makhluk penjaga. Siapa pun yang keluar dengan Inti Rune akan dianggap lulus. Namun... hanya satu yang akan mendapat Stone Rune."
Suara bisik-bisik langsung memenuhi lapangan.
"Hanya satu?" "Mustahil..."
Kiwang menunduk sebentar, lalu menatap ke depan. Tak peduli berapa banyak yang masuk, dia hanya butuh satu kemenangan.
Dengan satu gerakan tangan sang instruktur, portal berputar terbuka di tengah arena. Rune-rune melayang dan menyelimuti tubuh para peserta.
Transfer ke Alam Tersembunyi: Dimulai...
Saat kesadarannya kembali, Kiwang berdiri di tengah arena batu mengambang di atas jurang magma. Di sekelilingnya, udara panas dan tidak ada tempat bersembunyi. Tepat di hadapannya, seekor golem batu raksasa muncul dari dinding batu, dengan tubuh bercahaya merah dan rune kuno mengelilingi tubuhnya.
Target: Flame Core Golem – Lv. 12 Guardian Rune Beasts.
Tantangan: Hancurkan 3 rune pengunci di tubuh Golem sebelum pukulan ketiga mengenai tubuh.
"Cepat dan tepat... ini ujian pengendalian."
Ia langsung mengaktifkan "Flame Step" dan melesat ke sisi golem, menarget rune pertama di bahu kiri. Ledakan kecil dilepaskan, menghancurkan pengikat pertama.
Tangan Golem menyapu arena secara mendatar. Kiwang menunduk dan meluncur ke bawah, nyaris terseret ke tepi arena. Saat hendak bangkit, Golem menghentakkan kaki dan menciptakan ledakan panas yang melemparkan batu-batu kecil seperti proyektil. Beberapa mengenai lengannya, meninggalkan goresan berdarah.
Kiwang melompat ke belakang batu pelindung dan berlari melingkar ke kanan. Golem tiba-tiba menarik napas—udara di sekitar menjadi kering. Kemudian semburan magma keluar dari mulutnya dalam busur horisontal.
"Serangan elemen ganda... panas dan tekanan!"
Kiwang mengaktifkan "Burst Spiral" untuk melompat tinggi melewati semburan magma. Ia menarget rune kedua di leher golem. Sabetan tangannya gagal, tetapi ia menggunakan "Blazing Hook" untuk menarik tubuhnya ke belakang dan menghantam titik itu dari sisi sebaliknya.
Rune Pengunci Kedua: Hancur.
Namun golem mengayunkan tinjunya dari arah buta. Kiwang terlempar, menghantam dinding arena. Darah mengalir dari pelipisnya. Ia menggertakkan gigi.
"Satu lagi..." gumamnya, bangkit dengan tertatih. Rune Spiral di dadanya mulai bersinar samar. Suhu tubuhnya naik.
Golem mengangkat kedua tangannya dan memanggil tombak lava dari dalam tanah. Ia melemparkannya seperti hujan panah. Kiwang mengaktifkan "Flame Mirage", menciptakan tiga bayangan untuk mengacaukan targeting golem.
Dengan celah terbuka, ia melesat ke dada golem dan menghantam titik terakhir dengan kombinasi tiga rune sekaligus:
"Ignition Drill! Spiral Trigger! Flame Punch!"
Ledakan ketiga menghancurkan bagian dada golem, menampakkan inti merah menyala. Golem menggigil, lalu tubuhnya runtuh ke dalam magma, menyisakan satu bola rune kristal yang bergetar.
Item Diperoleh: Inti Rune (Flame Golem)
Kelulusan Ujian: Disetujui.
Saat keluar dari alam itu, Kiwang muncul di tengah arena utama. Instruktur wanita menatapnya dengan ekspresi terkejut.
"Kau yang pertama... dan satu-satunya... yang mengalahkan Guardian Rune Beast."
Tak lama kemudian, dua peserta lain muncul dari portal—seorang gadis berambut hijau dengan luka parah, dan pemuda klan Mulvane dengan wajah penuh luka bakar.
"Kalian berada di peringkat dua dan tiga," kata sang instruktur. "Namun hanya satu yang layak menerima Stone Rune."
Gadis itu melirik Kiwang. "Kamu… siapa sebenarnya?"
Pemuda klan Mulvane mendengus. "Ini belum selesai. Di akademi, kami akan lihat siapa yang benar-benar pantas."
Instruktur mendekat, menyerahkan sebuah batu berbentuk prisma dengan urat bercahaya keemasan.
"Stone Rune. Hadiah atas keberanian dan ketekunanmu. Tapi ingat, ini baru awal dari penderitaan. Akademi bukan tempat berteduh. Ini tempat para monster ditempa."
Kiwang menerima batu itu dan menyimpannya di dalam dada bajunya, tepat di atas tempat Rune Spiral berdenyut.
"Terima kasih. Aku tak datang untuk berteduh. Aku datang untuk membakar jalan baru."
Di langit, hujan ringan turun perlahan. Namun tubuh Kiwang justru terasa semakin panas.
Level 10 menanti.