NovelToon NovelToon
Balas Dendam Istri Marquess Yang Difitnah

Balas Dendam Istri Marquess Yang Difitnah

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Anak Genius / Mengubah Takdir / Mengubah sejarah / Fantasi Wanita / Balas dendam pengganti
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: BlackMail

Dieksekusi oleh suamiku sendiri, Marquess Tyran, aku mendapat kesempatan untuk kembali ke masa lalu.

​Kali ini, aku tidak akan menjadi korban. Aku akan menghancurkan semua orang yang telah mengkhianatiku dan merebut kembali semua yang menjadi milikku.

​Di sisiku ada Duke Raymond yang tulus, namun bayangan Marquess yang kejam terus menghantuiku dengan obsesi yang tak kumengerti. Lihat saja, permainan ini sekarang menjadi milikku!

Tapi... siapa dua hantu anak kecil itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BlackMail, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23 : Dia Datang!

Aku berdiri terpaku di antara mereka. Di satu sisi, Duke Raymond, perwujudan dari ketertiban dan perlindungan, rekanku yamg terpercaya, wajahnya mengeras karena amarah yang benar.

Di sisi lain, Luna Velmiran, musuh yang membingungkan, berdiri dengan senyum menantang, kipas hitamnya terbuka seperti sayap gagak. Bermanuver di udara dengan tubuhnya yang lentur.

Luna bergerak dengan keanggunan seorang bangsawan, menghindari serangan dan melumpuhkan para ksatria satu per satu tanpa membunuh. Dia sendirian, tetapi dia mempermainkan satu skuadron elit seolah-olah mereka adalah anak-anak.

"Cukup!" raung Duke Raymond, ekspresi wajahnya menunjukan frustrasi yang mencapai puncak. Dia mengangkat pedangnya yang berkilauan, tidak lagi menyerahkannya pada pasukannya. "Aku akan menanganinya sendiri!"

Dia melompat ke atas kuda perangnya, seekor kuda gagah berzirah perak yang meringkik siap bertempur. Dengan pedang terangkat, dia memimpin serangan.

Apa aku akhirnya bisa melihat seorang komandan bertarung?

Luna tidak mundur, padahal hawa kehadiran Duke begitu mengancam sampai aku merinding. Dia justru tersenyum lebih lebar. "Akhirnya singa ini mau menunjukkan taringnya."

Apa yang terjadi selanjutnya adalah badai dari benturan sihir dan baja. Duke Raymond menyerang dengan kekuatan dan kecepatan yang sulit untuk mataku ikuti.

Setiap tebasan pedangnya meninggalkan jejak cahaya keemasan, serangannya langsung dan kuat, dirancang untuk menghancurkan pertahanan lawan. Para ksatrianya mendukung dari jarak jauh, menembakkan panah-panah sihir yang melesat seperti bintang jatuh.

Tapi Luna bergerak seperti air.

Dia menari di antara serangan-serangan itu. Dia memutar tubuhnya dengan keanggunan yang tak terduga, jubahnya berkibar di sekelilingnya. Kipas hitam di tangannya menjadi perisai sekaligus boomerang yang tangguh.

Dengan satu kibasan, dia mampu menahan tebasan pedang Duke, sulit dipercaya dengan lengannya yang kurus itu.

Lalu dengan kibasan yang lain, dia melepaskan ular-ular laut transparan dari energi murni yang melesat untuk membelit kaki kuda-kuda ksatria, membuat mereka panik, terjatuh dan berguling di tanah.

Dia adalah perwujudan dari lautan: kadang tenang dan anggun, detik berikutnya ganas dan tak terduga.

Aku menarik Baren dan anak-anak yang tersisa untuk berlindung lebih jauh di balik reruntuhan. Dari sana, aku menyaksikan duel itu dengan napas tertahan. Aku melihat sisi lain dari Duke Raymond.

Dia bukan hanya politisi cerdas atau bangsawan yang ramah. Dia adalah seorang pejuang yang dahsyat, seorang singa di medan perang, dan hatiku berdebar melihat kekuatannya. Tapi lawannya... lawannya adalah monster dari jenis yang berbeda.

Setiap murid Akademi Trisula sekuat ini? Ketakutan dingin menjalari tulang punggungku. Aku akhirnya mengerti mengapa di masa depan, nama akademi itu sendiri cukup untuk menimbulkan trauma pada Marquess Tyran.

"Dia hanya mempermainkan kita!" Aku mendengar teriakan frustrasi dari para ksatria; serangan mereka yang kuat selalu dijawab dengan pertahanan yang licin. "Dia terlalu gesit!"

Luna tertawa, tawanya terdengar jelas di tengah dentang pertempuran. "Kalian terlalu kaku! Bertarung itu seperti menari!"

Mendengar itu, alih-alih terpancing, Duke justru semakin tenang dan berpikir dingin. Apa dia melihat celah yang aku lihat? Dia tidak lagi menyerang secara membabi buta. Dia mulai mengamati.

Ada pola unik dalam tarian Luna, ritme dalam gerakannya yang tampak sangat efisien seiring berjalannya waktu semakin sederhana. Itu sangat sempurna, tetapi juga menunjukkan kalau dia mulai lelah dan tidak bisa selincah sebelumnya.

Saat Luna sibuk memukul mundur para ksatria, celahnya terlihat saat dia melompat ke udara. Ini dia! Sekarang! Seolah mendengar isi hatiku, Duke menyarungkan pedangnya dan mengatupkan kedua tangannya.

"Lumen Vinctum!"

Sebuah lingkaran sihir emas yang menyilaukan meledak di bawah kaki Luna. Sebelum dia bisa bermanuver di udara dan menghindar, puluhan rantai yang terbuat dari cahaya murni melesat keluar, lebih cepat dari ular manapun. Rantai-rantai itu membelit pergelangan tangan, kaki, dan tubuhnya dengan erat.

Dia berusaha memberontak, tetapi tenaganya menghilang. "Apa!?" serunya kaget. "Tidak masuk akal... Kau keluarga Kaisar Gevarran? Sihir Anti-Sihir, mengejutkan hal seperti ini benar-benar ada."

Artefak-artefak di sekelilingnya meredup dan jatuh ke tanah. Kipas hitamnya terlepas dari genggamannya. Koneksi sihirnya telah diputus oleh cahaya suci dari sihir Duke.

Dalam sekejap, tarian itu berakhir.

Duke Raymond menarik pedangnya kembali. Dengan satu gerakan cepat, dia sudah berada di depan Luna, dan ujung pedangnya yang berkilau kini berhenti tepat di leher jenjangnya.

"Kau kalah, Kadet Velmiran," kata Duke, suaranya dingin dan penuh kemenangan.

​Keheningan total menyelimuti reruntuhan. Lalu kemudian, para ksatria bersorak. Mereka telah menangkap penyusup yang telah menghancurkan artileri mereka dan mempermainkan mereka.

​Aku merasakan kelegaan yang aneh. Pertarungan itu akhirnya sudah berakhir.

​Harusnya begitu. Namun, entah kenapa, bulu kudukku tiba-tiba berdiri. Udara di sekitarku pun terasa... salah.

​Aku melihat wajah tenang Luna Velmiran. Dia menatap rantai di tubuhnya, lalu menatapku. Tersenyum dengan manis. Dia tidak terlihat kalah sama sekali. Dia terlihat seperti sedang menunggu...

​Benar! Pasukan bantuan! Dia sedang menunggu bala bantuan!

​Pikiran itu menghantamku seperti sambaran petir. Aku berlari melewati para ksatria yang merayakan kemenangan, langsung menuju Duke Raymond.

​"Yang Mulia!" seruku, napasku terengah-engah. "Ini belum berakhir! Dia sedang menunggu bala bantuan! Kita harus segera pergi dari sini!"

​Duke menatapku, alisnya bertaut karena bingung. "Bala bantuan? Elira, intelijen kami tidak menunjukkan pergerakan pasukan lain di area ini. Pasukan utama mereka sudah dipukul mundur oleh Marquess."

​"Tidak! Tolong dengarkan saya," desakku, rasa panik mulai merayap di suaraku. "Dia tidak datang bersama pasukan utama. Dia datang sendiri!"

​Sikapku yang panik dan keyakinanku yang mutlak sepertinya cukup untuk menggoyahkannya. Dia percaya pada informasiku sebelumnya. Dia menatapku dalam-dalam, lalu berbalik ke arah pasukannya. "Ksatria! Hentikan perayaan! Menyebar! Awasi semua penjuru! Laporkan setiap pergerakan aneh, sekecil apapun!"

​Para ksatria, meskipun bingung, segera mematuhi perintah komandan mereka. Tapi aku masih merasa gelisah. Ini tidak cukup. Mereka tidak tahu apa yang akan mereka hadapi.

Aku harus memastikannya.

​Aku berbalik dan berjalan cepat ke arah Luna yang ditahan. Aku berdiri di depannya, menatap lurus ke matanya yang gelap.

​"Bala bantuanmu," kataku dengan suara rendah, agar para prajurit tidak mendengarnya. "Jangan bilang... si penyihir es yang datang." Aku mengambil risiko, menyebut sebuah nama dari mimpi buruk masa depan. "Grand Duke Orkamor."

​Reaksi Luna adalah semua konfirmasi yang kubutuhkan.

​Senyum di wajahnya lenyap. Matanya yang gelap melebar karena keterkejutan yang tulus dan tak terselubung. Untuk pertama kalinya, aku melihat rasa takut murni di wajahnya. "Ba-bagaimana..." bisiknya, suaranya nyaris tak terdengar. "Bagaimana kau bisa tahu nama itu?"

​Darah seolah terkuras dari wajahku. Aku terhuyung mundur. Jadi itu benar. Firasat terburukku benar.

​"Elira? Ada apa?" tanya Duke, mendekatiku setelah melihat reaksiku. "Siapa itu Grand Duke Orkamor?"

​Pertanyaannya adalah paku terakhir di peti matiku. Duke Raymond — seorang komandan yang memimpin garis depan, anggota keluarga kerajaan, Kepala Dewan Intelijen — tidak mengenali nama itu. Itu wajar mengingat dia adalah variabel tidak terduga yang keberadaannya hanya dianggap mitos nelayan.

Laut yang terbelah. Kuda yang berlari di atas lautan. Istana es yang muncul dari dalam laut. Banyak mitos tentangnya yang di masa depan akan dikonfirmasi sebagai fakta.

Namun, ini buruk. Itu artinya Grand Duke Orkamor bukanlah bagian dari strategi perang mereka. Mereka sama sekali tidak siap. Mereka semua dalam bahaya besar.

Lebih dari itu, rupanya perang yang sebenarnya bahkan belum dimulai.

​"Baren!" teriakku, berbalik ke arah pasukanku dengan panik. "Bawa anak-anak pergi dari sini! SEKARANG JUGA! Lari secepat yang kalian bisa! Jangan berhenti sampai kalian mencapai Silverwood!"

​"Nona?"

​"ITU PERINTAH!!"

​Duke memegang lenganku, wajahnya penuh kebingungan dan kekhawatiran. "Elira, tenanglah! Katakan padaku, siapa Grand Duke ini!?"

​Aku membuka mulutku untuk menjawab, untuk mencoba menjelaskan tentang monster yang akan datang, monster yang akan membawa musim dingin abadi hanya dari sisa sihirnya yang tertinggal di Atika.

​Tapi aku tidak punya kesempatan.

​Suhu di seluruh area anjlok secara tiba-tiba dan tidak wajar.

​Napas kami keluar dalam bentuk uap putih yang tebal. Lapisan es tipis mulai merayap di atas puing-puing yang membara, mendesis saat bertemu dengan api. Udara menjadi begitu dingin hingga terasa menyakitkan untuk bernapas.

​Sesosok bayangan muncul dari kegelapan di belakang Luna, mendarat tanpa suara.

​Pria paling kuat dan berbahaya di perang ini telah muncul.

1
BlackMail
Makasih udah mampir.🙏
Pena Santri
up thor, seru abis👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!