Mengisahkan tentang Ling Yi, seorang gadis desa yang mendadak kehilangan kebahagiaannya akibat suatu bencana tak terduga.
Bukan karena musibah, melainkan karena peristiwa kebakaran yang di sengaja oleh pasukan jahat dari suatu organisasi rahasia.
Di saat itu pula, Ling Yi juga menyadari bahwa ia memiliki suatu keistimewaan yang membuat dirinya kebal terhadap api.
Malam itu, kobaran api yang menyelimuti rumah mungilnya itu akhirnya menjadi saksi bisu tentang kepedihan, kesedihan, kemarahan, serta kebencian yang memuncak dalam tekadnya untuk membalaskan dendam.
"Tidak bisa aku maafkan! Penderitaan ini, aku pasti akan mengingatnya seumur hidupku!"
"Akibat ulah mereka, aku sampai harus kehilangan ibuku, ayahku, tempat tinggal, serta semua harta bendaku,"
"Aku bersumpah! Suatu hari nanti, aku pasti akan menghabisi mereka semua dengan apiku sendiri!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SSERAPHIC, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berhutang Budi
Raja Xiao Wei akhirnya tersenyum dan mulai bercerita.
"Sebenarnya, aku berhutang budi pada ayahmu karena ia pernah menyelamatkan hidupku di masa lalu. Padahal kami sama sekali tidak saling kenal waktu itu. Namun, berkat keberanian ayahmu, aku bisa selamat dari bahaya yang hampir merenggut nyawaku. Sejak itu, aku pun sudah menganggap ayahmu seperti sahabatku sendiri," ucap Raja Xiao Wei sambil tersenyum
Ling Yi pun ikut terharu mendengarkan kisah yang ia ceritakan tentang ayahnya. Ia belum mampu menjawab apa-apa. Lalu, Raja Xiao Wei kemudian melanjutkan perkataannya.
"Aku dengar, beberapa waktu lalu kalian telah terkena musibah yang di sebabkan oleh pasukan jahat. Aku ingin membantumu memecahkan misteri tentang keberadaan ayahmu, dan membantumu membalaskan dendam, sebagai bentuk terima kasihku kepada Ling Chen. Oleh karena itu, aku mengirim Xiao Feng menggantikanku untuk mencari keberadaanmu, agar aku bisa secepatnya membantumu," ucap Raja Xiao Wei dengan lembut.
"Jadi ternyata ini alasan Raja Xiao Wei dan Xiao Feng membantuku," gumam Ling Yi dalam hati.
"Bagaimana Ling Yi? kamu sudah mengerti kan?" tanya Xiao Feng pada Ling Yi .
Ling Yi pun menatapnya dan mengagguk sebagai jawaban.
"Iya, aku sudah mengerti sekarang," ucap Ling Yi sambil tersenyum.
"Jadi, bagaimana Ling Yi? Kamu bersedia kan menerima bantuanku?" tanya Raja Xiao Wei penuh harap.
Dengan sungkan, Ling Yi pun akhirnya menerima kebaikan Raja Xiao Wei yang ingin membantunya .
"Baiklah, Yang Mulia. Hamba akan menerima bantuan dari anda. Terima kasih banyak atas kebaikan anda. Dan juga, maaf karena sudah membuat anda repot-repot datang kemari," ucap Ling Yi terharu sambil menunduk hormat.
"Tidak masalah, Ling Yi. Tidak perlu sungkan. Terima kasih kembali karena sudah bersedia menerima bantuan dariku dan juga Xiao Fen," jawab Raja Xiao Wei sambil tersenyum, lalu meminta Xiao Feng untuk keluar terlebih dahulu.
"Xiao Feng, kamu tunggulah di luar. Ayah ingin berbicara sebentar dengan Ling Yi," ucap Raja Xiao Wei pada Xiao Feng.
Mereka berdua pun merasa bingung, namun pada akhirnya Xiao Feng tetap menuruti perintah ayahnya itu.
"Baiklah. Aku permisi dulu, ayah. Ling Yi, aku akan menunggumu di luar," jawab Xiao Feng.
"B-baik," ucap Ling Yi kebingungan.
"Aku harus apa sekarang?" tanya Ling Yi dalam hati.
Xiao Feng pun pamit undur diri dan meninggalkan ruang tamu itu.
"Ling Yi, aku ingin berbicara sedikit tentang Xiao Feng. Boleh kan?" tanya Raja Xiao Feng dengan suara pelan, agar Xiao Feng tidak bisa mendengarnya dari luar.
"T-tentu, Yang Mulia. Tentu saja boleh," ucap Ling Yi gugup.
"Sebenarnya, Xiao Feng yang sebelumnya adalah anak yang cukup keras. Ia juga cenderung pendiam dan jarang tersenyum. Ia bahkan sempat menolak perintahku untuk memintanya mencarimu, dan akhirnya pergi mencarimu hanya karena terpaksa. Namun, aku benar-benar tidak menyangka bisa melihatnya tersenyum lepas seperti hari ini, setelah ia bertemu denganmu," ucap Raja Xiao Feng.
Ling Yi pun terpaku mendengarkan penjelasan Raja Xiao Wei. Ia sama tidak menyangkanya dengan Raja Xiao Wei, setelah ia menceritakan kebenaran tentang Xiao Feng.
"Ling Yi, sepertinya perubahan sikap dari Xiao Feng itu benar-benar ada kaitannya denganmu. Aku merasa kamu telah memberikan aura yang positif untuk Xiao Feng. Jadi, aku mohon, dan aku berharap padamu, agar kamu bisa lebih lama berada di sisinya, dan menjaganya untuk mempertahankan perubahan baik pada dirinya itu. Bagaimana, Ling Yi? Bolehkan aku menitipkan Xiao Feng padamu?" tanya Raja Xiao Feng penuh harap.
Sudah seperti ini, rasanya tidak enak jika Ling Yi menolak permohonan beliau. Bagaimana Ia tidak merasa sungkan? Sudah cukup banyak yang di lakukan Raja Xiao Wei dan juga Xiao Feng untuknya hingga detik ini, terutama karena kebaikan mereka membiarkannya tinggal di istana ini dan bahkan bersedia membantunya tanpa pamrih. Ling Yi pun mengumpulkan keberanian untuk menerima permohonan Raja Xiao Wei sebagai balasan rasa terima kasih darinya .
"Baiklah, Yang Mulia. Hamba mengerti maksud Yang Mulia. Hamba berjanji, akan selalu berusaha untuk menjaga pangeran xiao Feng dan menemani di sisinya semampu hamba," ucap Ling Yi sambil tersenyum.
Raja Xiao Wei pun tersenyum bahagia mendengarkan jawaban Ling Yi.
"Terima kasih, Ling Yi. Terima kasih. Aku yakin aku bisa mengandalkanmu," ucap Raja Xiao Wei.
Mereka berdua kemudian keluar dari ruang tamu, menemui Xiao Feng yang sudah menunggu mereka di luar. Raut wajah Raja Xiao Wei seketika terlihat bahagia dan tersenyum menatap Xiao Feng.
"Xiao Feng, Ling Yi, maaf aku tidak bisa berlama-lama di sini. Aku harus kembali ke istanaku sekarang juga. Lain waktu, aku pasti akan mengunjungi kalian lagi," ucap Raja Xiao Wei dengan lembut.
"Baiklah, ayah. Terima kasih sudah berkunjung," ucap Xiao Feng.
"Semoga anda sehat selalu, dan tiba di istana dengan selamat," ucap Ling Yi sambil tersenyum.
"Terima kasih, Ling Yi. Sebentar, aku punya sesuatu untukmu," ucap Raja Xiao Wei.
Ling Yi pun menatap beliau penuh heran. Ia lalu memanggil salah seorang pengawalnya untuk membawakan barang bawaan yang ia bawa dari istananya.
"Pengawal, bawakan dokumen-dokumen itu padaku," ucap Raja Xiao Wei.
"Ini, Yang Mulia," ucap pengawal tersebut sambil menyerahkan dokumen yang Raja Xiao Wei maksud. Raja Xiao Wei menerima dokumen itu, kemudian beralih memberikannya pada Ling Yi
"Ini untukmu, Ling Yi. Aku ingin kamu mempelajari dokumen-dokumen ini dan memahami kemampuan khususmu dengan lebih baik," ucap Raja Xiao Wei.
Ling Yi pun penasaran dan menerima dokumen-dokumen tersebut.
"Terima kasih banyak Yang Mulia. Hamba pasti akan membacanya dan mempelajari semua dokumen ini dengan baik," kata Ling Yi dengan hormat.
Raja Xiao Wei tersenyum dan mengangguk. "Tentu, aku percaya padamu. Dan aku juga percaya, bahwa suatu hari nanti kamu pasti bisa menemukan ayahmu."
Ling Yi merasa terharu dan kembali berterima kasih kepada Raja Xiao Wei. Raja Xiao Wei pun pamit undur diri dan kembali pulang ke istananya dengan kereta kuda.
"Ling Yi, ayo ke perpustakaan istanaku. Di sana, kamu bisa membaca dan mempelajari dokumen-dokumen itu dengan lebih tenang," ajak Xiao Feng.
Ling Yi pun menerima ajakan darinya dan mengikutinya sampai ke perpustakaan. Di sana, mataku benar-benar terpesona melihat begitu banyak rak-rak yang menjulang tinggi yang dipenuhi oleh buku-buku dan juga dokumen di dalamnya.
Xiao Feng lalu mengajak Ling Yi untuk duduk di salah satu meja yang cukup indah yang diterangi oleh pantulan cahaya matahari dari jendela perpustakaan.
"Duduklah dan baca dokumen itu di sini. Aku tidak akan mengganggu," ucap Xiao Feng dengan lembut.
"Terima kasih, Xiao Feng," ucap Ling Yi.
Xiao Feng pun hanya tersenyum dan beralih mendekati rak buku untuk memilih buku-buku yang ingin dibacanya.
Ling Yi pun beralih menatap dokumen yang sudah ia letakkan di atas meja. Ia mulai membukanya, dan membacanya satu-persatu.
Beberapa menit setelahnya, Ling Yi melihat Xiao Feng datang dengan beberapa buku di tangannya, menarik kursi di sebelah Ling Yi dengan sangat lamban agar tidak menggaggu sang gadis.
Ling Yi pun terkekeh menatapnya karena tingkah lakunya yang cukup menghibur. Begitu pula Xiao Feng yang ikut tersenyum, lalu memberi kode pada Ling Yi untuk kembali fokus pada bacaannya.
Mereka berdua pun menghabiskan waktu berdua di perpustakaan itu dengan tenang, damai dan penuh fokus pada bacaan mereka masing-masing.
Anehnya, meski tidak saling berkomunikasi, Ling Yi tetap bisa merasakan, bahwa mereka berdua sama-sama merasa nyaman dengan situasi ini. Entah apa alasannya, dan entah mengapa hal itu bisa terjadi.
🤗