Seorang gadis muda bernama Alya dikhianati oleh kekasihnya, Raka, dan sahabat dekatnya, Mira, yang menjalin hubungan di belakangnya. Dunia Alya runtuh. Namun, tanpa diduga, dia justru dinikahi oleh Davin, om dari Raka , seorang pria dewasa, mapan, dan berwibawa. Hidup Alya berubah drastis. Dia bukan hanya menjadi istri sah seorang pengusaha kaya, tapi juga tante dari Mira dan mantan pacarnya. Dari situ, kisah balas dendam elegan dan kisah cinta tak terduga pun dimulai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8 Serangan ke Rumah Tangga
Hari Jumat siang, Alya mengajak Kevin rapat sendirian di ruang kreatif. Semua terekam kamera tersembunyi.
Kevin mulai melancarkan aksinya. Ia mencoba menggoda secara halus.
“Alya... kamu sebenarnya nggak bahagia, ya? Sama suami kamu?” tanya Kevin
Alya pura-pura tersenyum. “Kamu perhatian banget, ya?”
“Karena aku nggak suka liat kamu disia-sia in…” jawab Kevin yang merasa jebakannya berhasil
Dan ketika Kevin mencoba menyentuh tangan Alya, ia berdiri dan membuka pintu.
Davin masuk bersama pengacara dan seorang petugas keamanan kantor.
“Terima kasih, Kevin. Semua rekaman ini akan kami kirimkan ke polisi. Termasuk semua bukti keterlibatanmu dengan Clara dan Mira.”
Wajah Kevin pucat.
Alya menatapnya dingin. “Kau kira aku bisa dijebak seburuk itu? Kalian tidak kenal siapa aku sekarang.”
Malam itu, Alya duduk di balkon rumah bersama Davin. Angin berhembus pelan. Bintang-bintang bersinar cerah.
“Mereka terus mencoba menjatuhkan aku,” kata Alya.
Davin menggenggam tangan istrinya. “Tapi kamu selalu bisa berdiri lebih tinggi dari serangan mereka.”
Alya mengangguk. “Karena ini bukan hanya tentang balas dendam. Ini tentang menunjukkan... bahwa aku tidak bisa dipatahkan.”
Dan malam itu, untuk pertama kalinya sejak perang ini dimulai, Alya tertawa ringan.
Ia tahu... dia menang dalam satu babak lagi dan permainan baru saja dimulai.
Hari-hari Mira terasa semakin berat. Setelah gagal menjatuhkan Alya dengan gosip dan jebakan pria bayaran, reputasinya perlahan mulai tercoreng.
Beberapa brand fashion yang dulu sering menggandengnya sebagai endorser, kini mulai mengambil jarak.
Followers-nya di Instagram turun drastis. Kolom komentarnya dipenuhi kritikan pedas.
“Ternyata kamu yang sirik ya.” “Lain kali mikir sebelum sebar fitnah.”
“Alya lebih elegan dari kamu, jelas banget siapa yang salah.”
Mira yang terbiasa dielu-elukan mulai kehilangan kontrol. Ia tak terima. Tak bisa menerima bahwa perempuan yang dulu ia rendahkan kini menjadi simbol kekuatan dan keberhasilan.
Yang lebih menyakitkan, Alya kini menjadi Tante dari Raka secara sah. Dan belum lagi Davin, pria berkelas dan kaya raya, memihak Alya tanpa ragu.
“Alya tuh siapa sih?! Dasar kampungan yang untung dapat suami tua!” geram Mira suatu malam, melempar ponselnya ke sofa.
Clara mencoba menenangkannya. Tapi Mira sudah kehilangan logika. Dan di balik kemarahannya, ia lupa bahwa masa lalunya sendiri tidak sebersih yang ia tampilkan di media sosial.
Sementara itu, Alya dan Davin sedang menyusun program sosial bersama Yayasan Tiara—a yayasan yang Davin bangun untuk mengenang mendiang istrinya. Tapi kali ini, yayasan itu akan dinaungi oleh Alya sebagai wajah baru. Sebuah langkah besar yang disorot oleh banyak media.
“Bagaimana kalau kita adakan seminar tentang bullying digital dan pengkhianatan sahabat?” usul Alya.
“Itu topik yang sangat kamu kuasai,” ujar Davin sambil tersenyum.
“Dan pastinya, mengena.” sambung Davin,
Alya mengangguk dan tersenyum. Ia ingin pengalaman pahitnya menjadi pelajaran bagi banyak perempuan di luar sana. Bukan hanya sebagai bentuk perlawanan, tapi juga pemulihan.
Namun, di balik kesibukan itu, Davin mendapat pesan tak terduga dari seorang pria bernama Haris—mantan asisten pribadi Mira lima tahun lalu. Pesan itu berisi:
“Pak Davin, saya punya rekaman penting terkait masa lalu Nona Mira. Saya yakin Anda perlu tahu siapa dia sebenarnya.”
Awalnya Davin mengabaikan. Tapi setelah tiga kali pesan serupa dikirim, ia memutuskan untuk bertemu langsung.
Pertemuan dilakukan di sebuah kafe tertutup. Haris datang membawa sebuah harddisk kecil. Tangannya gemetar, suaranya berbisik.
“Saya dulu kerja sama Mira, Pak. Saya tahu semua proyek endorsement-nya, perjalanan luar negerinya, sampai kehidupan pribadinya. Tapi yang ingin saya tunjukkan ini... lebih dari sekadar gosip.”
Ia membuka rekaman di laptop.
Video pertama, Mira sedang bersama seorang pria tua di hotel mewah, memeluknya mesra sambil menyebutnya “Daddy”. Tanggal video itu menunjukkan lima tahun lalu—saat Mira masih kuliah dan mengaku hidup dari uang jajan orang tua.
Video kedua, Mira sedang bersama Clara, tertawa saat membicarakan rencana menjebak seorang mahasiswi yang ‘terlalu pintar dan terlalu suci’. Dan nama yang mereka sebut?
“Alya.”
Davin mengepalkan tangan. “Jadi fitnah itu bukan spontan. Sudah direncanakan?”
Haris mengangguk. “Saya menyimpan semua ini bertahun-tahun karena takut. Tapi sekarang, melihat apa yang mereka lakukan ke Ibu Alya... saya rasa, sudah waktunya mereka dihadapkan dengan kebenaran.”
Malam itu, Davin menyerahkan semua rekaman ke Alya. Ia tak langsung menonton, hanya menatap harddisk itu dengan napas berat.
“Kalau aku buka ini, berarti aku benar-benar membuka kotak Pandora yang akan menghancurkan mereka.” gumam Alya sembari terus menatap harddisk itu
Davin menatapnya lembut. “Kamu tidak sendiri. Aku di sini. Dan yang terpenting, kamu bukan balas dendam. Kamu menegakkan keadilan.”
Beberapa hari kemudian, video rekaman Mira yang memeluk pria tua itu tersebar di media sosial. Tidak dari akun Alya. Tapi dari akun Haris—yang kini memberanikan diri buka suara sebagai whistleblower.
Netizen heboh. Banyak yang marah karena merasa tertipu selama ini.
“Katanya suci, ternyata sugar baby?”
“Pantes jahat banget, ternyata masa lalunya juga kelam.” “
Fitnah orang lain biar aib sendiri gak kelihatan, ya?”
Mira murka. Ia menelepon Clara sambil menangis.
“Kita harus cari tahu siapa yang nyebarin ini! Aku bisa hancur!”
Namun Clara tak menjawab. Ia justru mulai menjaga jarak. Karena satu rekaman lain ikut tersebar, video Clara dan Mira yang merencanakan jebakan untuk Alya.
Reputasi mereka kini benar-benar hancur.
Di sisi lain, Alya menjadi simbol kekuatan baru. Ia diundang ke berbagai acara untuk bicara tentang pengkhianatan dan penyembuhan. Ia bukan hanya istri Davin—tapi wanita yang berhasil bangkit dari fitnah dan membuktikan bahwa kebenaran selalu menemukan jalannya.
Saat seminar perdana diadakan, Alya berdiri di hadapan ratusan perempuan muda.
“Aku pernah dikhianati. Pernah difitnah. Tapi aku tidak membalas dengan cara yang sama. Aku memilih membuktikan. Karena ketika kamu memilih untuk tetap bermartabat, kamu sudah menang dari mereka yang hanya tahu menjatuhkan.”
Tepuk tangan menggema di ruangan itu.
Di sudut ruangan, Raka hadir diam-diam. Wajahnya penuh penyesalan. Ia kini tahu, cinta sejati bukanlah yang tampak sempurna, tapi yang tetap berdiri meski hancur berulang kali.
Iya baru sadar jika dulu ia hanya di buatkan napsu yang tidak akan bertahan lama. Ia memilih menghianati Alya bersama Mira.
Dia pikir Mira. Adalah wanita terbaik bukan seperti Alya yang selalu sok suci.
Dan kini, Alya... adalah perempuan paling kuat yang pernah dikenalnya. penyesalan itu babai tak berarti karena sekeras apapun keinginan dia waktu tidak bisa di putar kembali.
Bersambung
kn ksel kl trs ngusik alya sm davin....
raka bnrn tlus atwcma modus????
kya'nya dia pduli sm alya,tkut d skiti ktanya....
aku udh mmpir lg...tp gmes pgn getok kplanya tu orng,gila bgt smp ftnah plus neror sgla sm alya....pdhl kn mreka yg udh jht....