Siapa yang ingin hidup dalam kekurangan semuanya pasti mau hidup serba berkecukupan. Tapi itu takdir tak seorang pun tau hidup mereka akan seperti apa.
Ira seorang ibu rumah yang dulu berada diatas di hantam badai hingga terjatuh kebawah.
Mana dulu yang mengaku sebagai saudara? Tak satu pun ada yang peduli. Suaminya terpaksa jadi ojol untuk mencukupi kebutuhan hidup. Akankah hidup Ira berubah?Lantas bagaimana dengan keluarganya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ima susanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8
Ira sudah melupakan kejadian kemaren. Seperti biasanya setiap pagi di rumahnya sudah riuh dengan anak - anak yang tengah sibuk menyiapkan perlengkapan sekolah mereka. Sedangkan Ira sendiri sibuk mempersiapkan sarapan dan perbekalan untuk Dafa dan Dhan.
Walau hanya membaut sarapan sederhana dan bekal juga seadanya tidak membaut keluarga Ira bersedih. Mereka malah bersyukur bahwa masih bisa makan u tuk hari ini. Makanan akan terasa lezat bila bisa berkumpul di tengah kehangatan keluarga.
Setelah selesai sarapan Dafa dan Dhani bersiap berangkat kesekolah. Mereka berpamitan pada ibu mereka. Dan tak lupa Ira memasukan bekal yang sudah ia siap kedlaam tas Dafa dan Dhani. Walau suaminya tak meminta bekal seperti anak - anaknya tapi Ita selalu menyiapkan kopi dan air putih untuk suaminya.
"Bu, aku jalan dulu." pamit Dafa.
"Tumben cepat berangkat Dafa?" tanya Ira.
"Ada tugas yang mesti aku selesaikan pagi ini,bu. Aku jalan dulu. Assalamualaikum." Dafa mencium punggung tangan ibunya lalau berpindah pada ayahnya.
"Bekasnya sudah ibu masukin tas, hanya lupa di makan !" seru Ira pada putra sulungnya itu. Dafa mencium punggung tangan ibunya dengan takzim begitu juga pada ayahnya ia melakukan hal yang sama seperti yang ia lakukan pada ibunya.
"Bu, aku berangkat dulu. Assalamualaikum." Dafa pun pergi berlalu dengan motor kesayangannya. Motor itu di beli Ira sewaktu suaminya mulai ada rezeki, itu motor pertama yang mereka puny.
Beberapa tahun kemudian bari suaminya membeli motor yang ia pakai sekarang. Abang Ira yang nomor dua kebetulan motornya susah di pakai untuk bawa barang, meminjam motor Ira. Berhubung Dafa sudah SMK, Ira memutuskan meminta kembali motornya.
"Dek, mas berangkat dulu. " Hari pun pamit pada istrinya, Ira mencium punggung tangan suaminya.
"Ga ada yang ketingalankan?" Ira selalu memperingatkan suaminya terhadap barang - barang yang di perlukan suaminya untuk narik hari ini.
"Udah semuanya kok, Dhani mana? buruan nanti telat ayah yang disalahkan." Haris malas mendengar mulut anak keduanya yang kalau bicara agak tajam tanpa meliaht siapa lawan bicaranya.
"Dhani, buruan nanti telat." teriak Ira.
"Iya, bu. Ini lagi pake celana." teriak Dhani dari dalam kamar mandi. Tak lama putranya itu sudah rapi dan siap berangkat.
"Ngapain sih di kamar mandi? lama amat." protes Ira.
"Mules bu, daripada buang air besar di sekolah lebih baik di rumah. Ga ada yang gangguin." jawab Dhani sambil menenteng tas sekolahnya.
"Ga ada yang kelupaan kan?" tanya Ira.
"Ga, bu. Kalau gitu adek berangkat dulu. " Dhani tak lupa mencium tangan ibunya sebelum pergi. Lalu duduk di jok belakang motor ayah yang sudah siap dari tadi.
"Berangkat dulu, bu. Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam, hati - hati. Sekolah yang benar." pesan Ira sebelum keduanya menjauh.
Setelah motor suaminya tak terlihat lagi Ira masuk kedalam rumah untuk melanjutkan pekerjaan yang masih belum selesai ia kerjakan. Rasanya tak ada habis - habis kalau sudah menyangkut pekerjaan rumah.
Tapi Ira menikmati perannya sebagi seorang ibu rumah tangga. Yang pekerjaan hampir sama setiap harinya. Lelah tak lagi ia rasakan manakala saat ia melihat senyum pada kedua putranya, lelah itu setika langsung hilang.
...****************...
Assalamualaikum kk,.selamat beraktifitas. Terimakasih supportnya dan jangan lupa tinggalkan jejak berupa like dan komen serta votenya yang banyak biar thor semakin semangat menulis bab selanjutnya 😘😘🙏🙏
follow instagram Ima.susanti.963
Youtube Cat Lovers
nauzubillah mindalik